Jangan Samakan Masjid dengan Rumahmu

Jangan Samakan Masjid Dengan Rumahmu

"Barangsiapa yang masuk masjidku ini untuk mempelajari atau mengajarkan kebaikan, maka ia seperti orang yang berjihad di jalan ALLAH SWT. Dan barang siapa yang masuk untuk selain itu, maka ia seperti orang yang memandang kepada sesuatu yang tidak ada faidah baginya" [HR. Ahmad]

Masjid, pabila mendengar kata Masjid disebutkan, maka tentunya yang terbayang dalam benak sahabat-sahibit blogger se-dunia adalah suatu bentuk bangunan dengan desain arsitektur khusus yang memiliki qubah besar menonjol pada atap bangunannya, di mana bangunan Masjid ini digunakan sebagai tempat sholat bagi umat Islam.

Dalam al-Qur’an, kata Masjid disebutkan sebanyak 28 kali, kata yang berasal dari akar kata “sajada yasjudu sujudan” yang bermakna patuh, tunduk, hormat serta ketaatan yang takzim. Dalam artian, Masjid berarti tempat untuk melakukan sholat bersujud penuh kepatuhan dan ketaatan.

Namun Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat sholat saja, karena Masjid juga merupakan tempat atau pusat melakukan segala aktifitas sebagai wujud dari makna kepatuhan, ketaatan dan ketundukan kepada ALLAH SWT, sebagaimana peranan dan fungsi masjid di zaman Rasulullah SAW. Seperti yang tercantum dalam firman ALLAH SWT, “Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik ALLAH SWT, karena itu janganlah kamu menyembah / mengagungkan sesuatupun selain ALLAH SWT” [QS; al-Jin: 18].

Begitu banyak fungsi masjid, salah satunya adalah sebagai sarana untuk pembinaan akhlak dan mental, hal ini berdasarkan pada prinsip bahwasanya Rasulullah SAW diutus untuk "liutammi" atau menyempurnakan akhlak manusia. Hal ini mejadi fokus penulisan saya kali ini, dikarenakan saya mendapatkan. mengetahui dan mendengar sendiri dua minggu lalu, perihal jamaah masjid yang tidak senang akan adanya peraturan/pengumuman tertulis yang ditempelkan di pintu masjid, yang dibuat oleh pengurus Masjid Miftahul Khayr, di jalan Sungai Walanae 50, Kelurahan Maricaya Baru, Kecamtan Kota Makassar, Kota Makassar.

Adapun bunyi dari peraturan/pengumuman tersebut adalah “STOP!!! SEPATU DAN SANDAL HARUS DILEPASKAN DAN TIDAK DIBAWA MASUK KE DALAM MASJID !!!”. Jamaah tersebut protes karena sandal miliknya hilang saat melaksanakan sholat di Masjid Miftahul Khayr, kemudian ia juga pernah melihat salah seorang pengurus masjid yang mebawa sandalnya masuk ke dalam masjid. Saking emosinya sehingga jamaah itu berkata, “Cabut saja pengumuman itu dari pintu masjid, tidak ada gunanya, sandalku disimpan di luar malah hilang dicuri. Masjid ini tempat umum, milik umum, bahkan masjid-masjid lainnya tidak pernah melarang jamaah menyimpan sandal dan sepatunya dalam masjid.”

Jangan Samakan Masjid Dengan Rumahmu
Pengumuman Di Pintu Kaca Masjid Miftahul Khayr

“Tidak seperti masjid di sini, pasang pengumuman, tapi akhlak pengurusnya tidak benar, tidak mematuhi peraturan yang dibuat oleh mereka sendiri. Yang penting akhlaknya..bukan pengumuman larangannya. Sekarang siapa yang mau bertanggungjawab atas sandalku yang hilang???” kata jamaah itu lagi melanjutkan protesnya. Saat itu saya mengatakan kepada jamaah tersebut, mengapa tidak menegur langsung pengurus masjid yang terlihat membawa sandalnya masuk ke dalam masjid. Akan tetapi jamaah itu tidak menjawabnya, dan diapun akhirnya pergi berlalu begitu saja.

Jamaah itu mungkin lupa atau memang belum paham, atau bisa jadi dia dikuasai oleh emosi sehingga enggan menggunakan akal sehatnya, bahwa kesucian adalah faktor utama yang harus dijaga dalam sebuah masjid. Kenapa melaksanakan sholat lebih utama di masjid daripada di rumah atau di tempat lain, karena faktor suci tadi. Memang pernah pengurus masjid tidak memasang pengumuman semacam itu, akibatnya puluhan sandal dan sepatu memenuhi lantai dalam masjid.

Hingga akhirnya dipasanglah pengumuman itu, dan hasilnya alhamdulillah, sandal dan sepatu sudah tidak terlihat lagi di lantai dalam masjid, kecuali sekali-kali bagi jamaah yang pura-pura tidak mengetahui pengumuman itu dan nekat menyimpan di lantai dalam masjid karena takut kehilangan bila disimpan di luar. Namun bila ketahuan dan kedapatan oleh pengurus masjid, sandal dan sepatu itu segera disingkirkan keluar dari masjid.

Bila kita membawa masuk ke dalam masjid sandal dan sepatu yang entah kotoran najis apa sudah terinjak olehnya, lalu meletakkan di lantai masjid, bukankah itu sama saja dengan kita tidak menjaga dan memelihara kesucian masjid tersebut. padahal masjid itu kita gunakan untuk melaksanakan sholat. Mungkin saja masjid-masjid lain tidak menerapkan peraturan dilarang membawa sandal dan masjid ke dalam masjid, namun di Masjid Miftahul Khayr, itu adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Benar bahwa Masjid itu memang tempat umum, semua orang bisa datang dan masuk ke dalamnya. Namun bukan berarti orang-orang, atau sahabat-sahibit blogger sedunia bisa berbuat seenaknya sendiri di masjid, tanpa mau mengikuti peraturan yang dibuat oleh pengurus masjid untuk selalu menjaga kebersihan dan kesucian masjid, terutama di Masjid Miftahul Khayr. Namun yang mengherankan, jamaah masjid Miftahul Khayr lainnya bisa mengikuti dan mematuhi peraturan itu dengan senang hati, lalu mengapa ada jamaah yang enggan melakukan hal yang sama???

Jangan samakan masjid dengan rumahmu, jangankan masjid, rumah pribadi kita sendiri, kalau orang-orang datang dan masuk kedalamnya lalu meletakkan sandal dan sepatunya secara sembarangan sehingga membuat rumah menjadi kotor, tentunya kita akan mencak-mencak, marah dan ngomel tidak karuan.

Bahkan saat sahabat-sahibit blogger sedunia berlaku sebagai seorang tamu, saat di depan pintu masuk, biasanya secara spontan akan melepaskan sepatu atau sandal sebelum masuk ke dalam rumah. Nach, masak bertamu di rumah biasa, kita bisa melepas dan meletakkan alas kaki di luar rumah, tapi saat bertamu di masjid di rumah ALLAH SWT, kita enggan melepaskan dan meletakkannya di luar masjid.

Masjid itu bukan rumah atau tempat biasa seperti mal-mal dan yang bisa dikotori seenak hati kita. Masjid itu rumah TUHAN sobat, tempat kita sujud dan berkomunikasi dengan-NYA sebagai hamba-NYA, yang wajib dijaga kebersihan dan kesuciannya. Kalaulah sahabat-sahibit blogger sedunia sebagai umat muslim tidak mau menjaga kebersihan dan kesuciannya, lalu siapa lagi yang bisa diharapkan untuk menjaganya.

Pengurus Masjid Miftahul Khayr sudah menyediakan tempat penitipan sandal dan sepatu di bawah tangga di dekat pintu masjid, juga menyiapkan rak khusus sepatu dan sandal dalam masjid bagi jamaah yang enggan menitipkan sepatu dan sandalnya di bawah tangga.

Sebab ada dua buah pengumuman yang tertempel di dinding dalam masjid yang isinya “PEMILIK SEPATU DAN SANDAL YANG DILETAKKAN DI LANTAI MASJID INI SESUNGGUHNYA ADALAH ORANG-ORANG YANG TIDAK BERNIAT MENJAGA DAN MEMELIHARA KESUCIAN MASJID MIFTAHUL KHAYR” dan “BATAS SUCI – SEPATU SANDAL JANGAN DISIMPAN DI LANTAI DALAM MASJID – SILAHKAN SEPATU/SANDAL ANDA DISIMPAN DAN DILETAKKAN PADA TEMPAT DI BAWAH TANGGA / DI RAK YANG TELAH DISEDIAKAN”.

Jangan Samakan Masjid Dengan Rumahmu
Tempat Penitipan Sandal/Sepatu Di Bawah Tangga dan Rak di Dalam Masjid

Jangan Samakan Masjid Dengan Rumahmu
Pengumuman Di Tempel Di Dinding Dalam Masjid Miftahul Khayr

Dari informasi seorang petugas masjid, ternyata sandal jamaah yang hilang itu tidak diletakkan di penitipan sandal dan sepatu di bawah tangga, juga tidak diletakkan di rak dalam masjid. Sandal itu hanya di letakkan di lantai di depan pintu masuk masjid, bergabung bersama puluhan sandal milik jamaah lainnya.

Mengenai pengurus yang membawa sandalnya masuk ke dalam masjid, setelah dikonfirmasi, rupanya memang benar, akan tetapi sandal tersebut tidak diletakkan di dalam ruang sholat, melainkan disimpan di ruangan yang berfungsi sebagai tempat menyimpan aneka barang kelengkapan masjid.

Dalam hal ini perlu dibedakan mana ruang untuk sholat yang wajib dijaga kebersihan dan kesuciannya, dan mana tempat menyimpan barang-barang yang bukan difungsikan untuk tempat sholat. Sementara itu di dalam Muktamar Risalatul Masjid tahun 1975,di kota Mekkah, telah disepakati oleh para peserta bahwa untuk mengoptimalkan peran dan fungsi masjid, maka salah satu persyaratannya adalah masjid harus memiliki ruangan sholat yang memenuhi syarat kebersihan dan kesehatan.

Jangan Samakan Masjid Dengan Rumahmu
Ruang Peyimpanan Barang Kelengkapan Masjid Miftahul Khayr

Terkait masjid sebagai sarana untuk pembinaan akhlak dan mental, dengan berusaha selalu mematuhi dan mentaati peraturan masjid untuk senantiasa menjaga kebersihan dan kesucian masjid sebagai tempat sholat, secara tidak langsung kita melatih akhlak dan mental kita sebagai seorang muslim. Seorang muslim yang selalu menjaga kebersihan dan kesucian secara fisik, dengan harapan kelak hal itu bisa membuat kita juga akan selalu menjaga jiwa dan hati agar senantiasa bersih dan suci dari hal-hal yang tidak diridhoi ALLAH SWT.

Masjid adalah tempat paling ideal bagi sahabat-sahibit blogger sedunia untuk belajar seraya mempraktekkan akan kebersihan lahir dan batin. Membersihkan hati dari penyakit syirik, riya’, sombong, kikir dan materialism. Karena masjid adalah tempat paling pas untuk proses penyucian diri sebagaimana firman Allah, “Janganlah kamu bersembahyang dalam masjid itu selama-lamanya. sesungguh- nya masjid yang didirikan atas dasar taqwa [mesjid Quba], sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. dan Sesungguhnya ALLAH SWT menyukai orang-orang yang bersih.” [QS. At-Taubah:108].

At least, sebagai sesama muslim, sangatlah perlu untuk saling ingat mengingatkan dalam kebaikan. Sehingga kita semua bisa menjadi hamba-NYA yang soleh senantiasa bertakwa kepada ALLAH SWT, dan bisa menjadi lebih baik dalam pandangan dunia, maupun dalam pandangan ALLAH SWT.

Tabe' salama' ki'
Keep Happy Blogging Always, mari ki' di' :-)


28 comments:

Indra Kusuma Sejati said...

Masalshnya sih sederhana, namaun efeknya yang luar biasa ya Kang, itu saja baru masalah sendal. Apalagi kalau masuk masjid harus cuci kaki dulu, agar bersih, karena kita sendiri tidak pernah tahu kesucian telapak kaki kita pada saat melangkah terkena najis atau tidak pada saat menuju ke masjid.

Anonymous said...

sudah seharusnya kita memuliakannya dengan membangun pengajian atau bertukar pemikiran mengenai perkembangan dunia dan pengetahuan. namun sayang, sekarang masjid jarang difungsikan seperti itu gan. ok terima kasih sekali atas info masjidnya. salam sahabat blogger.

IQROZEN said...

Masjid tempat yang disucikan, siapa pun itu meski sudah membayar mahal untuk menyewa harus tetap menjaga dan menghormati masjid sebagai tempat ibadah...

Staff Administrator said...

memang udah sepatutnya sesama saudara muslim saling mengingatkan ya bang

walidin said...

betul mas har, harus tegas untuk memperingatkan pengguna masjid, tidak semua orang sadar akan kebersihan.

wongcrewchild said...

mesjid sudah seharusnya kita jaga kebersihannya, karena kesuciannya harus diperlakukan sebagaimana semstinya sebagai tempat ibadah
harus kita paham dan saling mengingatkan jika ada yg melanggar

Dwi Puspita said...

dimanapun yg namanya masjid pasti adem...inilah bukti kalo rumah Allah benar2 melindungi segenap umatnya...biasanya ku selalu leren di masjid kalo bepergian jauh Om :)

zachflazz said...

point banget Mas. menjadi refleksi pemikiran kita bersama, bahwa mesjid menjadi rujukan tempat yang suci dan mensucikan.

zachflazz said...

saya terkesan dengan misi tulisan Mas Hary ini,
bahwa masjid jelas menjadi sarana lahir dan batin bagi kita yang akan menyucikan jiwa.
mari makmurkan masjid, dan jaga kesuciannya, lahir dan batin

ESSIP said...

Jamaah ke masjid itu prinsipnya ikhlas Lillahita'ala.. jadi napa masih mikirin sendal ya pak Har hahaha..

saya sering tuh jumatan sendal ilang.. yo wis pulang tanpa alas kaki saja deh.. sekalian pijat refleksi alami

Gupitan said...

Super sekali Pak Har,,,
Mesjid itu tempat ibadah yang harus dijaga kebersihan dan kesuciannya :)

Dani said...

Sangkin urgennya perihal Mesjid ini, Mesjid adalah bangunan pertama yang Rasulullah bangun pas tiba di Madinah.. Nice post Kak.. :)

Aul Howler's Blog said...

Aku juga sering banget kehilangan sendal di mesjid

Tapi selalu narok di luar tuh, nggak dimasuk-masukin ke dalam
Tapi udah diganti pake sendal biasa aja, atau sendal jelek
jadi aman kan gak ada yg mau ngambil hi hi hi

Febri Gamesoft said...

Akhirnya bisa kembali berkunjung di blog ini lagi mas,, sudah lama saya tdak bersinggah ksini.
Btw blognya artikelnya masih tambah bagus aja,,ditunggu kunbalnya

Mang Lembu said...

jangankan menjadikan masjid sebagai rumahmu, berpikir tentang mesjid itu adalah rumahmu saja sudah ngga boleh...betuk begitu kan bang ya..?

Lidya Fitrian said...

kalau tidak ada penitipan sandal atau sepatu biasanya saya bergantian sholatnya atau memasukka sepatu kedalam tas kresek lalu dibawa kedalam masjid :) Mudah-mudahan tidak mengotori masjid ya karena terbungkus

Hany Von Gillern said...

bagus juga kalo di luar masjid dibikin loker-loker tempat samdal kali ya?

Haris said...

Kan tempat ibadah, yang masuk harus suci. Masa mau masuk kedalam masjid dalam keaadaan najis.

Akhmad Muhaimin Azzet said...

Setuju bangeeet, kesucian masjid harus kita jaga bersama. Membaca kasus ini, saya jadi teringat dengan sebuah masjid di Jogja, namanya Masjid Jogokaryan. Di masjid ini jika ada jamaah yang kehilangan sandal, tinggal bilang saja kepada pengurus masjid, sandalnya merk apa, dan akan dibelikan dengan sandal baru. Setahu saya baru Masjid Jogokaryan yang menerapkan manajemen luar biasa seperti ini. Kenyamanan dan kekhusyukan jamaah benar2 dijaga. Agar jamaah shalat dengan khusyuk dan tidak mikir sandalnya (sebab kalau hilang pun akan diganti yang baru). Bila kita musafir dan singgah ke masjid ini, selama tiga hari akan disediakan tempat tidur yang nyaman, termasuk dijamu makan dan minumnya karena disediakan dapur dengan fasilitas memadai.

santika fadilah said...

kondisi mesjid itu cermin dari jamaahnya, jemaah yang baik itu menjadikan mesjud sangat nyaman untuk dijadikan tempat beribadah..

Sucipto Kuncoro said...

masjid adalah tempat suci untuk beribadah, jadi jangan samakan masjid dengan rumah :)

Anonymous said...

Assalaamu'alaikum wr.wb, mas Hariyanto.... Saya setuju, rumah Allah (masjid) walaupun tempat umum, didatangi sesiapa sahaja, harus dipelihara kesucian dan kemurniannya. Jangan mempertikaikan peraturan dan disiplin yang dibuat oleh pihak jawatankuasa masjid kerana mereka diamanah untuk menjaga kesucian masjid. Di Malaysia peraturan ini bukan sahaja di masjid-masjid besar dan kecil, malah di surau dan musolla juga dibuat peraturan demikian. Jika sudah banyak dibuat disiplin begini, generasi muda akan datang pasti sudah terlatih dan tidak pelik dengan peraturan ini. Insya Allah. Salut buat petugas masjid Miftahul Khair. Salam hormat dari Sarikei, Sarawak.

Rohis Facebook said...

hrs ada kerjasama antara pengurus masjid n para jamaah,

misalx, klo sendal dilarang masuk maka pengurus masjid hrs menjamin bhw sendal jamaah tdk akan hilang! jgn hny melarang tanpa memberi solusi *smile

"Titik Asa" said...

Ah rupanya masalah sandal hilang di masjid itu sudah jadi hal yang lumrah.
Aneh memang di tempat yang semulia masjid pencuri bahkan tetap beraksi.
Belakangan di Bekasi, setidaknya di perkampungan dekat pabrik dimana saya bekerja, banyak kasus kehilangan motor di masjid. Ah sungguh memalukan...

Oh iya Mas, masjid memang identik dgn desainya yang berkubah. Tapi ada satu masjid di Bandung yang keluar dari bayangan umum itu. Masjid ini tanpa kubah dan bentuknya seperti kubus. Namanya Masjid Al Irsyad karya arsitek Ridwan Kamil yang kini menjabat wali kota Bandung. Saya telah posting hal ini di blog saya.

Salam persahabatan dari saya di Sukabumi,

ysalma said...

Biasanya kalau ke masjid, yg dilihat pertama adalah batas suci tempat sandal boleh dibawa, kemudian baru lihat tempat penitipan sandalnya, kalau ga, yakin aja narok sandal dengan pengunjung lain, semoga masjid jg bukan dijadikan tempat ngambil sandal orang lain yg bukan miliknya.

Beby said...

Bener, Bang.. Banyak yang berlaku seenaknya di masjid. Jadinya malah ngga nyaman. :(

HM Zwan said...

sampai sekarang masih heran,orang kenapa ngambil sendal di masjid ya??kalau saya dulu ketuker,ke masjid pakai sandal jepit baru,pulang bawa sendal jepit yang udah lama. kalau yang ini saya berfikir munkin ketukar karena warna dan merek sama. bagus ya masjidnya...ada penitipan sandal

ndop said...

Wah ikut senang ya kalau sandalnya sekarang gak masuk mejid lagi. Lha kalau lantainya gak suci, trus kita injak dia, padahal habis wudlu, ya sholat kita gak sah dong ya.

jadi memang harus super tegas bikin aturannya yaaaa..