Surat Rindu Untuk Adinda

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh Adinda, apa kabarmu di sana, sudah lama nian kita tak bersua. Tahukah kamu ada segumpal rindu yang membuncah dalam dada, yang mengalir dalam urat nadi membuat seluruh tubuhku bergetar saat kenangan akan dirimu hadir menghias memori otakku yang mulai tergerus termakan usia. Adakah kerinduan yang sama kau rasakan jua kepada diriku ini.

Beberapa hari lagi kita kan jelang bulan suci Ramadhan, bulan yang lebih baik dari seribu bulan. Sungguh bulan yang penuh barokah, bulan yang takkan pernah terlupakan dalam hidupku, Bulan yang penuh kisah kenangan antara dirimu dan diriku.

Setiap menjelang sore kukayuh sepeda kumbangku menembus keramaian malam kota Makassar demi mencari masjid mana lagi yang akan kita kunjungi untuk berbuka puasa, sholat Maghrib, sholat Isya sekaligus sholat tarawih, dan diboncengan tepat dibelakangku engkau duduk begitu rapatnya. Tanganmu yang gemulai memeluk tubuhku erat-erat penuh rasa kasih sayang. Aku bisa merasakan detak jantungmu berdegup kencang menjalari punggungku membuat rasa sayangku bertambah padamu.

Tentu engkau masih ingat saat kita berada di tepian Pantai Losari pada senja hari yang indah. Sinar matahari yang merah oranje keperakan menerangi bianglala sebelum akhirnya tenggelam di ufuk Barat. Ketika itu bedug pertanda berbuka puasa sudah berbunyi. Kamu tahu bahwa aku tak punya uang sepeserpun untuk membeli makanan atau minuman buat kita pakai berbuka puasa.....(kelanjutannya ada dalam buku Bersurat-suratan di Bulan Ramadhan.)

Bagaimana para sahabat-sahibit blogger se-dunia, kalian masih ingin melanjutkan membaca Surat Rindu Untuk Adinda yang mengharu birukan ini hingga tuntas ??? Bila memang demikian silahkan membeli bukunya saja, karena Surat Rindu Untuk Adinda ini telah terbit dalam sebuah buku bersama 30 surat lainnya yang tak kalah bagusnya. Oh iya bukunya sendiri berjudul Bersurat-suratan di Bulan Ramadhan, terbitan FAM Publishing, 2013.

Dan yang ikutan sebagai kontributor sebanyak 30 orang penulis dari seluruh Indonesia, yakni, Acet Asrival (Padang, Sumatera Barat), Ade Irda Savitri (Pekanbaru), Putri Indri Astuti (Antalya, Turkey), Arina Nur Permata Ilmi (Banyumas, Jawa Tengah), David Hukom (Samarinda), Dedi Saeful Anwar (Cianjur, Jawa Barat), Dewi Ari Ari (Malang, Jawa Timur), Dito Anurogo (Palangkaraya), Epi Luthfi (Sukabumi), Esastri Eviawati (Kendari), Fandi Andrian Cindra Putra (Tegal), Fia Fauziah Rahman (Depok), Guy Le Fleur (Bengkalis, Riau), Hariyanto Wijoyo (Makassar, Sulawesi Selatan - admin BlogS Of Hariyanto), Ii Istiqomah (Tangerang, Banten), Yusrina Sri Oktaviani (Padang, Sumatera Barat), Ken Hanggara (Surabaya, Jawa Timur), Hasan Asyhari (Padangpanjang, Sumatera Barat), Nida’Ufairah (Pasaman Barat, Sumatera Barat), Ovi Annisa Qurrota A’yun (Boyolali), Riska Ayu Purnama Sari (Malang, Jawa Timur), Salma Fauziah A.S (Depok, Jawa Barat), Sandi Iswahyudi (Kota Batu, Jawa Timur), Santy Nur Fajarviana (Madiun), Suharto (Depok), Syarifah Hanum (Lhokseumawe, Aceh), Tri windari Hesti (Kalimantan Tengah), Wahyu Prihartini (Pasuruan), Warno Adi Susilo (Wonogiri, Jawa Tengah) Yulyana Safitri (Yulyana Safitri Al-Khilafah) (Lhokseumawe, Aceh).

Surat Rindu Untuk Adinda dimuat Dalam Buku Berjudul
Bersurat-suratan di Bulan Ramadhan
Penerbit FAM Publishing, 2013.

Buku Ini adalah Kumpulan Karya Pemenang dan Nominator dalam Lomba Menulis Surat Bulanan Group FAM Indonesia dengan tema “Yang Asyik, Yang Lucu, Yang Berkesan di Bulan Ramadhan”.