Misteri Pantai Indrayanti Yang Mempesona

"Ayoooo travelling jalan-jalan ke Jogyakarta!!!" Demikian ajakan rekan-rekan sekantor-ku melalui e-mail, yang langsung mendapat respon positif dari rekan-rekan kantor di seluruh Indonesia. Bagi saya, ini merupakan kunjungan ke dua kalinya ke Jogyakarta, yang pertama kali saat masih duduk di kelas satu Sekolah Menengah Atas, ups..sudah lama sekali rasanya membayangkan masa itu.

Jalan-jalan ke Jogyakarta kali ini, saya dan rekan-rekan se kantor se Indonesia mengunjungi banyak tempat-tempat wisata yang ada di Jogyakarta. Namun dari semua tempat wisata tersebut, yang paling berkesan bagiku adalah saat kami jalan-jalan mengunjungi Pantai Indrayanti, yang terletak di Desa Tepus, Kabupaten Gunung Kidul. Propinsi Daerah Istimewa Jogyakarta.

Mungkin karena saya dibesarkan di kota Makassar, kota yang berada di pinggiran pesisir pantai, jadi kalau mendengar atau melihat yang namanya pantai, langsung saja jiwa bahariku langsung bergolak ingin menikmati sepuas hati akan keindahan pantai yang akan saya kunjungi. Demikian juga saat teman-teman sekantor-ku mengetahui bahwa saat jalan-jalan nanti, salah satu destinasi wisata yang akan kami kunjungi adalah Pantai Indrayanti.

Mereka langsung bersemangat dan penuh antusias menyiapkan berbagai hal untuk dipakai pada saat berada di pantai. Namun bagi saya, ada beberapa misteri pantai Indrayanti yang mempesona, yang telah lama kudengar dan ingin kucari jawabnya mengenai keberadaan Pantai Indrayanti ini. Misteri apakah gerangan itu?? Silahkan saja dibaca terus artikel ini sampai tuntas :-)

Dari kota Jogyakarta, sekitar kurang lebih 2 jam waktu yang kami tempuh dengan bis, melewati perbukitan Sewu dengan medan jalan yang naik turun, untuk bisa sampai ke pantai Indrayanti. Sepertinya perlu persiapan khusus kalau mau pergi ke pantai Indrayanti, beberapa baju kaos dan celana pantai telah saya siapkan dan kemas dalam ransel Hi-Tech-ku, karena kemungkinan besar saya dan teman-teman akan berbasah-basahan bila tiba di sana…maklumlah membayangkan diri ini kembali menjadi anak pantai sudah sangat heboh sekali.

Kamera untuk dokumentasi foto-foto narsis nan indah juga sudah siap, kemudian sepasang sandal “Joger Jelek” yang kubeli saat berkunjung ke Bali awal bulan Februari lalu, kusiapkan untuk menjejakkan langkah kakiku di atas hamparan pasir pantai Indrayanti. Berhubung Jogyakarta masih dalam musim kemarau, dan sudah terbayang cuaca pantai Indrayanti yang panas, itu pasti membuat tubuhku selalu butuh asupan air minum sebagai pelepas dahaga.

Namun saya tak mau asal-asalan minum hanya untuk melepas haus, tubuhku ini harus mendapat asupan yang lebih dari itu, karena ini adalah bukan jalan-jalan biasa, namun jalan-jalan untuk travelling dan touring, meskipun menyenangkan dan membahagiakan hati, namun juga pastilah sangat melelahkan secara fisik. Dan untuk mengantisipasi hal itu, dalam ransel Hi-Tech-ku, saya sudah menyiapkan beberapa kaleng minuman Liang Teh Cap Panda.

Memang saya biasanya selalu menyiapkan Liang Teh Cap Panda, bila akan melakukan perjalanan yang jauh. Bagi yang belum tahu apa itu Liang Teh Cap Panda, saya beritahukan ya, bahwa Liang Teh Cap Panda adalah minuman teh herbal segar dalam kemasan kaleng, salah satu produk dari Kinocare, yang dapat dikonsumsi oleh seluruh keluarga. Khasiat Liang Teh Cap Panda tak perlu diragukan lagi, karena terbuat dari ekstrak tumbuh-tumbuhan atau herbal, yang dapat membantu meredakan panas yang disertai sakit tenggorokan serta menjaga kesehatan tubuh.

Komposisi bahannya antara lain, Mesona palustris Blume, Microcos paniculata, Plumeria rubra L, Prunella vulgaris L, Chrysanthemum Indicum L, Lonicera japonica Thunb, Glycyrrhiza glabra, Momordica grosvenorli, Pandanus amaryllifolius, Gula dan Air. Pastinya kalian akan bertanya, kok saya bisa hafal akan komposisi Liang Teh Cap Panda, yang jumlahnya banyak dan hampir semuanya adalah bahasa latin.

Dan saya akan menjawab, itu mudah saja, silahkan saja lihat pada kaleng kemasan Liang Teh Cap Panda, semua komposisinya jelas tertulis di situ….ahhhaayyyyy. Membayangkan minum Liang Teh Cap Panda di pantai Indrayanti dalam cuaca yang panas, hmmm sungguh nikmat rasanya, apalagi kalau disajikan dalam keadaan dingin…tentunya lebih nikmat...sedaaappp dan segaarrrr.

Suara Katon Bagaskara yang mendendangkan lagu Jogyakarta dan lagu-lagu lainnya dari KLA Project, terdengar mengalun merdu dari loudspeaker bus, menemani kami sepanjang perjalanan menuju pantai Indrayanti, hingga tak terasa, akhirnya kami tiba di kawasan wisata Pantai Gunung Kidul, tempat di mana Pantai Indrayanti berada.

Mataku langsung seketika melotot dan seakan hendak lompat keluar dari rongga mataku, seiring mulutku yang menganga, seolah tak percaya akan apa yang terlihat oleh mataku ini. Dalam pandanganku, nampaklah panorama pantai yang indah menawan terpampang di depan mataku, laksana lukisan masterpiece, berlatar kanvas langit biru, membuat bibirku spontan berdecak kagum.

Hamparan pasir putih kecoklatan yang bersih terbentang sepanjang garis pantai, dihiasi dengan jejeran payung pantai yang berwarna-warni. Air lautnya yang biru kehijauan, dengan percikan ombak berselang seling riak-riak kecil menghempas menghantam batu dan tebing karang yang berdiri tegak, laksana benteng yang mengelilingi pesisir pantai, sementara nyiur hijau dan pepohonan lain tumbuh menghiasi, membuat suasana pantai menjadi hijau nan teduh dan asri.

Bangunan-bangunan dengan konstruksi kayu beratapkan nipah, nampak menjadi pelengkap sempurnanya keindahan alam di pantai Indrayanti ini. Semua keindahan yang terlihat di pantai ini benar-benar tak kalah dengan keindahan pantai-pantai di negara lain...i really love my country, Indonesia. Sungguh paduan element alam yang sangat menarik membuat pemandangan panorama alam di pantai Indrayanti ini terlihat teramat menakjubkan..benar-benar karya cipta ALLAH SWT yang luarbiasa…subhanallah.

Sepertinya bukan saya saja yang terkagum-kagum di buatnya, dan ingin segera melompat ke dalam air laut membasahi tubuh ini, karena saya melihat teman-temanku semua matanya sudah membelalak liar melihat eksotisme pantai Indrayanti ini yang seakan-akan nampak menggoda dan memanggil manggil kami, untuk segera membebaskan diri dan bercengkrama dengannya dalam dekapan air laut yang membiru.

Dan begitu bus kami berhenti, segera saja semua penumpangnya sambil berteriak riuh ,rebutan untuk turun, berlomba berlari serta berlompatan menuju panggilan air laut yang tak henti berombak dan beriak, tentunya setelah mengganti pakaian seragam merah putih kami dengan baju dan celana khas ala anak pantai.

Laksana orang yang tak pernah bertemu dengan pantai dan air laut selama ratusan tahun, demikianlah gambaran yang dapat kuberikan, saat melihat antusias teman-teman kantor yang langsung melompat nyebur ke air laut yang biru mempesona itu, dan tentunya saya pun tak mau ketinggalan ikutan melompat membasahi seluruh tubuh ini…basah basah basah seluruh tubuhku…ah ah ah mandi madu…ets…mandi di pantai Indrayanti :-)

Nyebur ke laut, mandi, berenang, lalu keluar dari air laut, membilas badanku dengan air tawar, kemudian ganti baju kaos dan celana yang kering, lalu berjalan menyusuri pasir sepanjang pantai, foto-foto, potret memotret, istirahat sejenak sambil minum Liang Teh Cap Panda dan air kelapa muda, lalu jalan-jalan lagi melihat dan memanjat batu-batu dan tebing karang yang berdiri tegak perkasa, bagaikan membentengi sekitar kawasan pantai Indrayanti, itulah kesibukanku selama berada di Pantai Indrayanti.

Tak puas hati rasanya bila hanya sekali nyebur ke laut,tak lama kemudian setelah berkeliling di sekitar pantai, akhirnya saya nyebur kembali ke laut, berenang, berbasah-basah dengan hati riang gembira bersama teman-teman.

Melihat deretan batu-batu dan tebing karang di sekeliling pesisir pantai Indrayanti, mungkin karena saya memiliki hobby menjelajahi gunung, tiba-tiba saja adrenalin-ku membuih bergolak ingin menapak jejak, meniti dan mendaki menuju puncak batu dan tebing karang itu. Kuayunkan langkah kaki-ku perlahan-lahan mendaki merambat dan merayapi lembab dan licinnya bebatuan dan tebing karang itu, hingga akhirnya saya berada di puncaknya, dan saat melihat ke arah pantai, lagi-lagi wow..saya di buat begitu terpana melihat pemandangan yang sungguh beautifull.

Dari hasil penjelajahan di sekitar pantai Indrayanti, ada beberapa misteri yang benar-benar membuat saya terkagum-kagum dibuatnya, sebab pantai Indrayanti ini ternyata sangat bersih sekali. Tak ada tumpukan sampah yang saya temui sepanjang garis pantai, tidak seperti pantai-pantai lain yang pernah saya kunjungi. Misteri mengenai kebersihan pantai ini akhirnya terjawab juga, rupanya ini dikarenakan ada peraturan ketat berupa denda bagi pengunjung bila membuang sampah secara sembarangan, jadi jangan sembarangan buang sampah saat berkunjung ke Pantai Indrayanti bila tak mau kena denda.

Adanya keterlibatan pihak swasta dalam mengelola pantai Indrayanti memungkinkan hal itu bisa terjadi. Namun dari semua itu, ada satu misteri lagi mengenai pantai Indrayanti, terkait dengan nama pantai itu sendiri, yang kedengarannya seperti nama orang, malahan mirip-mirip dengan namaku. Konon kabarnya nama pantai ini sebenarnya adalah Pantai Pulang Syawal, lalu pantai ini dikelola secara professional oleh pihak swasta yang juga merupakan pengusaha pemilik restoran dan penginapan di pantai ini.

Kemudian pengusaha itu mengabadikan nama anaknya, Indra dan Yanti, sebagai nama pantai ini, yang akhirnya masyararakat lebih mengenal pantai ini dengan nama Pantai Indrayanti. Akan tetapi ada juga yang mengatakan, bahwa nama Indrayanti adalah nama pemilik restoran yang kebetulan restorannya itu bernama Indrayanti. Entahlah mana yang benar,  namun bila dicek di instansi terkait, nama Pantai Indrayanti tidak akan ditemukan, karena nama ini hanya populer dari mulut ke mulut saja. …nach loh.

Meskipun demikian, hasil dari pengelolaan oleh pihak swasta menjadikan Pantai Indrayanti terlihat berbeda dengan pantai-pantai lainnya yang ada di kawasan pantai Gunung Kidul. Selain kebersihan dan penataan lokasi pantai, pengelola juga menyediakan beragam fasilitas, seperti restoran dan café, serta cottage untuk menginap, mushollah, menara penjaga pantai, dan berbagai fasilitas pantai lainnya. Dan biaya agar bisa masuk ke kawasan pantai ini, bagi pengunjung dikenakan tarif masuk sebesar Rp.4.000 pada hari biasa, dan Rp.5.000,- pada hari libur, harga yang cukup masuk akal.

Sungguh tak menyesal rasanya hati ini sudah menjejakkan kaki di Pantai Indrayanti bersama sepasang sandal “Joger Jelek”-ku, yang sudah berkelana jalan-jalan dari Bali, Makassar hingga akhirnya tiba  di Pantai Indrayanti, pantai yang terlihat masih natural, bersih, dan memiliki panorama alam yang unik dan menakjubkan...Indonesia my lovely country.

Jalan-jalan ke pantai kali ini memang sangat berkesan sekali, tak tahu kapan bisa kembali lagi ke Pantai Indrayanti ini. Waktu berjalan terus, entah sudah berapa jam kami menghabiskan masa untuk bermain dan jalan-jalan di pantai Indrayanti, hingga akhirnya batas waktu berkunjung ke pantai Indrayanti pun berakhir sudah.

Meskipun rasanya berat hati meninggalkan pantai dengan sejuta pesona ini, namun bagaimanapun juga kami harus kembali pulang ke tempat asal masing-masing. Saya kembali membilas diri di kamar mandi yang disediakan pengelola Pantai Indrayanti, setelah tiga kali nyebur ke laut dengan baju dan celana yang berbeda.

Untunglah saya membawa baju kaos dan celana dengan jumlah yang cukup sebagai penggantinya. Lelah dan penat rasanya badan ini namun hati dan jiwa senang bahagia, bila sudah begini, setelah jalan-jalan menikmati misteri Pantai Indrayanti yang mempesona, kini adalah saat yang paling cocok untuk meneguk Liang Teh Cap Panda, dan kesegaran serta kenikmatan teh herbal ini segera saja mengalir membasahi tenggorokan-ku, memberi semangat baru untuk menggapai harapan dan impian baru dalam kehidupan yang terbaharui kelak.

Tabe salama’ ki’

Keep Happy Blogging Always, Mari Ki’ Di’ :-)