Suara ledakan bom dan desingan peluru tiba-tiba terdengar begitu lekat dengan telingaku. Terlihat olehku seorang pria menggengam brengun dengan tangan kanannya dan sebuah samurai di tangan kirinya dengan gesit meloncat keluar dari persembunyian sembari memberi komando…seeeerrrbuuuu !!!. Teriakan komando langsung disambut oleh pasukan jibakutai yang menghujani serdadu Inggris dengan tembakan beruntun, dan akibatnya berpuluh serdadu Inggris tumbang tercebur ke sungai Berantas terkena serangan timah panas. (Pertempuran Surabaya - hal 84).
Saya benar-benar merasa terbawa ikut arus, terhanyut dalam suasana perang kemerdekaan Indonesia di masa tahun 1942 -1949 saat membaca buku novel yang berjudul Sang Patriot – Sebuah Epos Kepahlawanan , karya tulis Irma Devita. Sebuah buku yang isinya berkisah tentang perjuangan dan peperangan yang penuh dengan letusan senjata api dan ledakan bom serta darah yang mengalir laksana sebuah sungai membasahi bumi pertiwi.
Walaupun demikian buku ini bukanlah hanya berkisah tentang perjuangan yang berdarah-darah, namun juga berkisah tentang kemanusiaan, persahabatan ,etos, semangat, keluarga, kasih sayang seorang ibu, kesetiaan dan juga tentang penghianatan. Tak ketinggalan pula hadir kisah cinta yang romantis, meskipun kisah cinta yang ada dalam buku ini tidak seperti kisah cinta di zaman sekarang ini, namun sungguh tak kalah heboh.
Setiap bab diberikan judul sesuai dengan tema kisah yang ingin diceritakan oleh sang penulis, dan tiap-tiap bab terangkai oleh dengan manisnya menjadi satu rangkaian cerita besar tentang kehidupan tokoh utamanya yang bernama Mochammad Sroedji. Dibuka dengan masa kecil sosok Sroedji yang sudah disegani oleh anak-anak seusianya, yang dihiasi dengan kisah flashback lembaran baru kehidupan Hasan dan Amni, orang tua Sroedji, saat bedol kampung, dan melahirkan tujuh orang anak sebagai bukti cinta kasih mereka. (Senopati Kecil - hal.9)
Sebagaimana yang telah saya sebutkan semula, bahwa novel Sang Patriot juga berkisah tentang romantisme cinta, dan ini menjadi catatan tersendiri bagi saya, yaitu ketika Sroedji muda mematai-matai wanita yang bernama Rukmini, namun ternyata secara tidak sengaja, wanita itu beradu pandang dengan Sroedji yang seketika itu mata Sroedji mengedip nakal, dan hal itu ternyata membuat Rukmini menjadi gelisah saat akan menikah, karena yang ada dalam angannya hanyalah wajah dan sosok Sroedji muda. (Jatuh Cinta – Hal 25).
Kenapa hal ini menjadi catatan tersendiri bagi saya, sebabnya adalah, kisah cinta yang dituturkan dalam buku ini, bahwa seorang lelaki diperbolehkan melihat raut rupa wanita yang hendak dinikahinya, meskipun dengan cara sembunyi-sembunyi. Dan akhirnya mereka menikah, meskipun tidak melakukan hubungan seperti orang yang berpacaran sebelum menikah, seperti yang dilakukan orang kebanyakan di zaman kini. Cara yang dikisahkan dalam novel ini, menyerupai dengan cara yang dianjurkan dalam agama Islam. Sehingga bisa dipastikan, bahwa setiap pernikahan yang terjadi dengan cara ini, akan menjadikan pasangan yang menikah akan menjadi pasangan sehidup semati.
Kisah demi kisah mengenai Sroedji tersaji lengkap , mengalir mulus tanpa putus, dan selalu menghadirkan rasa penasaran saat membaca akhir kisah setiap bab yang ada, menyebabkan rasa enggan bila tak membaca novel Sang Patriot - Sebuah Epos Kepahlawanan ini sampai tuntas. Sang penulis dengan apik berhasil mempermainkan dan mengombang ambingkan perasaan saat membaca buku ini. Senang, tawa, haru, cemas, benci dan amarah, hadir satu-persatu menghiasi setiap lembaran kisah yang ada.
Ketika Sroedji bergabung dengan PETA, sosoknya sebagai seorang pemimpin mulai sangat terlihat. Terlebih ketika ia menyemangati rekan-rekannya yang tergabung dalam PETA, dan berkata bahwa perang paling besar adalah perang melawan diri kita sendiri, Kita harus kalahkan diri kita, baru bisa mengalahkan musuh. (Digodok dalam kawah Candradimuka hal 57). Semangat itulah yang selalu hadir dalam diri Sroedji, semangat yang selalu ia perlihatkan kepada seluruh anggota pasukannya, semangat yang selalu ia jaga dan selalu ia berusaha tularkan kepada seluruh anggota pasukannya.
Dan hal itu terbukti, kemanapun pasukan Mochammad Sroedji ditugaskan, selalu membuat pasukan musuh menjadi gentar. Batalion Alap Alap adalah julukan yang diberikan kepada pasukan Mochammad Sroedji. Di manapun pertempuran berlangsung, mereka selalu menghadapinya dengan gagah berani, tak pernah mengenal kata menyerah, yang ada hanyalah kata Merdeka atau Mati. Mulai dari pertempuran mempertahankan kota Surabaya dari serbuan pasukan sekutu, Tempursari, Penanggal, hingga wingate action, pasukannya selalu bertempur dengan semangat juang yang tak pernah padam.
Sebagaimana salah satu kisah dalam novel ini. Diceritakan, salah satu kompi yang dipimpin Letda Suhadi, Kompi Sambernyowo, ditugaskan Sroedji bergerilya di sekitar Penanggal. Ketika berhadapan dengan pasukan Belanda yang bersenjata lengkap, namun yang dihadapi oleh pasukan Belanda ternyata bukan sembarang pasukan, melainkan pasukan pejuang yang sakti mandraguna, punya ilmu kebal, tak mempan peluru maupun tusukan bayonet.
“Godverdomme!! Deze mannen zijn onkwetsbaar! Orang-orang ini kebal senjata.” Dengan wajah pias serdadu Belanda itu berkali-kali menghujamkan sangkur ke tubuh lawannya dengan sia-sia. Lawannya menghadang sangkur itu sambil tersenyum mengejek, tidak ada satu luka pun yang membekas. (Agresi Militer I, hal 102).
“Godverdomme!! Deze mannen zijn onkwetsbaar! Orang-orang ini kebal senjata.” Dengan wajah pias serdadu Belanda itu berkali-kali menghujamkan sangkur ke tubuh lawannya dengan sia-sia. Lawannya menghadang sangkur itu sambil tersenyum mengejek, tidak ada satu luka pun yang membekas. (Agresi Militer I, hal 102).
Buku Sang Patriot ini memang sebuah epos kepahlawanan, namun buku ini membuat pembaca tertawa kecil, sebab diselipi beberapa humor ringan, namun cukup membuat saya menjadi tersenyum geli. Seperti pada kisah pembagian senapan, di mana saat itu diajarkan jenis-jenis senjata dan pelurunya yang berbeda-beda. “Kalian jangan salah memasukkan peluru. Kalau salah, senapan tidak akan berfungsi” demikian instruksi dari mantan PETA dan heiho yang ahli menggunakan senjata. Intruksi itu segera ditanggapi oleh seorang pemuda, wah mumet kepalaku, pistol kok macam-macam pelurunya. Mau nembak musuh, harus pilih pilih peluru dulu. (ini terjemahan bebas ala saya, karena versi aslinya memakai bahasa jawa). (Pertempuran Surabaya – hal 79)
Lalu, apakah buku ini hanya fokus dan terpusat pada sosok Mochammad Sroedji saja, ternyata tidaklah demikian adanya. Dalam buku ini juga dikisahkan, bagaimana kehidupan dan perjuangan seorang wanita yang bernama Rukmini, yang kelak menjadi istri Sroedji. Kisah bagaimana Rukmini yang hamil tua, bersama anak-anaknya yang masih kecil, pergi mengungsi dari Jember ke Kediri yang berjarak ratusan kilo, berjalan kaki, melintasi gunung dan hutan, dihujani peluru dan letusan granat. Ketika semangat Rukmini mulai meredup karena putus asa, namun akhirnya bangkit lagi, jiwanya serasa teraliri semangat baru, setelah mendengar nama ketiga anaknya disebut, sungguh membuatku jadi lebih menghormati dan menghargai serta mengagumi semangat juang kaum ibu. (Anakku, Ayo Kita Berjuang, Hal -125).
Dikisahkan pula, bagaimana pergulatan batin Rukmini yang ingin melanjutkan pendidikannya demi meraih gelar hukum, namun apalah daya bila ternyata dia akhirnya tak dapat meneruskan keinginannya itu, karena takdir mempertemukannya dengan Sroedji seorang mantri yang mahir berbahasa Belandam dan trampil bermain ukulele sambil bernyanyi, yang kemudian menjadi komandan pasukan yang terkenal akan ketangguhannya. Segala penderitaan yang dialami Rukmini selama di tinggal pergi suami yang berjuang demi mempertahankan kemerdekaan negeri ini, sungguh mengharu birukan perasaan hati saat membacanya.
Aroma persahabatan juga teramu dalam buku ini, Persahabatan Sroedji dengan dr. RM Soebandi, seorang dokter muda yang juga rekan seperjuangannya. Persahabatan Sroedji dengan Karjo, kawan semasa kecilnya yang hidupnya berakhir tragis di tangan sinyo Belanda, bahkan persahabatan dengan Abdul Syukur salah seorang anggota Brigade Damarwulan juga tersaji dengan apik. Bukan hanya itu, seluruh anggota pasukan Brigade Damarwulan, rupanya menyayangi Mohammad Sroedji, komandan mereka, sebagai seorang sahabat. (Kegagahan Sang Senopati – 212)
Membaca buku Sang Patriot, saya merasa disuguhi pentas kolosal sebuah roman epic sejarah. Memang ada juga kisah yang diambil dari cerita pejuang lainnya, seperti kisah mengenai gerbong maut, atau kisah-kisah flashback tentang Sroedji, dan juga mengenai Rukmini, serta berbagai karakter yang ada dalam novel ini, semua itu memiliki benang merah yang terjalin rapi menjadi satu rajutan kisah yang tak bosan dibaca berulang kali. Berbagai karakter itu bukanlah hanya sebagai penghias dan pemanis cerita belaka, namun semua itu saling melengkapi antara karakter yang satu dengan lainnya.
Bahkan dari Novel Sang Patriot ini, bagi kalian sahabat-sahibit blogger yang sedang memadu kasih bersama pasangan tercinta, kalian bisa belajar banyak bagaimana sebenarnya romantisme itu. Bayangkan saja, bagaimana sensasinya bagi sepasang pengantin, yang setiap mau tidur selalu menemukan sebaran kuntum melati yang putih bersih harum mewangi di atas tempat tidur mereka. (dijarah maling – 111).
Novel setebal 268 halaman ini yang terbungkus hardcover dengan design cover yang bernuansa kemerahan serta gambar seorang prajurit PETA yang berdiri dengan punggung yang terlihat sedang menatap suatu kota, memberikan kesan yang sangat kuat tentang apa yang mau disampaikan oleh isi novel ini, novel Sang Patriot, sebuah epos kepahlawanan, bahwa ketika hidup dihadapkan kepada dua pilihan, membela negara ataukah membela keluarga, maka semuanya kembali kepada bagaimana Sroedji dan Rukmini bisa menyikapi dan bisa menentukan sikap, kemana pilihan mereka, dan bagaimana pilihan itu mempengaruhi jalan kehidupan mereka di masa depan.
Saya membaca berulang kali novel ini, dan setiap saya membacanya, setiap kali itu pula saya selalu menemukan sensasi yang berbeda yang hadir dalam bab demi bab novel ini. Sensasi yang membangkitkan rasa nasionalisme yang sudah mulai hampir sirna di negeri ini. Sensasi yang dihadirkan oleh Sroedji, saat mewanti-wanti istrinya, agar anak-anak yang lahir kelak tidak diajari bahasa Belanda sebagai bahasa sehari-hari, karena bahasa Belanda adalah bahasa penjajah. (jatuh cinta, hal 35).
Coba bandingkan dengan kondisi Indonesia saat kini, di mana bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan perlahan mulai diabaikan penggunaannya. Kebanyakan orang mulai suka menggunakan istilah-istilah dan bahasa asing dalam berkomunikasi, bahkan presiden kitapun juga lebih sukan menggunakan istilah asing, daripada istilah yang ada dalam bahasa Indonesia.
Coba bandingkan dengan kondisi Indonesia saat kini, di mana bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan perlahan mulai diabaikan penggunaannya. Kebanyakan orang mulai suka menggunakan istilah-istilah dan bahasa asing dalam berkomunikasi, bahkan presiden kitapun juga lebih sukan menggunakan istilah asing, daripada istilah yang ada dalam bahasa Indonesia.
Penulis novel Sang Patriot, Irma Devita, adalah cucu dari tokoh yang ada dalam novel ini, yaitu cucu dari Mohammad Sroedji. Meskipun demikian sang penulis tidak menjadikan novel Sang Patriot sebagai wadah pemujaan dan pengkultusan bagi sang kakek tercinta. Semua kisah yang terangkai dalam novel ini disusun berdasarkan bukti history yang ada, juga dari kesaksian dari beberapa sumber atau saksi mata yang ikut terlibat dalam peristiwa yang ada dalam novel ini, ataupun hanya mendengarkan kisahnya dari orang lain.
Sehingga tak heran, bila novel Sang Patriot, sangat kaya akan detail setiap peristiwa yang terjadi, dan seolah-olah pembacanya mengalami kejadiannya secara langsung, karena ditulis dengan lugas dan tidak mengada-ada, Jadi wajarlah bila di covernya tercantum tulisan "Based On True Story." Rasanya sungguh sayang sekali, bila novel sekaliber ini tak terbeli oleh para pecinta novel yang berada di Indonesia.
Sehingga tak heran, bila novel Sang Patriot, sangat kaya akan detail setiap peristiwa yang terjadi, dan seolah-olah pembacanya mengalami kejadiannya secara langsung, karena ditulis dengan lugas dan tidak mengada-ada, Jadi wajarlah bila di covernya tercantum tulisan "Based On True Story." Rasanya sungguh sayang sekali, bila novel sekaliber ini tak terbeli oleh para pecinta novel yang berada di Indonesia.
Penulis yang sehari-harinya adalah seorang praktisi hukum, dan telah menghasilkan tujuh buku mengenai hukum, juga melampirkan daftar istilah di bagian akhir buku ini, sehingga bagi pembaca yang ingin tahu mengenai arti istilah yang jarang terdengar, apalagi bila tidak pernah mempelajari tentang sejarah perang kemerdekaan Indonesia, bisa belajar melalui buku ini.
Di samping itu, ada beberapa foto dokumentasi yang terlampir, serta beberapa puisi mengenai kepahlawanan, semuanya itu melengkapi kisah yang sudah terangkum, sebagai bukti otentik bagi negeri ini, bahwa kemerdekaan yang kita dapatkan, bukanlah sebuah hadiah, melainkan hasil perjuangan dari para pejuang negri ini, yang telah menumpahkan darahnya membasahi bumi pertiwi, menyuburkan semangat perlawanan kawan sebangsa.
Di samping itu, ada beberapa foto dokumentasi yang terlampir, serta beberapa puisi mengenai kepahlawanan, semuanya itu melengkapi kisah yang sudah terangkum, sebagai bukti otentik bagi negeri ini, bahwa kemerdekaan yang kita dapatkan, bukanlah sebuah hadiah, melainkan hasil perjuangan dari para pejuang negri ini, yang telah menumpahkan darahnya membasahi bumi pertiwi, menyuburkan semangat perlawanan kawan sebangsa.
Tembak menembak kembali berlangsung dengan sengit di sekitar Karang Kedawung, Mambulsari, Jember. Sesekali terdengar begitu nyata di telingaku ledakan granat disusul teriakan kematian. Terlihat lagi olehku sosok yang berwibawa itu, tangan kirinya mengacungkan pistol terkokang. “Mati boleh dah, mati bagus dah! Belanda bakero!” teriak Sroedji nyaring penuh amarah membuncah. Ia laksana banteng ketaton nekat bertarung dalam jarak dekat. Muntahan peluru dari pistolnya tepat mengenai sasaran. Sroedji tak melewatkan pelurunya, tanpa membuat Belanda meregang nyawa. “Allahu Akbar Allahu Akbar ! Enyah kalian penjajah!.........
Judul Buku : Sang Patriot - Sebuah Epos KepahlawananPenulis : Irma DevitaPenyunting : Agus HadiyonoTebal : xii + 268 halamanJenis Sampul : HardcoverDesain Sampul : WinduUKMJemKategori : Roman Epic SejarahPenerbit : Inti Dinamika Publisher, JakartaCetakan pertama, Februari, 2014ISBN: 978-602-14969-0-9
Tabe, salama' ki'
Keep Happy Blogging Always, Mari ki' di', salam :-)
Artikel ini disertakan dalam lomba review novel Sang Patriot
44 comments:
Membaca resensi novel dari Sang Patriotnya saja sudah menarik, apalagi kalau membeli novelnya ya ? Cari ah....
Salam
bukunya sangat komplet yaa mas, dari kisah perjuangan melawan penjajah, roman percintaan hingga canda tawa di rangkum semua menjadi satu, membuat para pembacanya tidak merasa jenuh. thanks mas :)
I wanted to drop by and thank you so much for your very kind comment on my blog... I am back.. still tired but that is just a way of life for me right now until someone figures out how I can get some sleep :) Have a great day :)
Sudah lama gak baca buku tentang perjuangan. Reviewnya bikin tertarik untuk baca. Tar nyari ah kalau ke tokbuk. Makasih sharingnya, Pak. ^^
novel ini mengingatkan saya ke miniseri band of brothers, Mas. di samping desingan peluru dan ledakan bom, ada kisah humanis yang layak untuk diangkat. bagus ya kalo sang patriot dibuat film.
buku yang menarik, serasa berada di era perjuangan, diantara desingan peluru
Resensi yang sangat rinci
Semoga berjaya dalam GA
Salam hangat dari Surabaya
saya pengen baca bukunya OM,,pengen punya juga,,,pengen terbawa arus dan alur ceritanya :)
Resensi bukunya bagus mas. menarik dan perlu dibaca terutama generasi muda. ada semangat yang sekarang mulai memudar yang harus ditumbuhkan lagi oleh generasi muda.
pas banget di tengah cerita kepahlawanan yang ampir ilang ditelan cerita superhero impor..
Jadi seperti buku sejarah tapi disajikan dengan cara yang berbeda yaah om, wah pasti bagus bnaget nih bukunya :D
Saya selalu menyukai gaya mas Har dalam mereview. Entah itu kejadian/cerita, atau sebuah buku. Selalu membuat saya 'tenggelam'... ceritanya bagus sepertinya... moga aja bisa kebeli bulan depan mas ... Semoga menang mas .. :D
Wah, aku punya dua novel baru yg belum tersentuh sama sekali. Lebih seneng main game sih akhir2 ini. Ada After Rain, yg masih dalam tahap penyelesaian (duh bahasanya resmi banget), yg baru The Journey 3 sama Jomblo hahaha.
aku suka jenre novel yg lucu sama cinta2an sih...
Aku sudah baca. Bagus sekali novelnya, meramu fakta sejarah dengan kisah2 dibaliknya.
Membaca Kisah2 kepahlawan tentang perjuangan merebut Kemerdekaan pasti akan menumbuhkan rasa Nasionalisme ya pak... :)
Novel baru ya.
Mudah-mudahan bisa menambah khazanah novel Indonesia.
Wah sepertinya seru banget nih mas isi selengkapnya. Kenapa nggak mas har republish saja di blog ini mas. Jadi para blogger juga bisa membacanya hehehehe
Menarik sepertinya..pengen baca langsung novelnya nih
Menarik sepertinya..pengen baca langsung novelnya nih
Alloh Huakbarrrrrrrrrrrrrr!!!!!
teriakan membahana Sroedji di akhir kisah membelah cakrawala, dan aku terinspirasi unruk mengikuti kisah menarik,, nanti mau cari buku keren ini ah.. thx pak infonya
Harganya belum disebutkan pak? Membaca resensinya sudah terasa akan cita rasa novel yang kuat menggugah, tipe novel favorit saya :) ,. Ada sejarah, konflik yang kuat, dan romantisme yang tidak picisan.... jadi penasaran
good luck ya pak untuk review NOvel Sang Patriotnya
Tokoh Sroedji benar-benar punya jiwa dan nyali tinggi demi bangsanya. harga berapa ya ?
Assalaamu'alaikum wr.wb, mas Hariyanto...
Membaca kisah kepahlawanan dan peristiwa yang berlaku di dalam sejarah tersebut diharap dapat menaikkan semangat juang di jiwa kita. Membangu semangat patriotik dan sanggup berkorban untuk nusa bangsa sudah semakin kurang di hati generasi masa kini.
Semoga sukses dengan lomba untuk review noverl terbaru ini.
Salam hormat dari Sarikei, Sarawak.
SITI FATIMAH AHMAD
Selamat Malam Mas Hariyanto Maaf nih Mas saya baru bisa berkunjung lagi.
Setelah saya baca sedikit demi sedikit artikel Mas ini, sungguh menarik
Kebetulan saya paling suka dengan sejarah. Makasih ya Atas berbaginya :)
Agar lebih menikmati sejarah di artikel Mas Hariyanto saya du kali
Koment nya ya Mas? sangat menarik cerita sang patriotnya Mas
Jadi pengen baca Bang, penasaran sama kisah Sroedji walaupun endingnya bisa bikin mewek.. Mungkin aku juga banyak ngga tau juga kata-kata dalam bahasa Indonesia yang selama ini diistilahasingkan.
saya suka semua yang berhubungan dengan kepahlawanan apalgi ceritanya .. bikin merinding ..
buku ini bisa menjadi inspirasi pemuda-pemuda Indonesia, agar mengerti gmana sebenarnya menjadi sang patriot.....
#Blogwalking_Setia
Bagus reviewnya Pak. Mudah2an kita bisa ketemu penulisnya ini di Makassar ya Pak. Semoga sukses review-nya :)
Dapat menjadi inspirasi dan baik sekali pak hariyantowijoyo.
Salam kenal dari Adelays,
Sekalian memberikan informasi kalau berminat ikut lomba ngeblog berhadiah :
says share disini :
http://adelays.com/2014/05/02/lomba-nge-blog-berhadiah/
Dulu leluhur kita berjuang dengan nyawa sebagai taruhan nah sekarang kita tinggal enak nya.
Kok jadi merinding baca paragraf terakhir postingan ini :)
Reviewnya detail sekali. Smoga sukses lombanya.
saya pernah dengar nih tentang sang patriot tapi belum pernah baca :D
saya tertarik dengan cover bukunya yang menawan...
sepertinya saya kenal deh dengan penulisnya ini....hehe :)
wah..baru sekilas baca nya ,rasa nasionalisme ini seakan terenyuh sob...semoga sukses salam dari kota batik.
Wah jadi tertarik buat baca bukunya nih,, bisa dapet dmna yah??
cocok buat kaula muda agar jiwa nasionalismenya tumbuh..
Wah jadi penasaran juga di mas Hariyanto., pengen baca juga soalnya. Ada ga ya edisi pdf nya? hehehe #ngarep.com :D
itu kalau dipilemkan kayaknya bagus ya mas :D
sangat suka sekali reviewnya om, mudah dibaca, begitu juga novelnya, easy reading,..
salam hangat,..
pahlawan memang selalu jadi sosok protagonis,membela kebaikan dan melawan kejahatan
Pak hariyanto,.. terima kasih ya untuk review nya yang lengkap dan bagus. Pak hariyanto mahir betul menggambarkan isi novel Sang Patriot dan semangat yang terkandung dalam novel tersebut. :)
Sekedar info untuk teman2 pembaca, novel Sang Patriot ini tersedia juga dalam versi Ebook nya. Untuk pengguna iPad, iPhone dan iPod bisa download via Wayang Store atau Scoops. Untuk pengguna Android bisa download via google play, Indobooks, Lumos dan QBaca Harga versi ebook nya Rp. 30rb.
Sukses untuk pak hariyanto dan terima kasih atas rekomendasinya juga. Wass,
Bang Hariyanto, terima kasih ya atas partisipasinya :)
New comments are not allowed.