Rakyat Bersatu Tak Bisa Dikalahkan

“Hei apa yang terjadi !?” teriak lelaki muda, salah seorang penumpang pete-pete (1). ‘Kenapa lalulintas jadi macet begini, jam berapa saya bisa sampai di kantorku kalau begini !??”
“Biasa pak, mahasiswa sedang melakukan aksi demo, katanya ada truk trailer yang mengangkut peti kemas di parkir mahasiswa melintang menutupi jalan di bawah Jembatan Flyover, sehingga kendaraan tak bisa melintas.” Kata sopir pete-pete . “Itu asap hitam mengepul naik membumbung ke awan, artinya ada lagi ban bekas yang dibakar oleh para mahasiswa.”

Rakyat Bersatu Tak Bisa Dikalahkan
Klakson mobil bersahutan dengan klakson motor membelah angkasa seolah-olah menjadi musik latar saat cuaca terik yang membakar membuat kepala para pengemudi dan pengendara seakan-akan menguap mengepulkan asap kemarahan yang akan meledak.

“Ini tak bisa dibiarkan lagi. !!!” teriak seorang bapak tua yang juga penumpang pete-pete. “Mereka sudah keterlaluan, membuat semua orang menjadi susah.”

“Ya, mahasiswa hanya mementingkan diri sendiri, tidak pernah peduli dengan kepentingan masyarakat, itu namanya egois. !!” sahut seorang ibu, penumpang pete-pete itu. “Lalu apa yang harus kita lakukan, karena kalau begini terus situasinya setiap hari, saya jelas-jelas rugi, dan penghasilan juga semakin berkurang.” Kata supir pete-pete itu pasrah dengan keadaan. “Mau diapakan lagi, tak ada yang bisa lakukan untuk melawan aksi demo mahasiswa.”

“Bisa pak !!” kata lelaki muda itu lagi. “Asalkan rakyat bersatu tak bisa dikalahkan !!” Semua penumpang pete-pete itu menganggukkan kepala tanda setuju.

Supir pete-pete itu membuka pintu mobilnya, kemudian turun menghampiri mobil pete-pete lain yang juga terjebak dalam kemacetan. Nampak supir pete-pete itu berbicara kepada sesama supir pete-pete, dan tak lama kemudian, supir pete-pete yang diajak bicara itu ikut turun juga. Lalu mereka bersama-sama menghampiri supir-supir pete-pete lainnya.

Melihat hal itu, lelaki muda itu kemudian turun dari pete-pete sambil berkata kepada penumpang lainnya, ayo bapak ibu, ini saatnya rakyat beraksi melawan kemungkaran dan anrkisme.

Setelah berkata demikian, lelaki muda itu menghampiri penumpang pete-pete lainnya yang juga telah turun. Dan penumpang lainnya yang satu mobil pete-pete dengan lelaki muda itu juga mulai turun satu persatu dengan raut wajah yang penuh kemarahan.

Perlahan-lahan, semua pengemudi mobil, baik pete-pete, mobil dinas ataupun mobil pribadi beserta para penumpangnya turun semua. Begitu juga para pengendara motor. Mereka semua berjalan perlahan dengan emosi yang meledak-ledak menuju kearah di mana mahasiswa sedang melakukan aksi demo-nya.

Belasan orang rakyat berkumpul mejadi puluhan orang. Puluhan orang berkumpul menjadi ratusan orang. Ratusan orang berkumpul menjadi ribuan orang. Dan semuanya bergeak ke arah yang sama yakni Jembatan Flyover Kota Makassar, mempunyai maksud tujuan yang sama yaitu melawan kemungkaran dan anarkisme.

Polisi brimob dan sabhara yang menjaga aksi demonstrasi mahasiswa itu sangat terkejut saat melihat ribuan orang yang bergerak menuju kea rah mahasiswa sambil berteriak, Rakyat Bersatu Tak Bisa Dikalahkan !!!.

Para mahasiswa yang sedang melakukan aksi demo, yang jumlahnya hanya puluhan orang, juga kaget melihat betapa banyaknya orang-orang yang bergerak kearah mereka. Salah seorang mahasiswa yang berdiri di atas peti kemas yang dimuat oleh truk trailer. Berdiri dengan berlatar bendera almamaternya yang berkibar-kibar, sambil memegang megaphone berteriak kepada rakyat yang bergerak kearah mereka, “bapak-bapak ibu-ibu, kami mohon maaf sudah menghalangi jalan anda dan membuat macet, ini semua kami lakukan demi kepentingan kita bersama.”

“Bohong !!!” Kalian mahasiswa semuanya pembohong !!!” teriak masyarakat serentak menjawab apa yang dilontarkan oleh mahasiswa tadi.

Para personil polisi dengan sigap segera berdiri di antara mahasiswa dan masyarakat yang telah berdiri berhadap-hadapan.

“Kalian mahasiswa mengatakan membela kepentingan rakyat. !!” teriak seorang ibu.
“Ya, kami mahasiswa memang melakukan aksi demo ini demi membela kepentingan masyarakat !!” jawab mahasiswa itu bangga.
“Itu bohong besar.” Teriak ibu itu lagi. “Coba kalian lihat kesekeling kalian, apa itu yang dibilang membela kepentingan masyararakat, aksi kalian ini hanya menyebabkan kemacetan.!!” Saat mahasiswa yang di atas peti kemas menebar pandangannya ke sekeliling lokasi jembatan Flyover, maka yang nampak olehnya adalah antrian kendaraan yang terjebak macet , dan panjangnya sudah seperti ular naga. Seketika itu juga keringat dingin mulai mengalir membasahi seluruh tubuhnya.

“Kalian tidak pernah memikirkan kepentingan masyarakat banyak. Yang mau pergi kantor, yang mau ke pasar, yang mau ke sekolah, bahkan yang mencari nafkah , itu semua menjadi tertunda, terhambat dan terhalang oleh aksi kalian, apakah ini yang kalian sebut dengan membela kepentingan masyarakat.” Teriak supir pete-pete dengan nada emosi.

“Kalian mengatakan mahasiswa adalah sebagai social control.” Kata seorang bapak tua. “Tapi yang kalian lakukan adalah sebuah kesewenang-wenangan, sebuah penindasan atas aktifitas masyarakat banyak.”

"Apakah kalian tidak tahu, sopir mobil truk trailer yang kalian tahan itu hanyalah bagian dari rakyat kecil yang sedang bekerja untuk mencari nafkah buat keluarganya, Dan sekarang kalian menahan mobilnya untuk kalian gunakan menutup jalan, bagaimana lagi caranya dia harus membiayai kehidupan anak istrinya. Beginikah cara kalian membela kepentingan rakyat.!!??"

“Sekarang kalian harus menghentikan aksi demo ini, agar kami bisa kembali melanjutkan aktifitas kami !!!” kata supir pete-pete itu lagi. Sambil berkata demikian, supir pete-pete itu melangkah maju, diikuti oleh masyarakat lainnya. “Kalau kalian tidak bisa berhenti, maka kami, rakyat yang akan menghentikan aksi demo kalian.!!!

Polisi-polisi saling mengaitkan tangannya, membentuk rantai pagar manusia untuk menghalangi gerak maju masyarakat yang semakin mendekati kearah mahasiswa. Masyarakat terus merangsek maju. Yang dibelakang mendorong kedepan, yang didepan mulai terdorong merapat kearah para polisi. Sedangkan para mahasiswa nampak mulai saling berpandang-pandangan satu sama lain. Apakah mereka akan menghentikan aksi demo ini, atau akan tetap berdemo, sambil melawan aksi masyarakat yang menentang aksi demo mereka.

Asap hitam dari ban yang terbakar, membumbung tinggi keudara, membuat suasana jadi tambah mencekam. Masyarakat terus bergerak maju, yang dibelakang mendorong kedepan, perlahan tapi pasti, langkah mereka sudah mulai membuat para polisi kewalahan.

Tak ada apa-apa yang dibawa oleh masyarakat dalam genggaman tangan mereka. Tak ada balok, tak ada batu dan tak ada benda yang bisa dijadikan senjata. Masyarakat bergerak dengan tangan kosong. Yang ada hanyalah luapan emosi dan amarah yang menguasai seluruh jiwa, karena selama ini aktifitas kehidupan mereka merasa terjajah dan terinjak-injak oleh aksi demonstrasi mahasiswa, yang konon katanya aksi demo itu adalah untuk membela kepentingan masyarakat.
[sebuah refleksi kehidupan ,hw05052013]

1) Pete-pete = mobil angkutan umum dalam kota.

45 comments:

Bang Ancis Converter said...

Yah.. ini pelajaran penting bagi mahasiswa yg sedang atau mau melakukan demo, tolong ingat dengan kepentingan masyarakat di sekitar loks kalian berdemo...

Unknown said...

zaman sudah memasuki era transisi yang sangat gila. banyak orang berakal tapi bertindak seperti tidak berakal..ketidak nyamanan muncul dimana mana, karena digerakkan kepenting yang sama sekali bukan untuk bangsa dan negara yang sama sama kita cintai ini.

saya kadang pingin menangis menyaksikan kejadian hari demi hari yang makin sulit dimaknai dengan akal sehat

Mang Lembu said...

setuju bang...bunuh bunuhi saja mahasiswa yang triak triak membela kepentingan rakyat tapi justru menghambat kehidupan rakyat...tai-lah itu...kelak begitu mereka lulus dan menduduki jabatan pun mereka toh juga akan ikutan korup....tuh contohnya angkatan 1998 yang dulu triak paling keras menggulingkan orba, sekarang mereka yang paling pinter korupsinya, mahasiswa yang tukang demo itu, pasti ngga punya prestasi apa2 dikampusnya, malah banyak mata kuliah yang nilainya E semua...pasti itu begitu bang...pengalaman soalnya...hehehee

buret said...

cerita yang menarik mas, mahasiswa sering mengatas namakan kepetingan masyarakat luas...klo memang mahasiswa peduli rakyat, mereka juga harus mengerti kerugian yang dirasakan masyarakat ketika demo berlangsung...

Arie Apthanta said...

Bner bang ane stuju. lanjutkan! :D
happy blogging gan

Nakusan Bali said...

itu sih mahasiswa gadungan. bisanya cuma triak-triak aja, mana ada membela rakyat dengan cara begitu. adanya malah menyensarakan rakyat. *eh

vlog media news said...

biasanya demo seperti itu kan di bayar oleh orang2 yg ta bertanggung jawab yg mengatas namakan kepentingan rakyat. Jadi jangan heran kalau hal itu terjadi

Problem Child said...

Kosa kata baru "pete-pete" . Sipp

zachflazz said...

di bawah flyover makassar memang sering jadi tempat konsentrasi massa ya Mas?

memang bener Mas, manakala rakyat yang berhatinurani baik bersatu, kayaknya negara ini mudah untuk dibangun ya

Uswah said...

itu cuma mahasiswa frustasi yang malas masuk kuliah.. paling2 skripsi mereka mangkrak jaya.. mahasiswa jaman skrg ga kaya era soe hok gie.. tontonanya korea dan bangga menghadiri acara2 reality show dan wawancara artis, mereka ga kritis tapi anarkis, terkesan bkn kaum terpelajar, rakyat skrg ga bodoh..

Uswah said...

kalo di tempatku pete2 itu LYN :D

agusbg said...

kalau mau mungkin mahasiswa mengajak masyarakat untuk berdemo jika ingin membela rakyat ya, artinya sama2 dan di tempat tertentu yang tidak mengganggu jalan...

Rengga said...

Pete-pete:D

Mbak Iis said...

apa sich pete-pete itu ?

opp said...

semoga yang sudah terjadi akan menjadi pelajaran yg berharga dan pemerintah akan tetap memperhatikan untuk kedepan agar aman dan tentram

munir ardi said...

Mahasiswa adalah bagian dari MAsyarakat Juga kan Pak cuma ya itu tadi mereka sering kebablasan demo sampai menghambat jalan kalau mau menyalurkan aspirasi ya lakukan dengan tertib dan damai jangan menutup jalan

Rawins said...

kalo lihat temen temen mahasiswa
kadang seneng tapi seringnya cape ati...

inget kemarin bem ui di jakarta ngeblokir rel kereta katanya membela kepentingan pedagang yang digusur tidak boleh jualan di stasiun. mereka punya otak gak sih. yang dibela beneran rakyat kecil tapi jumlahnya segelintir dan mereka kerjaannya bikin kotor stasiun sebagai fasilitas umum. sebanding engga dengan ribuan orang yang kesulitan berangkat kerja gara gara keretanya ga boleh lewat.

lebih sakit lagi kalo inget temen temen yang kemaren jadi aktifis reformasi. perasaan waktu demo dulu beneran niatnya ngelurusin negara. eh begitu pada jadi pejabat, bangsat juga tingkah polahnya

perasaan negara ini malah parahan setelah dikuasai mereka ketimbang jaman orde baru dulu...

Boby Ramadhan said...

kirain pete-pete itu sayuran -_- , baru tau ni kalo demonstran di lawan masyarakat, mahasiswanya egois. .

R10 said...

mahasiswa demo caranya kurang cerdas, krn gagal mendapat simpati masyarakat

zigzoor said...

wah saya nggak mau koment tentang demo deh,yang terpenting demonya jangan sampai membuat masyarakat jadi buntu.betul seratus deh buat masyarakat yang bersatu,kayaknya itu jalan terbaik untuk menghilangkan demo-demo yang meresahkan.

Unknown said...

Aku baru mau nanya pete" it ap?
Eh trnyata di akhir crta ad keteranganny jg . Hehe .

Hmm ga kebayang klo akhirny masyarakat mlh jd bentrok sm mahasiswany .
Tp shrsny memang mahasiswa it hrs lbih cerdas lagi.
Tujuanny memang benar.
Tp carany salah,
yang justru malah merugikan bnyak pihak.
Semoga stlah ini mahasiswa" d Indonesia bisa lbih cerdas lagi dlm brsikap (intropeksi diri sndri jg)
hehe tp aq ga prnah ikutan demo sih mas .:D.

Kang Muroi said...

demo itu menyuarakan aspirasi, ada yang diuntungkan dan ada yang rugi juga...
sebenarnya itu slogan mahasiswa ketika demo ya mas "MAHASISWA BERSATU TAK BISA DIKALAHKAN"

Staff Administrator said...

Lebih banyaknya menyusahkan dari pada manfaat yang masyarakat dapetin ya bang...

Mending...pada demo masak aja... bisa bikin kenyang... :)
Dari pada demo di tengah jalan...bisa benjut....hehe :)

Mang Lembu said...

saya meng aaaaamiiiiin kan pemikiran kang rawins juga bang

Unknown said...

saya kurang paham maksudnya sob, maklumlah udah ngantuk banget nih, sekedar ingin meninggalkan jejak manis disini,, hehe,,
akhirnya dapet juga ikut nongkrong disini,, hehe,,

Lyliana Thia said...

Saya jd merinding mbacanya... Huhuhuu.. Benar sekali paaak... Sy jg mantan mahasiswa yg sering demo krn disuruh kakak kelas, sampai mbolos kuliah... Padahal hak mahasiswa adalah utk belajar... .

Aksi mereka lebih menimbulkan rasa was was daripada rasa tenteram... Wallahu'alam.. Peace y'all!

Obat Sakit said...

bersatu pasti teguh dan kuat kayak sapu lidi yang banyak lidi-lidi gabung jadi satu sulit dipatahkan

Problem Child said...

Mampir lagi kawan. .

Pantun Cinta said...

memang tu sering banyak demo mahasiswa
bikin kita-kita kesal karena lambat kerja

Agus Setya said...

unjuk rasa boleh saja asal jangan mengganggu kepentingan orang lain, baik itu rakyat bersatu, mahasiswa, karyawan. boleh saja itu hak mereka tapi jangan ganggu nafkah orang lain karena mereka juga punya kepentingan dan juga untuk keluarga mereka yang terganggu.

Peluang Usaha Online Oke said...

demo boleh2 saja ya sob, asalkan jgn demo crazy, alias demo gila2an.. yg dihasilkan hanya kerusuhan belaka.

Rohis Facebook said...

sy gk suka DEMO.., mengorbankan shalat dan tata krama.., mending diam aja dirumah *smile

Penghuni 60 said...

tp ironis sepertinya sob, justru akhir2 ini, seringkali terjadi tawuran dimana2 tdk hanya antar pelajar, mahasiswa, bahkan antar desa sekalipun, hanya karena hal yg sepele. tujuannya sih saling membela, memang itu bagus. tp dilihat dulu membela pihak siapa?
bukankah kita semua bersaudara?

Niken said...

Rata2 diindonesia demo pasti rusuh..

Boku no Blog said...

Demo adalah untuk menyampaikan pendapat kita, suara hati kita, tapi hendaknya demo dilakukan dengan teratur dan tidak anarki. Karena kebanyakan saat ini kalau tidak didemo anteng-anteng saja, kaya kurang peka dengan permasalahan yang terjadi:) salam.

Stiker Jalingkut said...

trimaksih mas infonya baca2 sambil minum kopi biar meresapi heheh

Blog Pendidikan said...

Indonesia dan negara didunia dimanapun dalam menggerakkan masa dalam satu demo, jika aspirasi dan suara mereka dihambat/tuntutan akan berakhir rusuh apalagi demo tersebut sudah mengatasnamakan Rakya sutau negara tersebut. Demo sangat penting untuk menyampaikan aspirasi untuk dipertimbangkan di atas meja parlemen bukan di bawah meja parlemen. Iya nggak....

lang lang blog said...

bener sob, berdemo sah-sah saja tapi masalahnya jika malah mengganggu aktivitas kehidupan rakyat ini bukan membela rakyat tapi malah bikin sengsara rakyat, nice posting

applausr said...

ini beneran mas..... kalau benaran hebat banget bisa ngumpulin orang seperti itu. Mahasiswa pada kondisi saat ini sih tidak perlu demo demo lah... kalau sudah diperlukan kayak 1998, baru maju lagi ke jalan ya....

Masnady said...

saya sih kurang setuju sama yang namanya demo, terutama dengan cara yang nggak teratur, alias berbuat onar..

udahlah.. kita nikmatin aja semua yang ada ini, toh semua ini juga karna ulah kita ...

Fajrin said...

desain gambarnya bagus mas.. jago desain yah ?? :)

indolaron said...

Kalau demo untuk hal yg baik dan bener itu sah2 aja dan memang harus dilakukan. Tapi kadang para mahasiswa demo dan ditunggangi oleh oknum yg tdk bertanggung jawab.
Kunjungan rutin sobat, sekalian mau cari info terupdate dari blog ini. Mudah2an menemukan hal-hal yang belum saya ketahui sebelumnya.
Salam persahabatan dan sukses slalu untuk anda :)

Yuyud said...

Mampir lagi di pagi hari.

Indra Kusuma Sejati said...

Bukan menjadi suatu perkara pemandangan yang aneh lagi pada jaman sekarang ini. Semoga hal-hal yang seperti ini dapat dilkakukan dengan cara dewasa dan tidak anarkis.

Sukses selalu
Salam wisata,

Djangkaru Bumi said...

Sekarang demo kurang begitu bisa bersatu karena punya kepentingan diri sendiri. Yang sudah makmur menganngap demo mengganggu aktivitas mereka. Dinegri ini aneh, jika tidak berdemo, kata-kata mereka kurang didengar. Hanya demonya kaum buruh yang kompak !