Semua Untuk Pertama Kali


Adzan Maghrib baru saja usai berkumandang saat taxi yang saya tumpangi beserta rombongan memasuki halaman stasiun Tugu Yogyakarta pada hari Kamis, 12 Maret 2015. Suasana stasiun tidak terlalu ramai terlihat, mungkin karena jelang waktu Sholat Maghrib, atau mungkin juga karena peraturan baru PT Kereta Api Indonesia yang begitu ketat menata semua stasiun kereta api, agar menjadi lebih tertib dan bersih. Namun apapun penyebabnya, tak terlalu kupikirkan, yang pasti malam ini saya akan menggunakan layanan kereta api “Lodaya”.


Ini bukanlah pertama kali saya melakukan perjalanan dengan menggunakan kereta api, sudah beberapa kali saya kala masih bujangan menaiki kereta api, melakukan perjalan ke kota-kota yang ada di pulau Jawa. Mulai dari jaman stasiun kereta masih semrawut yang penuh dengan pedagang kaki lima, di peron dan di dalam kereta api, hingga saat kini, ketika stasiun kereta api mulai tertata rapi, bahkan tak seorang pun pedagang kaki lima yang terlihat oleh ku berlalu lalang di sekitar stasiun Tugu.

Meskpun sudah berulang kali menggunakan kereta api, namun kali ini saya merasakan kesan yang sangat cetar membahana dalam diriku. Yang pertama tentunya karena kali ini perjalananku bukan lagi perjalanan seorang pria bujangan yang melalnglang buana kemanapun kusuka, akan tetapi ini adalah pengalaman pertamaku melakukan traveling menggunakan kereta api bersama istriku tersayang “Wieka Wintari”, yang sudah menghentikan dan menghapus status bujanganku dari catatan kehidupanku saat kini. Sayangnya saya tidak bisa membawa Smartfren Andromax 8-ku, karena layar LCD-nya retak, padahal dengannya saya bisa membuat catatan tentang traveling-ku kali ini.

Melakukan perjalanan bersama istri dengan menggunakan kereta api adalah hal yang sangat menyenangkan dan membahagiakan. Apalagi suasana stasiun dan di dalam kereta api sangat mendukung kebersamaan kami berdua. Masuk peron rasanya seperti masuk ke dalam bioskop, tak ada yang bisa masuk, kecuali calon penumpang yang telah memiliki karcis. Demikian juga saat berada didalam kereta api, tak ada yang bisa lalu lalang dalam gerbong yang sejuk karena berpendingin udara, kecuali penumpang kereta api yang sah, dan petugas kereta api yang sesekali menawarkan makanan dan minuman dengan keramahan yang luarbiasa. Rasanya kaili ini saya seperti melakukan perjalanan bulan madu ke dua.

Selain bersama istri, ikut juga bersama kami, sepupu dari dari istriku, yaitu Abang Antho dan Mbak Lisa beserta anaknya, Alfin. Kami semua satu gerbong, namun tempat duduk kami terpisah dua nomor kursi. Hal ini disebabkan waktu pembelian tiket kereta api secara online yang tidak bersamaan. Meskipun demikian, saat berfoto selfie pertama kali di dalam gerbong yang mulai bergerak perlahan, dengan bantuan sebilah tongkat narsis alias Tongsis, Abang Antho yang kepalanya serupa kepalaku,berkacamata dan mengenakan rompi, mbak Lisa dan Alfin masih bisa terekam dalam kamera handphone Samsung Galaxy Mini III-ku. Tentunya saya yang mengenakan kaos hitam bertuliskan “Sumpah Aku Ini Blogger” beserta istriku terlihat lebih jelas.

Kereta Api Lodaya Malam melaju dengan kencang membawa saya dan rombongan menuju kota Bandung, untuk menghadiri hajatan pernikahan keluarga dari istriku. Dan ini adalah pertama kali bagi saya bertemu dengan keluarga besar istriku yang berasal dari Lampung, sebab hajatan kali ini diadakan oleh pemimpin adat paguyuban keluarga besar Lampung yang bergelar Abang Raja. Jadi bisa dipastikan, semua element masyarakat Lampung dari seluruh Indonesia akan menyempatkan diri untuk hadir. Dengan demikian, ini merupakan kesempatan besar bagiku untuk bisa bertemu dan berkenalan dengan mereka semua.

Oh iya, ada yang hampir terlupa dalam kisah ini, Ada satu catatan khusus yang membuat foto selfie berjamaah yang saya lakukan bersama istriku “Wieka Wintari dan Abang Antho, Mbak Lisa beserta anaknya “Alfin”, menjadi kenangan tersendiri. Selain dari yang telah saya ceritakan di atas, ada satu kisah yang terselip, yang saying bila di simpan saja dan tak diceritakan di sini.

Saat berada di peron, sambil menunggu jadwal keberangkatan kereta api Lodaya Malam. Secara tak terduga kami mendapatkan informasi dari seorang marketing kursi pijat, bahwa saat itu di stasiun Tugu Yogykarta juga hadir rombongan mantan presiden Indonesia , Pak SBY beserta keluarganya. Rupanya mereka usai berkunjung ke kampong halaman SBY dan akan kembali ke Jakarta malam ini dengan menggunakan kereta api.

Dan info itu ternyata benar juga, tak lama kemudian, terlihatlah Pak SBY beserta rombongannya keluar dari salah satu resto. Saya pun bergegas mendekat ingin mengambil gambar dan bersalaman. Namun belum apa-apa, salah seorang pengawalnya dengan ketus berkata, “Tidak ada foto-foto ya !!!”. Alhasil saya hanya bisa bersalaman pertama kali dengan pak SBY, sejak ia tak jadi presiden lagi. Entah apa sebabnya pengawalnya bersikap demikian, padahal pak SBY kan sekarang sudah kembali menjadi rakyat biasa, dan saya juga rakyat Indonesia, jadi tak perlulah bersikap kaku seperti itu, yang seolah-olah berusaha menjauhkan Pak SBY dengan rakyat Indonesia.

Tak terasa akhirnya kereta api Lodaya Malam yang saya tumpangi memasuki stasiun kereta Bandung sekitar jam 04.00 subuh. Alhamdulillah akhirnya saya tiba juga di Kota Bandung, kota yang selama ini selalu ingin saya kunjungi, namun tak pernah kesampaian. Pernah saya hendak ke Bandung, namun perjalanannku hanya sampai di Ciawi dan di Tajur, sesudah itu balik lagi ke Jalarta. Dan sekarang, akhirnya saya bisa menghirup udara kota Bandung yang konon katanya fresh dan segar untuk pertama kalinya.

Tabe, salama ki’
Keep Happy Blogging Always, Mari Ki’ Di’

20 comments:

Hasriyani muting said...

Wah, sayang sekali ya pak Har tidak bisa mengabadikan kenangan bersejarah itu. Emm.. kalau saya misalnya, suami akan saya jadikan ajudan untuk kesempatan pertama sebelum ada peringatan. Hehee.... langsung jepret! Mau yang kena mananya dulu yang penting tembak dulu kamera ke arah 01. Bapak SBY mantan orang no 1 RI.

Sulaeman said...

Ternyata ikutan kompetisi ya pak hariyanto, semoga sukses + menang selalu ... keren itu fotonya di kereta

Nova said...

Wahhh seru pak ceritamya hihi pede ya ga malu banyak orang di kereta :D. http://www.novawijaya.com/2015/04/selfie-story-in-beautiful-island.html

Lidya Fitrian said...

saya lebih nyaman menggunakan kereta api dari pada bis pak

Indah Nuria Savitri said...

selamat menikmati Banduuung :)..kebayang serunyaaaa...

Akhmad Muhaimin Azzet said...

"Tidak ada foto-foto ya" weee... sebegitu ketatnya ya, Pak, kan Pak SBY sudah kembali menjadi rakyat biasa, tentunya bila pengawal itu tidak kaku akan lebih asyik, hehehe...

Salman Faris said...

Sensasinya enak banget kan naik kereta hehehe, wah pakai tongsis lagi :D

zachflazz said...

padahal tuh ya Mas, menurut saya, berkereta api dan stasiun Tugu itu enaknya pas banyak penjual hilir mudik di gerbong dan di peron. lalu ada dentingan berirama sepasang mata bola, wuihhh, eksotik sekali Yogya saat itu. sekarang nggak lagi terlihat. saya kehilangan.

zachflazz said...

dari Yogya lalu ke Bandung, waahh, itu namanya dari surga ke surga Mas, hehe

Bunda Salfa said...

Saya malah belum pernah ke Bandung
Suatu saat saya akan kesana... Boscha selalu menjadi impian...

Beby said...

Wah sempat maen ke Jogja yah, Bang.. Di dalem bus pun masih bisa grufie.. Tongsisnya pasti keren :D

yuni andriyani said...

Weuih...sudah ke yogya ya mas....hati-hati lo mas....Jogja akan selalu ngangenin dan selalu mengajak tuk kembali...he..he...he... salam hangat dari Jogja... :0

Ririe Khayan said...

ciee-cieee, asyiknya yg pas jalan-jalan ke YK dan kebetulan barengan sang RI 1....

#sukses lombanya Bang

nandar said...

jadi ingin coba jalan jalan pakai kereta api juga nih

Lughatuna Al-Jamilah said...

wah pake lodaya ya///saya juga sering :D

Akhmad Muhaimin Azzet said...

Pak, ini saya singgah lagi kemari untuk mengabarkan bahwa kopdar kita di bulan kemarin telah saya laporkan, hehe... Terima kasih ya, Pak :)

Maag Kronis said...

Semoga menjadi juara dalam kontes nya ya pak :D dan menjadi juara untuk pertama kali :D hehee

Anonymous said...

Assalaamu'alaikum wr.wb, mas Hariyanto.... semua untuk pertama kali selalu menjadikan kita bahagia melaluinya saat tersebut. Malah, tidak akan dilalui untuk kedua kalinya di masa lain. Tidak mengapa jika tidak bisa berfoto untuk pertama kali bersama Bapak SBY, mungkin di masa akan datang bertemu kembali malah lebih akrab lagi daripada sekedar berjabat tangan sahaja. Salam manis saya buat bak Wieka dan salam ukhuwwah dari Sarikei, Sarawak.

ndop said...

Aku juga suka naik kereta. Walaupun sekarang tiket kereta itu harus booking ya. Kalau enggak, bisa kehabisan. Tapi enak juga sih, gak kayak dulu umpel2an karena jumlah tiket sama jumlah tempat duduk lebih banyak tiketnya hahahaha...

Adi Pradana said...

Selfie di kereta asik juga yak...