Ingatan Yang Tertumpuk

Ingatan Yang Tertumpuk

Dari sekian banyak artikel yang saya posting sejak 1 Januari 2014 hingga sekarang, ada satu judul yang paling berkesan buatku, yaitu yang kuposting pada tanggal 15 bulan Juli 2014, berjudul Mewangilah Hingga Ke Surga-NYA. Dimana artikel ini berkisah tentang seorang lelaki bernama Ustadz Ahmad Sudirman, yang mengabdikan kehidupannya untuk menyebarkan dakwah dan syiar Islam serta menegakkan agama Allah SWT.

Mengapa ide kisah Uztadz Ahmad Sudirman ini bisa muncul menjadi sebuah artikel? Itu karena dilatar belakangi apa yang terlihat olehku di zaman kini, ketika begitu banyak orang-orang yang mengaku pandai dalam ilmu agama, berdakwah di mana-mana di seluruh Indonesia, namun ternyata kepandaian dan dakwahnya hanya dimanfaatkan untuk mengejar kenikmatan duniawi semata.

Mereka pandai mengajak dan menasihati orang agar berjalan dalam kebenaran dan kebaikan, namun mereka tak mahir untuk menasihati diri sendiri. Oleh karenanya, saya menampilkan sosok ustadz Ahmad Sudirman sebagai counter attack, untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa masih ada pendakwah yang bersahaja, kemana-mana berjalan kaki atau bersepeda serta selalu tersenyum. Tak mengejar imbalan duniawi, karena bayaran di akhiratlah yang jadi impiannya.

Artikel Mewangilah Hingga Ke Surga-NYA merupakan artikel yang paling inpiratif dan paling nyata yang pernah kubuat. Tapi itu pendapatku pribadi, mudah-mudahan saja yang membacanya juga sependapat denganku. Tak cukup sehari artikel ini kutuntaskan, tanpa membutuhkan energy ekstra, karena segala sesuatu mengenai Ustadz Ahmad Sudirman sudah ada dalam memory-ku, bagaikan Ingatan Yang Tertumpuk. Lagipula saat itu, saya dan dia kerap kali bertemu dan bersama-sama kami menjelajahi kota Makassar untuk menyebarkan dakwah dan syiar Islam.

Postingan ini juga sempat kuikutkan kontes Giveaway untuk kategori true story dan tokoh dalam artikel benar-benar nyata adanya, dan alhamdulillah bisa jadi salah satu pemenang. Karena ikutan Giveaway itulah maka jumlah kata dalam tulisan dibatasi, sehingga saya tak bisa mengeksploitasi secara maksimal mengenai sosok dan kehidupan Ustadz Ahmad Sudirman. Mungkin suatu waktu, saya akan membuat artikel khusus mengenai dirinya, atau bisa jadi apa yang kelak kutulis akan menjadi sebuah buku atau novel yang dibuat berdasarkan kisah kehidupan Ustadz Ahmad Sudirman.

Ingatan Yang Tertumpuk
Saya bersama Ustadz Ahmad Sudirman

Walaupun tulisanku dibatasi jumlah katanya, bagiku dia adalah guru, sahabat dan rekan seperjuangan, sehingga saya berusaha menuliskan kisahnya dengan seobyektif mungkin. Akan tetapi menulis tentang orang yang dikenal, apalagi sangat dekat dan senantiasa beraktifitas bersama, itu sangat berbeda bila dibandingkan menulis mengenai sosok orang yang tidak dikenal sama sekali.

Butuh kehati-hatian yang teramat sangat bila menulis mengenai sosok orang yang dikenal, jangan sampai dia menjadi marah atau tersinggung karena ada kesalahan dalam tulisan mengenai dirinya. Selain itu saya juga berusaha menjaga agar jangan sampai tulisanku menjadi subyektif, terlalu berlebihan dalam memuja perjalanan hidupnya yang bisa berujung kepada pengkultusan dirinya.

Tak salah, kalau postingan ini menjadi artikel paling berkesan bagi diriku selama tahun 2014 ini. Selain pengalaman perjalanan spiritual, banyak hal yang bisa kupelajari. Pelajaran mengenai kesederhanaan, keikhlasan serta beragam makna kehidupan, yang tujuannya hanya satu, yaitu berusaha lebih dekat kepada Sang Khaliq dan menjadi yang terbaik dalam pandangan Allah SWT.

Tabe, salama’ ki’

20 comments:

Anonymous said...

capluk dulu ingatan yang tertumpuknya, semoga ngga cuman ingatan yang tertumpuk tapi dollarnya juga tertumpukd idepositonya abang ku yang ganteng deh yah

Zizy Damanik said...

Saya setuju Pak. Kalau mau menulis tentang tokoh yang kita kagumi, tentu harus berhati-hati sekali. Salam saya Pak. Semoga sisa tahun ini pun masih bawa kebaikan buat kita semua...

echaimutenan said...

Butuh kehati-hatian yang teramat sangat bila menulis mengenai sosok orang yang dikenal, jangan sampai dia menjadi marah atau tersinggung karena ada kesalahan dalam tulisan mengenai dirinya. Selain itu saya juga berusaha menjaga agar jangan sampai tulisanku menjadi subyektif, terlalu berlebihan dalam memuja perjalanan hidupnya yang bisa berujung kepada pengkultusan dirinya.
- ------------

setuju pak :)

Dwi Puspita said...

dengan bercerita sosok seseorang yg benar2 mempunyai energi positif agar semua orang tau dan bisa juga seperti dia ya Om,,,alhamdulillah jadi pemenang :)

Beby said...

Salut kepada beliau.. Zaman sekarang banyak jugak yang mengaku pendakwah tapi matre..

eviindrawanto said...

Tokoh yang kita kagumi adalah contoh hidup dari kualitas seseorang yang kita anggap baik ya Pak. Semoga Ustadz Sudirman selalu diberi kesehatan, Pak hari juga untuk syiar agama. Amin

lina@happy family said...

Selalu beliau selalu dalam lindungan Allah SWT, Bang Har juga.

Mohon maaf, Bang Har, saya baru dikirim email dari Lamido. Ternyata yang dicari blog dengan unik domain. Mohon maklum.

Anisayu Nastutik said...

Karena dakwah ustad itu sejuk
Menjadi spesial dari ingatan yang tertumpuk

Simply Homy said...

semoga kita semua menjadi ummat yang kaffah...

Guest House di Bandung

zachflazz said...

masya allaah, sejuknya Mas. jarang kita temui ya figur seperti beliau. ikhlas hati dan tanpa pamrih dan hanya berharap kepada ridha ilahi rabbi. sangat menginspirasi Mas. semoga menjadi motivasi buat kita semua.

zachflazz said...

pantes kalo kemudian menumpuk di ingatan, sangat wajar Mas. sedemikian perfect koq. layak untuk dikenang.

dunia kecil indi said...

Wah, berarti tulisannya bagus sampai jadi pemenang. Selamat, ya :)

Akhmad Muhaimin Azzet said...

Benar-benar guru, sahabat, dan rekan seperjuangan yang saya pun memetik pelajaran darinya melalui tulisan ini, Pak. Semoga sukses nggih.

Diyanika said...

Lihat wajahnya saja sudah meneduhkan Pak.

Muhammad Iqbal K said...

Kita semua butuh sosok seperti beliau :)

Akhmad Muhaimin Azzet said...

Saya berkunjung lagi ke sini, Pak :)

Mang Lembu said...

bang...ingatannya masih bertumpuk ya? saya sampe bingung tadi mampir ke blog detiknya.

ririe said...

wah, salut buat bang hari yg selalu menulis dengan cermat tentang orang-orang yg dikenal secara langsung. Sehingga niat baik untuk berbagi ttg sisi inspiratifnya tetap tercapai ya bang.

#sukses dengan lombanya ya bang

Gulunganpita said...

Dan saya juga setuju kalau tulisan yang ini jadi yang paling berkesan,.
semoga beruntung mas.

salam hangat dari Bandung :)

ceritajengyuni said...

saya datang untuk mengurai ingatan yang tertumpuk....hem...