Dont Worry Be Smart Fren

Assalamualaikum friends of blogger globally wherever you are. This time I invite you to join to discuss the word of smart. What exactly is the definition of the word of smart, when translated into Indonesian. Especially if we also talk about the title of this article, dont worry be smart fren. Cut cut cut, pengantar berbahasa Inggris cukup sampai disini saja. Ternyata belagak seperti orang Smart yang pandai berbahasa Inggris itu tak gampang juga ya, harus bisa menguasai kata demi kata dengan susunannya secara tepat, kalau tidak demikian, bisa berbeda konotasinya.

Don’t Worry Be Smart Fren, atau kalau diterjemahkan secara kasar ke dalam Bahasa Indonesia kira-kira artinya adalah Jangan Khawatir Untuk Menjadi Cerdas Teman. Loh tapi kata Fren-nya itu kurang dua huruf, seharusnya berbunyi Don’t Worry Be Smart Friend. Tak apalah, karena kata Friend itu kalau dilafaskan bunyinya jadi Fren, jadi saya menulisnya sesuai bunyinya saja. Lalu kenapa kita harus Smart ?

Secara Etimologi, kata Smart itu dalam bahasa Indonesia bisa berarti pintar, cerdas atau bijak. Salah satu dari ketiga arti kata itulah yang konon kabarnya terdapat pada diri saya sendiri. Bukannya mau bersikap pongah atau sombong, tapi jujur saya katakan bahwa apa yang saya lakukan ini bisa digolongkan sebagai tindakan yang Smart, pada saat saya memilih seorang wanita untuk menjadi istriku dunia akhirat. Sahabat-sahibit blogger se-dunia pastilah mengatakan saya ini berbicara terlalu angkuh dan itu tak pantas dilakukan oleh seseorang seperti saya.

Sekali lagi saya katakan, bahwa tiada maksud membusungkan dada, atau berbesar kepala saat membicarakan tentang predikat Smart yang kurasa ada dalam diriku. Karena saya juga sadar diri, saya bahwa saya hanyalah The Ordinary Man, orang yang biasa-biasa saja, tak ada kelebihan yang bisa dibanggakan layaknya orang-orang terkenal lainnya yang selalu wara wiri melintas nama dan wajahnya di media cetak, media televisi, media digital dan media sosial. Dan satu-satunya kelebihanku adalah bahwa saya memang tak punya kelebihan.

Namun perkenankanlah saya menjelaskan melalui artikel ini, mengapa tindakan saya ini bisa dikategorikan sebagai tindakan yang Smart. Semoga saja bila sudah membaca hingga tuntas artikel ini, saya berharap, para sahabat-sahibit juga akan ikut berlomba-lomba mengambil sikap dan tindakan yang sama, sehingga kalian juga bisa dikategorikan termasuk orang-orang yang Smart. Tapi, ada tapinya loh, artikel ini harus dibaca dari awal hingga selesai, jangan dibaca sepotong-sepotong ya. Karena kalau sepotong-sepotong, pemahamannya pastilah sepotong-sepotong juga hasilnya.

Istriku bersama saudari2-ku dan keponakanku hendak Sholat Iedul Fitri

Sejak dulu saya berniat dalam hati ingin mencari seorang wanita yang akan kujadikan sebagai istri yang sah, pasangan hidupku demi menyempurnakan agama dan ibadahku. Yang bisa saling melengkapi antara saya dan dia,bisa saling menutupi kekurangan satu sama lain, karena saya tahu, manusia itu tak ada yang sempurna, karena kesempurnaan itu hanya milik Sang Khaliq. Namun dalam ketidak sempurnaan itulah, manusia selalu berusaha mencari jalan menuju kesempurnaan, yang bagi saya, menuju kesempurnaan ibadah kepada Sang Khaliq.

Saya telah memutuskan, bahwa wanita yang menjadi istriku, akan menjadi teman hidupku tidak hanya untuk satu-dua hari saja akan tetapi seumur hidup, insya ALLAH. Sehingga saya berhati-hati, teliti dan penuh pertimbangan saat memilih pasangan hidup. Dalam agama Islam yang saya anut diajarkan bahwa wanita biasanya dinikahi karena empat hal, yaitu karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan arena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih karena agamanya, sebab kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi. Peraturan untuk memilih wanita yang akan diperistri sudah jelas rambu-rambunya di dalam Islam, maka tentunya saya wajib mengikuti rambu-rambu itu yang sudah jelas arah kebenarannya, karena kalau tidak mengikuti, bisa kena tilang nantinya.

Namun memilih wanita berdasarkan agama juga ada peraturannya, yakni bukan yang ISLAM KTP, melainkan dia itu Islam secara keseluruhan, atau setidaknya wanita itu memiliki niat untuk kelak berprilaku secara Islamiah dalam keseharian, dan niat itu kelihatan dari pola hidupnya yang tak penah lepas dari ajaran-ajaran Islam yang tiap saat selalu semakin baik dan semakin berkembang. Saya juga bukanlah orang yang sempurna dalam beragama, namun dengan saling menasihati satu sama lain, saling mengingatkan akan kebaikan yang harus dilakukan dan keburukan yang harus ditinggalkan, bukankah itu adalah tindakan yang Smart sebagai suami istri dalam menggapai ridho Allah SWT.

Tentunya saya menginginkan istriku taat kepada saya suaminya, namun bukan ketaatan dalam keburukan dan kemaksiatan dunia, melainkan ketaatan kepada kebaikan dunia akhirat. Sebagai seorang istri, istriku berhak menegur diriku bila saya melakukan kesalahan dan melanggar perintah-perintah agama. Jadi bukan taat dengan memakai kacamata kuda, namun taat dengan mata hati sesuai tuntunan ajaran Islam. Saya juga menginginkan seorang istri yang selalu berhijab menjaga auratnya dan tidak memamerkan kecantikannya kecuali kepada suaminya, lah iyalah, aku pastinya tidak mau seluruh dunia dengan bebas menikmati dan memandangi tubuh istriku, karena aku suaminya, maka akulah yang berhak melihat dan menikmati kecantikan istriku.

Istriku Kumpul Bersama Keluarga Besarku  Yang Berasal Dari Tana Toraja, di Toraja

Istriku Kumpul Bersama Keluarga Besarku di Makassar

Istriku Bersama Keponakanku Merayakan Ulang Tahun Rani sambil bawa Gambar Smart Fren

Alhamdulillah, saya benar-benar beruntung, karena hampir semua yang saya inginkan itu ada pada wanita yang menjadi pilihan hidupku saat ini, dan sudah menjadi istriku melalui pernikahan yang sah dihadapan Sang Khaliq dan disaksikan oleh dunia beserta akhirat. Bahkan Istriku itu juga tahu bagaimana membahagiakan pasangan, mengambil hati keluarga suami, dan pandai menempatkan dirinya. Dengan menikah, saya dan istriku telah meraih Nisfaddiin, separuh nilai kemuliaan agama, insya Allah. Menikah juga sebagai bukti akan kecintaan kami kepada Rasulullah, karena Rasulullah bersabda, "bahwa nikah sunnahku, siapa yang membencinya bukan umatku."

Benarkan, semua tindakan saya saat memilih istri layak dikategorikan tindakan yang Smart, sebab memprioritaskan kebaikan masa depan di akhirat daripada kebaikan di dunia. Namun bukan berarti urusan dunia kita abaikan, tetap saja kita mengejar urusan dunia demi kehidupan keluarga kita, tetapi tetap dengan mengikuti rambu-rambu lalu lintas yang telah ditetapkan oleh ajaran agama Islam., dan jangan sekali-kali mencoba melanggarnya. Oleh karena itu saya mengajak sahabat-sahibit sedunia, terutama bagi yang masih jomblo, Jangan Khawatir Menjadi Orang Pintar/Cerdas/Bijak Teman atau Don’t Worry Be Smart Fren saat mencari wanita yang akan menjadi istri kalian, dan senantiasa bersikap Fastabiqul khoirot, berlomba-lomba dalam kebaikan.

Ini benar-benar narsis habis-habisan :-D

Yakinlah, bila kita sudah bersikap Smart kemudian membulatkan tekad, menguatkan hati dan meluruskan niat demi menjemput masa depan serta melakukan perubahan yang lebih baik dalam kehidupan di dunia dan di akhirat yakinku ALLAH SWT kan melapangkan jalan-NYA untuk mewujudkan impian kita membentuk keluarga yang Sakinah Mawaddah Wa Rahma, insya ALLAH.

"Blogpost ini diikutsertakan dalam Lomba Ultah Blog Emak Gaoel"