Partai Golkar Pecat Jusuf Kalla

Partai Golkar Pecat Jusuf Kalla

Akhirnya Aburizal Bakrie selaku ke Ketua Umum Partai Golkar dan Idrus Marham selaku Sekretaris Jenderal Partai Golkar menandatangani surat pemecatan tiga kadernya, yaitu Ketua DPP Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita, Wakil Bendahara DPP Golkar Nusron Wahid, dan Poempida Hidayatulloh, dengan alasan ketiganya tidak mematuhi keputusan partai yang mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto – Hatta Rajasa.

Ketiga kader itu terbukti lebih mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua, Joko Widodo - Jusuf Kalla. Sementara itu Ketua Bidang Organisasi dan Daerah DPP Partai Golkar Mahyudin juga menyatakan bahwa selain ketiga kader yang dipecat tersebut, Partai Golkar juga telah menonaktifkan Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh, yang juga Gubernur Sulawesi Barat, karena diduga mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut dua. namun berita itu dibantah oleh Anwar Adnan Saleh.

Meskipun keputusan partai Golkar itu diprotes oleh sejumlah petinggi dan pendiri partai Golkar, namun Partai Golkar tak juga bergeming. Bahkan setelah memecat ketiga kadernya, kini santer beredar kabar bahwa Golkar juga akan memecat Jusuf Kalla sebagai kader partai, yang tak lain adalah mantan ketua umum Golkar dan kini mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden yang berpasangan dengan calon presiden Joko Widodo.

"Silahkan pecat. Kita dipecat hari ini, bulan depan kita pecat lagi," kata Jusuf Kalla di sela kampanye di Aceh Besar, Nangroe Aceh Darussalam, pada hari Kamis , 26 Juni 2014. Jusuf Kalla menilai perbedaan pandangan dalam politik sebenarnya hal yang biasa. "Ini, mereka itu mendukung mantan ketua umumnya, apanya yang salah? Mana lebih logis dan yang masuk akal? Orang yang mendukung mantan ketua umumnya atau yang memilih ketua umum parpol lainnya?" kata Jusuf Kalla lagi.

Konon kabarnya niat Partai Golkar pecat Jusuf Kalla sudah lama santer terdengar, bahkan sejak tahun 2012 lalu. Saat itu Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Freddy Latumahina seusai Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar di Bogor, Jawa Barat, 1 Juli 2012 menyatakan "Dalam partai, kami menegakkan sanksi, hak memilih dan dipilih, itu sudah dipertimbangkan itu terjadi di dalam partai. Mau menggunakan hak politik pribadi, ya berhenti dulu dari partai."

Hal ini terkait dengan kabar berita bakal majunya Jusuf Kalla sebagai calon presiden dari partai lain, sedangkan Partai Golkar bakal mencalonkan Aburisal Bakrie sebagai calon presiden, namun kemudian ternyata dalam kenyataannya, Jusuf Kalla maju sebagai calon wakil presiden dan Aburisal Bakrie gagal mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2014 ini.

Bukan hanya itu, dalam acara Rakornas Majelis Nasional Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam 2014, 29 Mei 2014 lalu, Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung menyatakan, kini Golkar tengah menganalisa posisi Jusuf Kalla yang menjadi cawapres Jokowi dan ada kemungkinan bekas Ketua Umum Golkar itu bisa dipecat.

"Kita sudah mempelajari posisi (JK) yang juga pada 2004 berseberangan dengan kebijakan partai, maka mungkin akan ada keputusan lebih tegas lagi," kata Akbar Tanjung menerangkan.. Akbar Tanjung mengerti, jalan yang diambil JK adalah sikap pribadi. Kendati begitu, tambah Akbar Tanjung, JK tetap harus mempertanggungjawabnya. "Pak JK yang berpasangan Jokowi, tentu bisa mempertanggungjawabkan," ujar Akbar Tanjung menutup pembicaraan."

Bila ketiga kader Partai Golkar dipecat karena dianggap tidak mematuhi keputusan partai Golkar yang mendukung calon presiden nomor urut satu. Lalu bagaimana sebenarnya dengan nasib Jusuf Kalla, sebagai calon wakil presiden dari calon presiden nomor urut dua, yang sudah jelas terang-terangan dan terang benderang berseberangan keputusan politik dengan keputusan partai Golkar yang mendukung calon presiden nomor urut satu.

Beranikah Partai Golkar pecat Jusuf Kalla sebagai kader partai, atau apakah keputusan pemecatan oleh partai Golkar itu hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas ??? Sesungguhnya dalam dunia politik tak ada kawan yang abadi, terkadang lawan bisa menjadi kawan, dan kemudian kawan bisa menjadi lawan, yang abadi hanyalah kepentingan sesaat. Maka itu sebaiknya berhati-hatilah bila sahabat-sahibit blogger se-dunia ingin terjun ke dalam hingar bingar dunia politik, bila tak waspada bisa-bisa keblinger jadinya.

Tabe’ salama’ ki’
Keep Happy Blogging Always, mari ki’ di’ :-)

27 comments:

Ririn said...

serem juga ya pak kalau maen pecat pecatan getu, untung saja saya nggak ikutan partai politik hmmm bisa bahaya nantinya :)

Beby said...

Waduh.. Main pecat-pecatan gitu bisa mengundang pro dan kontra ya, Bang.. Serem ah. :(

Obat Sakit said...

Pecat saja pak jusuf kalla itu, saya setuju banget

Unknown said...

hahaha. pak jk itu keren ya. hahaha, di pecat ya ganti pecat lagi itu pernyataan yg santai terkesan lucu tapi mengandung makna besar

Eka Ikhsanudin said...

xixixi ... aku duh gak tau pak klo urusan partai-partai, semoga damai Indonesiaku :)

Indra Kusuma Sejati said...

Mending turun dalam dunia perbloggeran saja Kang, agar tidak ada yang mecat kecuali google. he, he,,, he,,, he,,,,

Salam

Ahlun Nazar said...

Haduh-haduh, jangan main pecat-pecatan dong ... :D Serem ... :D

Alvi Kamal said...

Hahaha ada benarnya juga sih kata JK, dimana wajah para anggota golkar yang bukan memilih mantan ketua umumnya tapi malah memiri partai kader lain...
Tapi saya tetap coblos no 1 :D

Indah Nuria Savitri said...

walaupun pekerjaan saya dekat sekali dengan politik dan teman-temannya..tapi saya benar-benar tidak tertarik dengan segala urusan partai yang menurut saya 'lucu' :)..TFS pak..yang penting saya berharap Indonesia dipimpin oleh orang yang benar-benar peduli dan mumpuni..Saya sangat kagum dengan pak JK yang benar-benar 'bekerja'...dan hasilnya juga luar biasa :)...salam...

momtraveler said...

Idem dgn komentar mbak Indah...males ngikutin berita parpol yg ga mutu n dibuk dgn kepentingan senditi.meskipun sampe drtik ini sya masih blm mrnentukan pilihan sya selalu kagum sama pak JK.. thanks pak :)

vlog media news said...

Orang yang diatas lidahnya memang kerap tajam kebawah gan, jadi wajar lah kalau mecat para bawahan, sekarang kembali masarakat sendiri untuk menilainya..

Hermanbagus said...

kabur saja dah hehee

Dewi Elsawati said...

dalam dunia bisnis juga sama aja mas, tak ada kawan yang abadi..

MANG YONO said...

saya ikut nonton aja Bang, puyeng ah mikirin perpolitikan di Negeri ini

Albarnation said...

Wah sidis juga ya. Saya tak tau apa-apa soal partai. Semangkin bayak membahas soal partai saya mahal semangkin pusing. Tapi cari tau perlu.

Nandar said...

mau bulan puasa saya mah enggak mau ngomongin orang dulu deh apalagi politik he he .. Maunya sih baik-baik aja kitanya..

Ferry Nurse said...

Antara kepentingan politik partai dan kepentingan pribadi kalau bertentangan maka ini adalah salah satu akibatnya.
Akan tetapi bila semuanya ini dilakukan untuk kepentingan bangsa dan negara seharusnya hal itu perlu pemikiran yang bijaksana juga

lina@a happy family said...

Pecat -pecatan di partai Golkar memang sedang rame banget beritanya. Tidak ada kawan abadi di politik. Kalau bertentangan dengan ketua partai, ya harus siap dengan resikonya.

Nunu said...

Plin plan banget. Gara2 nyapres ga kesampaian tuh. Begono kalo orang ambisius

Walidin said...

politik memang penuh intrik ya kang Har.

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" said...

Mungkin ARB masih frustasi gagal jadi capres tahun ini.... ;P

Anonymous said...

inilah politik indonesia
heheheheh

ririe said...

Politik munkin ada kesamaannya dgn bola yang bunder itu ya Bang. Susah ditebak, skr lawan, besok bisa jadi koalisi. Skr koalisi maka belum tentu besok msh jd satu kubu. Dan dalam politik, mana benar dan salah, tak jarang lebih berintepretasi pada kepentingan partai kan ya? *efekgakpahampolitik*

Anonymous said...

Assalaamu'alaikum wr.wb, mas Hariyanto....

Lumrah permainan politik memang banyak tipudayanya. Tidak siapa tahu mana kawan atau lawannya sehinga tiba saat yang membongkarkan segala kemelut yang bersarang di jiwa masing-masing. Memang benar, jika kita tidak pandai bermain politik dan tidak teguh hati, sebaiknya janan menghampiri arena politik yang memerlukan komitmen tinggi terhadap amanah yang disandang.

Salam Ramadhan al-Mubarak, maaf zahir dan bathin buat mas Hariyanto dan mbak Wieka. Semoa diberkahi Allah SWT dengan rahmat-NYA.

SITI FATIMAH AHMAD.
Sarikei, Sarawak. :)

Djangkaru Bumi said...

itulah wajah politik dinegeri kita. uang dan kuasa bisa memegang segala-galanya. pemecatan itu sebagai gambaran akan ketakutan dari ketumnya. partao golkar punya ciri unik, siapa yang berkuasa nanti itulah yang akan menjadi ketum berikutnya.

Ən Yeni Mahnı Sözləri 2 said...

ngga apa lah di pecat, suka-sukanya ARB aja, yang penting saya masih bisa gajian disetiap awal bulan, #udahituajah

Anak Madura said...

ane nyerah gan kalo masalah politik :D