Ini sepenggal kisahku sebagai traveler blogger menjelang akhir tahun lalu di Pulau Lombok, yang masih tersisa dalam rekaman memory benakku. Rasanya sayang kalau disia-siakan terbuang tak menjadi materi untuk postingan, meskipun telat, namun sudah dipikirkan dan dipertimbankan untuk berbagi melalui artikel di Blogs Of Hariyanto.
Dalam perjalananku, keberuntungan masih berpihak kepada saya, karena masih diberi kesempatan oleh ALLAH SWT untuk melihat langsung Festival Senggigi Kabupaten Lombok Barat, di hari-hari terakhir menjelang penutupan.
Sahabat-sahibit blogger se-dunia, Festival Senggigi sejatinya merupakan salah satu event tahunan, yang diselenggarakan untuk mendukung pariwisata Lombok, yang selalu dinantikan oleh masyarakat dan penikmat industry wisata, . Festival yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat ini menampilkan beragam kegiatan seni budaya, hiburan serta pameran hasil industri kerajinan.
Selain itu berbagai instansi pemerintahan yang ada di Lombok Barat turut serta sebagai peserta pameran. Dengan ikutnya instansi pemerintah berpameran, menjadikan festival Senggigi lebih berkesan sebagai pameran pembangunan daripada pameran budaya pendukung industri pariwisata Lombok.
Adapun untuk industri kerajinan, pesertanya bukan hanya dari Pulau Lombok saja, melainkan juga dari propinsi-propinsi serta kabupaten dan kota yang ada di Indonesia, seperti dari Propinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten Garut.
Festival yang diselenggarakan di kawasan wisata Senggigi, yakni di suatu lahan datar nan luas yang terletak di Jalan Raya Senggigi, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat ini, berlangsung dari tanggal 16 September hingga 19 September 2015. Kawasan Senggigi merupakan sentra obyek wisata di Lombok Barat, dengan pemandangan pantai yang indah nan mempesona serta pebukitan yang view-nya begitu memikat hati pengunjung.
Dari kawasan Senggigi sahabat-sahibit blogger se-dunia bisa berangkat menuju ke tga gili yang sangat terkenal di dunia pariwisata lokal dan internasiona, yakni Pulau Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air, yang lokasinya sangat dekat dengan kawasan wisata Senggigi. akan tetapi secara geografis masuk dalam wilayah Kabupaten Lombok Utara.
Saya beserta rombongan tiba di lokasi Festival Senggigi dengan dipandu oleh Pak Irawan, salah satu panitia adat festival, pada tanggal 19 September, jadi benar-benar di hari terakhir pelaksanaan festival. Saat itu serlihat olehku deretan tenda segitiga berwarna putih memenuhi lapangan, disekelingnya banyak tumbuh pohon nyiur.
Namun saya benar-benar seperti mendapat durian runtuh, karena pada hari terakhir itu, saya dan rombongan masih sempat melihat aksi aktrasi budaya bernama “PERESEAN”, yakni suatu seni beladiri dengan cara menggunakan tongkat rotan, yang dilakukan oleh dua orang, Sehingga disebut sebagai “Pertarungan Tongkat” atau dalam bahasa Bugis..ets salah maaf, maksud saya adalah “Stick Fighting”.
Namun saya benar-benar seperti mendapat durian runtuh, karena pada hari terakhir itu, saya dan rombongan masih sempat melihat aksi aktrasi budaya bernama “PERESEAN”, yakni suatu seni beladiri dengan cara menggunakan tongkat rotan, yang dilakukan oleh dua orang, Sehingga disebut sebagai “Pertarungan Tongkat” atau dalam bahasa Bugis..ets salah maaf, maksud saya adalah “Stick Fighting”.
Menonton Peresean ini sangatlah mengesankan, karena bisa melihat langsung dua orang petarung, yang saling beradu ketangkasan dan kelincahan, sambil mengayunkan tongkat-nya, berusaha mengenai badan lawannya, Pertarungan ini begitu keras dan cenderung brutal, betapa tidak terkadang tubuh para pemainnya penuh dengan ceceran darah, akibat luka terkena tongkat lawan. Untuk catatan secara detail dan terperinci mengenai Peresean ini, akan saya buatkan satu postingan khusus yang tersendiri.
Festival Senggigi sangat diharapkan bisa meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan local maupun mancanegara ke Lombok pada khususnya, serta propinsi Nusa Tenggara Barat pada umunya. Dari informasi cerita yang sempat saya korek dari panitia, konon katanya, pembukaan Festival Senggigi ini sangat ramai, bahkan cendereung mengarah ke kolosal.
Begitu banyak komunitas yang hadir sebagai peserta saat pembukaan festival ini, bahkan salah satu komunitas yang terdiri dari para waria berani tampil dengan kostum eksotis nan mewah, dan itu sangat menarik perhatian para penonton.
Tak banyak yang bisa saya ceritakan mengenai Festival Senggigi Kabupaten Lombok Barat ini, kecuali apa yang saya bisa lihat dan dengar, pada hari terakhir, saat saya dan rombongan berkunjung ke kawasan wisata Senggigi.
Tabe, salama’ ki’
Keep Happy Blogging Always, mari ki’ di’ :-)
12 comments:
jadi ngiri mas jalan jalan terus nih, apalagi ke Sengigi dari dulu belum kesampaian kata orang tempatnya bagus sekali
smoga suatu saat bisa liat festival senggigi :) mupeng
Dari namanya kayak festifal orang kita bugis pak, hahahhaa
Tapi di lombok,
Menarik sekali ya, sangat banyak budaya yang bisa dilestarikan dengan adanya festival ini.
sepertinya si om ini jalan jalan terus hehe
Ini kegiatan yang bulan September ya kang ?
semoga dengan diadakan nya festival di senggigi kebudayaan daerah tersebut juga bisa dilestarikan ya mas :)
woo rame...
kpn bisa ke lombok ya??
kayanya festivalnya asyik banget ,,
ngerinya om,, lngsung lebam tuh klo kena sabetan rotan ...
asik banget nih lombok. beruntung banget yak.. masih bisa liat pertunjukan budaya di hari terakhir :)
Ini salah satu destinasi liburan yg ingin aku wujudkan. Entah kapan. Tapi pingin suatu hari bisa ke Lombok
Sayang saya ga bisa saksikan langsung Bang..heee
New comments are not allowed.