Sekilas Kisah Masa Kecilku di Toraja

Foto Bersama Sebelum Bermain, Coba Tebak Yang Mana Saya ???

Berkisah tentang masa kecil memang tiada habisnya. Ada jutaan kisah yang penuh kenangan indah, unik, lucu dan menggemaskan serta seakan tanpa dosa yang terpendam dalam memory otakku. Bisa jadi ribuan buku kalau memang harus ditulis semua di Blogs Of Hariyanto, namun kali ini cukuplah aku menceritakan sekilas kisah tentang kenangan yang penuh kehangatan cinta di masa kanak-kanakku.


Kisahnya adalah saat saya berkumpul dengan keluarga besar di Kabupaten Tana Toraja, kampung halaman di mana almarhum mama-ku berasal. Ini adalah moment yang tidak setiap hari terjadi, jadi harus bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh saya dan para saudara sepupu, yaitu anak-anak dari saudara aknarhum mama-ku.

Saat itu di Toraja penuh dengan pepohonan yang rindang, hijau dan asri, setiap pagi bisa terlihat di atas dahan pohon di pekarangan rumah nenekku, ramai bertengger kakak tua berjambul kuning. Aroma padi yang menguning di tengah sawah yang mengelilingi “Rante” atau tanah luas di mana rumah nenekku berdiri, menjadikan nuansa pagi betul-betul menggairahkan untuk beraktifitas.

Kala itu usiaku kisaran lima tahun, sementara si kembar, Tono dan Toni kakak lelaki ku usianya terpaut dua tahun lebih tua dari-ku. Semua saudara sepupu-ku yang ada saat itu, usia-nya pun tidak terlalu jauh dari saya, maksimal empat tahun lebih tua atau dua tahun lebih muda dari saya. Dengan usai yang begitu belia, maka apa lagi yang saya dan kakak-ku serta saudara sepupu dapat lakukan, kalau bukan bermain, bermain dan bermain.

Salah satu permainan favorit kami saat itu adalah menunggang kerbau. Tubuh kerbau yang besar dan licin membuat kami bersusah payah agar bisa menungganginya, belum lagi kalau kerbaunya lari ke tengah sawah yang penuh lumpur, maka penuh lumpur pula seluruh tubuh kami saat berlarian di tengah sawah demi mendapatkan seekor kerbau yang bisa kami naiki.

Capek dan lelah bermain dengan kerbau, dengan badan penuh lumpur kami meminta bantuan Ne’ Ondo, untuk mengambilkan buah kelapa. Pohon kelapa yang banyak tumbuh di sekitar rumah nenekku itupun dipanjatnya, dan berjatuhan lah buah-buah kelapa dari pohonnya, yang dengan segera buah kelapa itu di belah oleh Ne’ Ondo dan memberikannya pada kami untuk di minum airnya dan daging kelapa nya pun kami santap dicampur dengan gula merah.

Ne’Ondo juga menyediakan sekarung buah langsat yang baru dipetik dari kebun untuk kami santap, ach kenyang betul perut ini jadinya. Selanjutnya kami-pun beramai-ramai pergi ke belakang rumah, menuju sungai untuk mandi membersihkan badan yang penuh dengan lumpur. Air sungai yang mengalir deras seakan menantang kami untuk berenang di dalamnya.

Bagi yang tidak bisa berenang, cukuplah mandi di tepi sungai saja. Namanya juga kanak-kanak, sambil mandi dan berenang, kami saling mencipratkan air ke wajah sesame saudara sepupu, tak puas hanya air, akhirnya kami mengambil tanah lumpur dari tepi kali dan kemudian saling melempar, jadinya badan kami semua pun penuh lumpur lagi.

Untunglah ada sumur yang letaknya dekat sungai tempat kami mandi, sehingga akhirnya kami pun semua membilas badan kami di situ, agar kami bisa istirahat, karena matahari perlahan sudah mulai tenggelam di ufuk Barat. Seiring berakhirnya sekilas kisah masa kecilku di Toraja yang penuh kehangatan dan cinta.


9 comments:

Mang Lembu said...

Rasa kangen padablog abang terobati kini.

pasti abang teh yang berambut gondrong lagi ngangkat anderok...ih kaya si Geo lagi gondrong deh ih...tapi si Geomah ngga pernah pake anderok bang

Mang Lembu said...

saking kangennya...tak kecup dan cipok basah sebasah-basahnya ah..
terimalah kecupanku...bang

Tira Soekardi said...

nah aku juga suka naik kerbau di sawah belakang rumah. duh susah banget tapi kalau sudah ada di atas kerbau rasanya asyik banget

Kopiah Putih said...

Wah.. Lengkap sekali fasilitasnya.. :D
Kerbau, kelapa muda, buah langsat dan tempat mandinya jga. Tak terbayang bagaimana senangnya. :)
Salam hangat dari Bondowoso.

sri wijayanti said...

Oh, langsat tuh bisa dimakan ya Pak?
hehe tak kira buat kosmetik aja
:D
Ah, mengenanng masa kecil menurut saya tak ada habisnya
:')

Liswanti Pertiwi (PenaLiswanti) said...

Suka naik kerbau juga ya om, asyik deh. Saya dulu juga begitu.

Mau izin ngitunga katanya neh hehe

Terima kasih sudah ikutan

MasRozakdotCom said...

foto simasnya yang sebelah mana mas. bereksan banget fotonya kenangannya full

Kasino Online said...

Foto jadul + kenangan lama terbuka kembali,
Suatu saat pengen ke sana

mang inu said...

jadi kepengen ke rumah ibu, buka-buka album doeloe :-)
terimakasih telah berbagi.