Kinclong Atau Gosong

Kinclong Atau Gosong

Sebulan penuh sudah umat Islam ditempa dengan berbagai ibadah dan segala amalan selama bulan suci Ramadhan untuk mensucikan dan membersihkan diri dari segala dosa. Namun kali ini, umat Islam di negara tercinta Indonesia, dihadapkan dengan situasi dan kondisi pemilihan presiden Indonesia. Di mana suasana kampanye calon presiden telah merebak sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, dan suasana kampanye itu terbawa juga saat memasuki bulan suci Ramadhan.

Memasuki bulan suci Ramadhan laksana memasuki Kawah Candradimuka, begitu banyak godaan yang mendera dan menjadi aral lintangan bagi umat Islam di Indonesia. Selain hal-hal yang umum menjadi cobaan bagi umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa dari subuh hingga maghrib, ada pula hal-hal khusus yang terjadi selama bulan suci Ramadhan, yang sungguh sangat bisa menjadi perusak ibadah puasa kita, atau setidaknya membuat ibadah puasa menjadi makruh, tak mendapat pahala apapun jua, kecuali lapar dan dahaga.

Yang saya maksud hal-hal khusus tersebut, adalah sikap dan kelakuan dari para pandukung kedua calon presiden yang saling melontarkan berbagai macam fitnah dan ghibah yang lebih banyak unsur kebohongannya terhadap calon presiden yang menjadi kompetitornya. Padahal sesungguhnya satu kebohongan akan melahirkan kebohongan kebohongan lainnya, dan itu bisa menjadikan ibadah puasa rusak karena kebohongan itu.

Bulan Suci Ramadhan ternyata bukan menjadi penghalang untuk melontarkan jutaan ejekan dan kehinaan kepada calon presiden Indonesia, seolah olah mereka para pengejek dan penghina itu haqul yakin, bahwa mereka lebih bersih, lebih baik dan lebih suci serta bebas dari dosa dibandingkan calon presiden Indonesia.

Bulan suci Ramadhan bukan lagi menjadi arena perang terbesar melawan hawa nafsu, karena sudah berubah menjadi arena pertempuran para pendukung yang saling ejek dan cerca. Fitnah dan ghibah ramai bertebaran di dunia maya, di social media, dan di media cetak di dunia nyata, semua itu dilakukan hanya untuk menebar kebencian demi memberi dukungan kepada calon presiden pilihan mereka.

Apakah mereka masih ingat atau mungkin saja mereka sudah lupa bahwa segala dosa akan ditanggung sendiri, dan bukan oleh tim sukses, juga bukan oleh calon presiden, yang bisa jadi bila terpilih jadi presiden Indonesia, mereka mungkin tidak akan pernah ingat dan kenal, bahkan tidak mau tahu kepada para pendukungnya yang sudah bersusah payah menebar hawa kebencian terhadap calon presiden dari pihak yang mereka anggap sebagai competitor.

Ingatlah sahabat-sahibit blogger se-dunia. menunjuk kesalahan dan aib orang lain hanya menggunakan satu jari saja..., tapi empat jari lainnya akan menunjuk ke arah diri sendiri. Sekarang bulan suci Ramadhan telah berlalu, hari raya Idul Fitri-pun usai pula, dan pemilihan presiden-pun juga sudah selesai, demikian juga dengan penghitungan suara oleh KPU, serta penetapan presiden terpilih-pun juga telah dilakukan.

Sudahlah sobat-sobitku semua, hentikan kebiasaan menebar kabar yang tak jelas asal usulnya dan memalsukan segala data serta berbagai alamat situs demi memenuhi sebuah ambisi besar yang tak kunjung terpenuhi. Sungguh itu semua tak ada gunanya bagi siapapun termasuk untuk dirimu, malahan membuat orang semakin muak akan sikapmu yang tak bisa bersikap sebagai kesatria sejati. Janganlah berusaha menjadikan negeri dan bangsa tercinta ini menjadi negeri dan bangsa yang munafik.

Seharusnya kita membuang dan menghilangkan semua hawa nafsu angkara murka yang penuh kebencian saat menyambut dan merayakan Idul Fitri, dan mengisinya dengan penuh rasa kebahagiaan dan kegembiraan, serta hati, jiwa dan pikiran yang suci bersih dan terbarukan seperti bayi yang baru lahir, karena pada hari yang fitri inilah ALLAH SWT memandang seluruh hamba-NYA dengan pandangan kasih sayang.

Ingatlah ayuhai sahabat-sahibit blogger se-dunia, sesungguhnya bulan suci Ramadhan ibarat kawah candradimuka, apakah kita berhasil melaluinya dengan baik dan sempurna, itu terlihat jelas saat kita lepas dari tempaan selama bulan suci Ramadhan, apakah kita akan nampak semakin mengkilat dan kinclong atau malahan semakin gosong. >hw31072014<

Tabe,salama’ ki’
Keep Happy Blogging Always, mari ki’ di’ :-)

35 comments:

JIM said...

benar sekali, di bulan Ramadhan yang lalu entah kenapa banyak sekali para pendukung fanatik, padahal saat itu masih bulan Ramadhan, tetapi masih saling hujat...

dan utk yg terakhir kalinya saya mengucapkan mohon maaf lahir dan batin... :)

Staff Administrator said...

kaya sepatu yg udah habis di semir
kadang suka di jemur ..asal jgn lupa ngangkat nya :)

Mew da Vinci said...

bener mas hariyanto...
untung aja pemilu pas Romadhoon ya... jadinya bisa menyatu lagi pas idul fitri, insyaa Allah... taqobalallahu minnaa waminkum yaa... :D

sopyan nc said...

betul banget pak har :-)
menjadikan dunia adalah sgalanya dr pd ibadah

Jery Yanuarlan said...

setuju pak, mudah2an kita termasuk yang menjadi kinclong ya...selamat hari raya Idul Fitri mhon maaf lahir dan batin ya pak

Kang Muroi said...

Semoga selepas ramadhan ini kita menjadi semakin kinclong dan bukan gosong ya mas...

Mohon maaf lahir batin jika selama ini ada komentar yg kurang berkenan

paridah said...

salam lebaran...beristighfar banyak2....

Unknown said...

kalau saya sih mending Kinclong hehehe :D

Anisayu Nastutik said...

Semoga hati kinclong dan jernih
karena telah bersih
oleh maaf-memaafkan yang tertasbih
oleh niat suci dan putih

Minal Aidin Wal-Faidzin
Mohon Maaf Lahir dan Batin

Salam lebaran idul fitri

Anonymous said...

kalau ane sih lebih condong ke kinclong kyk kepalanya orng botak :D

Rohis Facebook said...

Presiden sy msh SBY :)

Unknown said...

alhamdulillah saya adem ayem aja, nggak terlalu peduli, hehehe....

media2give said...

klo gosong rugi dong kang puasanya kang :)

okutan48 said...

klo ngomongin soal pilpres kyknya blm berdamai kang,satu pihak nggk terima malah banding tuh

Mang Lembu said...

nah nih...kebetulan nih bang, saya jadi hobi nonton Mahabharata di antv teh pengen tau sebenernya yang disebut kawah candradimuka teh dimana tempat dan gimana bentuknya ya?
kan...kan...gatot kaca anaknya bima dari ibu yang buto itu ditempa nya di kawah itu...
*garuk garuk kepala sambil menetes...tes..tes...tes.

Obat Sakit said...

namanya saja ibadah puasa, yang menilai adalah Allah SWT saja
Ya berharap makin kinclong hatinya bang

Dunia Ely said...

Happy Lebaran mas :)

Unknown said...

hehe mereka para penghibah itu sudah tidak tahu dosa pak.. mereka mempertuhankan misi dan perjuangan dari tim masing masing

Masnady said...

menjaga sikap kelakuan ucapan dan hati saat bulan puasa memang susah ya mas.. makanya selama bulan puasa kemarin apabila tidak ada kegiatan atau lagi lubur kerja. saya habiskan waktu di dalam rumah saja mas. agar sedikit terhindar dari godaan hehehhe

Adi Pradana said...

Mari kita bersama-sama introspeksi diri membangun pribadi yang lebih baik lagi... Semangaaaat ! Salam balik dari Jogja om Har !

Asep Haryono said...

Menenangkan diri karena emosi atau sakit hati karena sikap seseorang adalah hal yang luar biasa. Bukan hal yang mudah memaafkan begitu saja orang yang sudah menyakiti hati kita. Itulah sebabya perang terbesar saat ini adalah perang Melawan Hawa Nafsu. Salah satu hawa nafsu yang harus kita perangi adalah Hawa AMARA atau EMOSI.

Astri Damayanti said...

Yang sering terjadi adalah puasa dapat lapar dan hausnya aja.
Kesempatan mendapat jiwa yang tenang untuk bekal menuju surganya seringkali terlupakan atau bahkan tidak dimanfaatkan sama sekali karena fokus pada sahur dan buka apalagi kalau sudah menjelang idul fitri, kebanyakan jadi fokus ke lebaran dan mengabaikan hakekat idul fitri

Unknown said...

Saya pilih kinclong aja, mas.

R10 said...

politik kotor, cara mainnya juga kotor

(pendukungnya ikut-ikutan jadi malah memperkeruh)

Beby said...

Maennya ngga asik ah.. Aku jadi kaum minoritas di keluarga ku, sampe-sampe ikutan debat panjang banget.. :(

Gupitan said...

Ramadhan sudah lewat jadi saya mau ngucapin Minal 'Aidin Wal-Faizin saja :)

HAYARDIN said...

Kami sekeluarga di Kota Barru Sulawesi Selatan, mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1435 Hijriah buat Mas Haryanto sekeluarga... Mohon Maaf Lahir dan Batin ya Mas...

Rasito Rastam said...

Itulah budaya politik bangsa Indonesia, mereka atau bahkan mungkin kita kadang terlalu fanatik dengan sosok tertentu, sehingga yang diunggulkan selalu kebeikannya, tanpa melihat sisi buruknya. Harusnya kita bisa menilai seseorang secara berimbang, sehingga tidak perlu melontarkan fitnah dan kebencian kepada orang lain yang tidak kita sukai. Kita tidak tahu orang yang kita benci justru lebih baik dari orang yang kita sukai bahkan lebih baik dari diri kita sendiri.

"Idul Fitri momen yang tepat untuk instropeksi diri" :D

vlog media news said...

Iya nih gan semoga kita semuah masih bisa saling menahan diri dengan tidak saling fitnah sehingga hati masih tetap kinclong..

Unknown said...

Setelah satu bulan proses pembersihan semoga terlihat dan selalu terpelihara agar tidak pudar ya Kang.

Salam

Unknown said...

mampir kesini mau ngembaliin handuk putih yang pernah tak curi tempo hari nih bang

Anisayu Nastutik said...

Jadi ngeri

Anisayu Nastutik said...

Karena memaafkan tak mudah
Bisa jadi terserah
mau parah apa indah

:)

Anisayu Nastutik said...

Aku ga bohong
pilihanku juga kinclong

Asep Haryono said...

Heihiehie dimana mana kalau ada mba AnisAyu hadir pasti ada untaian bait bait puisi nan Indah hiheiheihieee