Batik Papua dari Decky Morin

Sabtu pagi Dua Belas November Dua Ribu Sebelas, sekitar jam tujuh pagi waktu Makassar, handphone-ku menerima Short Messages dari seorang kawan-ku di Papua, Pak Decky Morin.

Isi pesannya menanyakan “Apakah kiriman-nya yang dia kirimkan lima hari lalu dari Papua sudah saya terima atau belum ? Isinya ada dua pieces, satu kain dan satu baju kemeja “

Saat mengirim pesan, pak Decky Morin sedang berada di Kabupaten Teluk Wondama – Papua, tapi dia tidak tinggal di situ, hanya sedang melakukan perjalanan dinas melaksanakan tugas dari kantor instansi tempat-nya bekerja. Pak Decky sendiri berdomisili di Jayapura – Papua.

Saya-pun membalas pesan-nya dan mengatakan “Bahwa kiriman yang dimaksud belum tiba, mungkin dua atau tiga hari lagi baru sampai di Makassar, mengingat jarak Papua dan Makassar yang lumayan jauh.”

Dan benarlah, beberapa hari kemudian, Senin malam, 14 November, saat kembali dari tour of duty luar kota, alhamdulillah, saya melihat ada bungkusan kotak persegi berbungkus kertas manila putih terletak rapi di atas lemari kabinet-set ruang makan.

Tertulis namaku di pembungkus-nya, dan pengirimnya tercantum nama Pak Decky Morin. Sayapun mengambil-nya dan membawa masuk dalam kamar untuk membuka-nya (agak penasaran sich dengan isinya).

Sekilas saya mengingat awal perkenalan saya dengan Pak Decky Morin yang belum terlalu lama, yaitu setahun lalu, tepatnya pada bulan Oktober tahun 2010 .

Saya bertemu pertama kali dengan-nya di Jakarta, saat itu saya baru tiba di Jakarta mewakili teman-teman di Makassar, bergabung dengan tim kantor Pusat Jakarta untuk mengikuti salah satu event skala nasional di JCC – Jakarta yang rutin diadakan setiap tahun.

Di awal perkenalan, saya dan Pak Decky Morin langsung akrab, seakan kawan lama yang baru bertemu.
Meskipun usia pak Decky Morin yang jauh lebih tua daripada saya, tapi itu tidak membatasi komunikasi saya dengan pak Decky Morin. Apalagi pembawaan pak Decky sangat supel dan suka bercanda serta murah senyum.
Hingga usai kegiatan, Pak Decky Morin kembali ke Papua, saya ke Makassar, kami masih sering berkomunikasi, baik melalui telephone atau hanya melalui Short Messages.

Kembali ke Laptop, selepas sholat Isya, saya-pun perlahan mulai membuka kertas manila putih pembungkus kotak kiriman dari Pak Decky Morin di Papua.

Dan saat sudah terbuka, alhamdulillah, ternyata isinya cendera mata dari Papua, yaitu Batik Papua – Indonesia.

Rupanya pak Decky masih ingat pembicaraan saya dengan-nya tahun lalu, saat itu saya melihat pak Decky memakai Baju Kemeja Batik dengan Motif Ukiran Papua, dan saya pun menanyakan apakah itu Batik Papua. Pak Decky mengiyakan.

Spontan saya berkata sambil bercanda saat itu “ Motif batiknya sangat bagus pak, orisinil khas Papua, saya juga berniat membeli satu Batik Papua untuk di pakai saat acara formil atau non formil. Atau siapa tahu pak Decky mau mengirimkan untuk saya Batik Papua sebagai oleh-oleh bingkisan dari Pak Decky”

Pak Decky pun menjawab sambil tertawa, “Gampang itu, nanti saya sampaikan pada istri saya tentang pesanan-mu.” Pak Decky juga memberitahukan, bahwa istrinya asli suku Jawa.

Subhanallah, alhamdulillah, ternyata percakapan setahun lalu masih teringat dengan baik oleh Pak Decky.

Seperti yang tertulis dalam Short Messages-nya, memang ada dua jenis barang yang terkirim untukku, satu Kain Batik Papua bahan pakaian yang belum dijahit dengan motif prada Burung Cendrawasih dan Ukiran Asmat,

dan satunya lagi Pakaian Kemeja Batik Papua yang sudah jadi dengan motif prada ukiran patung totem  papua.

Alhamdulillah, terimakasih ya ALLAH atas nikmat pertemanan dengan pak Decky Morin yang KAU berikan dan terimakasih ya ALLAH atas nikmat-MU berupa kiriman Batik Papua dari Pak Decky Morin.

Terimakasih banyak Pak Decky Morin atas kiriman Batik Papua-nya.

Semoga Pak Decky Morin dan keluarga senantiasa sehat bahagia selalu dalam lindungan ALLAH Sang Khaliq..allahumma aamiiin.