Assalamualaikum ayuhai sahabat-sahibit blogger se-dunia di manapun kalian beraktifitas. Minggu lalu, dalam perjalanan “Traveling Blogger” ku, kali ini ke Propinsi Yogyakarta (08-12032015) begitu banyak tempat-tempat mengasyikkan dan memiliki nilai historis yang sempat saya kunjungi, salah satunya adalah saat saya menyempatkan diri ber-wisata religi ke Masjid Syuhada Yogyakarta atau Masjid Agung Syuhada Yogyakarta, yang konon kabarnya merupakan pemberian Presiden Indonesia saat itu, Ir.Soekarno, kepada para pejuang kemerdekaan di Yogyakarta.
Masjid ini yang dikenal juga sebagai masjid nasionalis, terletak di Jalan I Dewa Nyoman Oka 13, Kotabaru Yogyakarta ini memilki nilai historis yang teramat sangat, sebab masjid ini didirikan dan merupakan peninggalan pemerintah Republik Indonesia, yang pernah menjadikan Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan Negara Indonesia, sesuai namanya masjid ini dibangun untuk mengenang para syuhada atau para pejuang Indonesia yang telah berjuang dengan mengorbankan jiwa raga demi merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Sebagaimana tertulis pada prasasti yang terletak di halaman masjid, peletakan batu pertama yang menandakan dimulainya pembangunan Masjid Syuhada dilakukan pada tanggal 23 September 1950Masehi bertepatan dengan tanggal 11 Dzulhijjah 1369Hijriyah, oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia. Di mana pada tahun sebelumya yaitu tahun 1949, telah dibentuk Panitia Pembangunan Masjid Syuhada. Adapun yang bertindak sebagai Ketua Panitia adalah Mr. Assaat, dan wakilnya adalah B.P.H.Prabuningrat.
Sedangkan Ki Moesa Machfoeld sebagai Pemimpin Pembangunan, Supono sebagai Kepala Pelaksana dan Ir. R. Feenstra sebagai Penasihat Teknik. Lalu Menteri Agama pada saat itu, K.H.Masjkur melantik susunan Panitia Pembangunan Masjid Syuhada pada tanggal 14 Oktober 1949. Lalu pada tanggal 17 Agustus 1950 dilakukan penetapan garis kiblat oleh K.H.Badawi.
Selama dua tahun, 1950-1952, Masjid Syuhada Yogyakarta dibangun, dan kemudian diresmikan pada tanggal 20 September 1952 Masehi bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1372 Hijriyah. Pada tanggal 25 Mei 1952 berdiri Yayasan Asrama dan Masjid (YASMA), selanjutnya kepengurusan masjid diserahkan kepada YASMA selaku Badan Wakaf dibawah perlindungan Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Kalau dilihat dari desain dan arsitektur Masjid Syudaha yang mampu menampung sekitar 1.000 jamaah, merupakan wujud simbolis yang memiliki arti tersendiri, seperti anak tangga dibagian depan yang berjumlah 17, tiang gapura yang berbentuk delapan segi serta empat kupel bawah dan lima kupel bagian atas, melambangkan hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yaitu tanggal 17 Agustus 45.
Sementara bentuk kubah-nya yang unik terpengaruh arsitektur kubah yang sedang berkembang di Persia dan India saat itu, yakni berupa Kubah Bawang. Posisi Kubah Utama dikelilingi oleh kubah kecil sebanyak empat buah yang terletak di empat penjuru. Masjid ini terdiri dari tiga lantai, di lantai dasar merupakan ruangan untuk pendidikan yang dilengkapi dengan 20 buah jendela, di mana ini merupakan simbolis atas 20 sifat ALLAH SWT. Di lantai dua digunakan untuk tempat sholat bagi perempuan, di mana terdapat dua buah tiang penyangga bangunan sebagai simbol dari dua buah itikad manusia.
Terakhir, ruang sholat utama terletak di lantai tiga, di mihrab-nya ada lima buah lubang angin sebagai simbol dari Lima Rukun Islam atau simbol dari Sholat Lima Waktu. Sementara warnanya di dominasi dengan warna hijau tua dan hijau muda. Menurut catatan sejarah, pada tanggal 26 September 1952 dilaksanakan Sholat Jum’at perdana dan yang bertindak sebagai imam dan khatib adalah KH Muhammad Natzir. Selain itu Wakil Presiden Republik Indonesia saat itu, Moehammad Hatta, turut memberikan ceramah. Kemudian pada tanggal 13 September 1953, rakyat dan pemerintah Pakistan memberikan sumbangan berupa karpet permadani sebanyak 24 helai.
Suasana Ruang Sholat Utama Usai Sholat Dhuhur (12032015)
Masjid Agung Syuhada di malam hari usai Sholat Maghrib
Foto bareng penjual-nya sesudah menikmati hangatnya Wedang Ronde Jahe di depan Masjid Syuhada usai menunaikan Sholat Maghrib.
Hingga saat kini Masjid Agung Syuhada Yogyakarta yang memiliki luas bangunan sebesar 2.796m2 masih kokoh berdiri dengan tetap mempertahankan design serta arsitektur-nya sebagaimana aslinya. Hanya beberapa tambahan bangunan yang didirikan disekitar masjid demi menjawab kebutuhan dan pengembangan layanan masjid sebagai pusat ibadah sekaligus pusat pendidikan ke Islaman.
Selama berada di Yogyakarta saya bertemu Pak Akhmad Muhaimin Azzet, blogger Yogya yang super ramah, kisah perjalanan bersamanya menelusuri pedalaman Yogyakarta akan saya publish pada postingan berikutnya. Dan kini sebagai seorang blogger yang melakukan traveling blogger bersama istri-ku "Wieka Wintari", saya menyempatkan diri dua kali menunaikan sholat lima waktu di masjid bersejarah ini, hari Senin, Sholat Maghrib (09032015) dan Kamis, Sholat Dhuhur (12032015) sebelum melanjutkan perjalanan ke Bandung, menjadikan diri ini larut dalam kenangan akan perjuangan para syuhada negeri ini, semoga saja ALLAH SWT melapangkan jalan para syuhada, para pejuang dan para patriot Negara Indonesia menuju surge-NYA yang kekal…aamiinn.
Tabe, salama’ ki’
Keep Happy Blogging Always, Mari ki’ di’:-)
30 comments:
membaca artikel tentang Masjid Syuhada Yogyakarta, Saya Jadi Kangen sama Yogya Pak :)
Kisah cerita dari Masjid Agung Syuhada di Yogyakarta ini sangat kaya akan sebuah goresan catatan sejarah, dan membuat kangen dengan kota Yogyakarta.
masjid agungnya besar banget ya Om...bersih dan adem melihatnya...
Walaupunn saya daerah jawa tengah,, tapi blm pernah mampir-mampir ke sini,,, makasih ustadz atas infonya ..
Subhanallah, pernah sekali sholat jumat di masjid ini... ternyata bang har udah kesini juga
wah, saya yg di jogya belum pernah ke mesjid ini bang.
nanti mau ngajak suami ah ke masjid ini.
#sayangnya kok saya gak tahu kalau Bang Hari dan Mbak Wieka hbs dr jogya neh. Kalau tahu, kan bisa kopdaran
Belom sempet ke sana, Bang.. :(
di jogja banyka tempat menarik pak. apalagi ke pantainya :D salam kenal pak.
Assalamu Alaikum Alhamdulillah sudah banyak menjelajahi bumi Allah Pak Har semoga semakin memantapkan keimanan Salam Dari Pinrang
saya tiap liburan ke yogya belum pernah kesana mas, soalnya liburan nya bareng rombongan jadi di mesjid yang ditentukan sopir..
Kalo ke Jogja wajib mampir nih :D
baca "masjid nasionalis" kok saya pengen ketawa ya. but saya suka cerita perjalanan bapak kesana. kapan-kapan saya juga pengen main kesana ah
Thanks info perjalanannya sob...
Salam dari Merpati Web
wah,di jogja ya? deket tempat saya ini mas.. tapi saya belum pernah ke masjid itu :)
Subhanallah indahnya rumah Allah, semoga suatu ketika saya bisa berkeliling mengunjungi tempat2 mulia sperti masjig nan indah ini di seluruh dunia... Amiin
Alhamdulillaah..., liputannya lengkap ini, Pak. Saya juga suka jika singgah dan shalat di Masjid Syuhada ini. Hehe..., sama-sama, Pak, tentu saya juga senang sekali dapat berjumpa dengan Pak Hariyanto, apalagi dapat ilmu banyak ihwal ngeblog. Semoga di lain waktu dapat jumpa kembali ya, Pak :)
Subhanalllahhh.... mesjidnya sangat indah sekali..
enak dipandang, pastinya sejuk ya gan :)
Subhanalaah sekali om :D
EnjoyBackpacker
Keren banget!
Filosofinya tumbuh di setiap sudut.
saya belum sempat mampir ke sini...bagus ya..ditunggu kisah selanjutnya..
waduh aku malah baru tau mesjid ini. Tapi aku sering nya kalo ke jogja itu numpang sholat di mesjid gede kauman nya doang
ane sudah lama tinggal di jogja malah belum pernah ke masjid ini pak hahaha :)
Oh jadi mesjid tersebut pemberian pak presiden pertama kita, syukurlah dan mesjid semoga barokah amin :)
komplit sekali ya ulasan tentang masjidnya. Mas Hariyanto memang selalu mengulik sejarah secara total dan detail! Keren! Layak dijadikan sumber bikin makalah nih blognyaaa
Hasil dari perjuangan mempertahankan NKRI. Makasih untuk postingnya. Salam kenal dari wong Jogja :)
honbookstore.com
Cantik mesjidnya
bersejarah pula
wahhh :')
wah, masjidnya keren juga yak hehehe
Assalaamu'alaikum wr.wb, mas Hariyanto... jika dilihat dari luat, bentuknya sama seperti Majid Abdur Rahman, Banda Acheh yang bersejarah itu, Alhamdulillah, perjalanan blogger di samping isteri memang mengasyikkan ya. Tambah lagi bisa berkopdar dnegan teman blogger yang lain seperi mas Amazzet. Mudahan tulisan travelognya amat meriah sekali. Salam sejahtera dari Sarikei, Sarawak. Salam saya buat mbak Wieka juga.
pantesan di sebut kubah bawang ya karena bentuknya mirip bawang
Lebih Indah pas malam hari yah
New comments are not allowed.