Hariyanto Wijoyo
|
26
komentar
Apakah sahabat-sahibit blogger se-dunia termasuk salah satu pelaku dan pemuja ber-foto “
SELFIE” atau bukan, dengan segala hormat dan tidak bermaksud menggurui, mohon sebelum meninggalkan jejak komentar, tolong dibaca isi artikel ini secara perlahan dan baik-baik, mulai dari awal hingga tuntas, jangan hanya baca judulnya saja yaaa :-)
Saat ini boleh dikatakan tak ada lagi yang tidak kenal dengan kata “Selfie”, suatu perilaku memotret diri sendiri yang semakin hari semakin marak saja. Pada awalnya “Selfie” dilakukan hanya untuk kesenangan belaka, namun
seiring dengan itu perlahan tapi pasti aksi berfoto ria ala “Selfie” ini
tanpa disadari bisa membuat kita terjebak dan terjerembab, bahkan
terperangkap dalam dosa.
Bagaimana berfoto ala “Selfie” bisa membuat kita menjadi berdosa, sementara itu, foto-foto selfie dengan beraneka macam ragam gaya, pose beserta latar belakang, seakan tak henti
hadir silih berganti menghiasi dunia maya, terutama di sosial media
sejenis Facebook, Blackberry Messenger, Instagram, Path dan lain
sebagainya.
Sebenarnya sederhana saja, yakni ketika kita melakukan “Selfie” dengan niat ingin mendapat pujian dari orang-orang yang melhat foto kita. Atau bisa juga karena ingin membuat orang-orang menjadi terkagum-kagum akan foto “Selfie” kita, yang diambil dengan latar belakang tempat-tempat yang mahal dan mewah yang tidak terjangkau oleh orang lain, misalnya di restoran, di mall, di hotel-hotel atau di luar negeri.
Misalnya saja, ini hanya misalnya yaaa. Sekarang banyak umat Islam di Indonesia yang melaksanakan ibadah Umroh ke tanah suci, mengunjungi kota Makkah dan Madinah. Sewaktu mereka berada di tanah suci, aksi ber-foto ria ala “Selfie” pun seolah-olah menjadi kewajiban. Foto-foto hasil jepretan itu kemudian diupload keberbagai media sosial yang ada, maka dengan cepat foto-foto tersebut hadir menghiasi time line Facebook, Blackberry Messenger, Instagram, Path dan lain-lainya.
Niatnya sich pada awalnya hanya untuk kesenangan atau dokumentasi pribadi, namun semua itu bisa berubah menjadi sikap pamer dan kebanggaaan yang berlebihan bahwasanya kita sudah melakukan ibadah umroh dan mengganggap orang lain belum tentu mampu melakukannya. Selain itu, secara tidak langsung kita juga sudah memamerkan kemampuan ekonomi kita yang lebih baik, lebih bagus dari orang lain, meskipun sebenarnya hal itu tidak kita lakukan secara langsung.
Akan tetapi lambat laun, segala pujian-pujian yang tertuju kepada foto-foto “Selfie” kita, bisa menjadi pintu gerbang bagi gerombolan syaithon menyelusup masuk ke dalam hati kita untuk menyebarkan godaannya yang bisa membangkitkan serta menimbulkan sifat-sifat sombong, riya, ujub, sum’ah dan takabur. Sehingga akhirnya kita-pun terjerumus ke dalam dosa gara-gara ber foto selfie.
Sebelum membahas lebih lanjut, saya coba uraikan secara ringkas makna dari Riya, Ujub , Sum’ah dan Takabur. Riya itu secara umum bermakna memperlihatkan amal kebaikannya kepada orang lain untuk mendapat pujian dan penghargaan. Sedangkan makna Ujub adalah mengagumi diri sendiri serta merasa memiliki kelebihan dari orang lain. Sum’ah bermakna menampakkan amal perbuatannya yang tersembunyi kepada orang lain, yang sebelumnya tidak mengetahuinya demi memperoleh keuntungan atau penghormatan.
Kalau sudah demikian, maka yang rugi tentulah para sahabat-sahibit blogger se-dunia, karena itu hendaknya lah kita selalu memperbaiki dan meluruskan niat kita semata hanya demi ALLAH SWT semata sebelum melakukan sesuatu, termasuk saat melakukan aksi ber-foto “SELFIE”. Janganlah membiarkan amalan pahala ibadah yang telah kita kumpulkan selama ini menjadi terhapus sia-sia belaka, bahkan berbuah keburukan serta dosa, dikarenakan adanya sikap sombong, riya, ujub, sum’ah dan takabur dalam hati.
At least, hendaknya kita selalu ingat bahwa hanya kepada-NYA kita menyembah dan hanya kepada-NYA kita memohon pertolongan. Dengan senantiasa mengingat dan menghadirkan-NYA dalam setiap aktifitas kehidupan kita, maka semoga saja kita semua bisa dilindungi oleh-NYA dan terhindar dari sikap sombong, riya, ujub, sum’ah dan takabur yang kemudian berujung kepada dosa. Bila ada kesalahan dan kekhilafan itu semua tak lepas dari pribadi saya sebagai manusia biasa, karena kebenaran mutlak hanya milik ALLAH SWT.
Tabe salama’ ki’
Keep Happy Blogging Always, mari ki’ di’ :-)
Category
:
humaniora
,
IBADAH
,
islam
,
Selfie
jadi initinya jangan salah sngka dengan judul
tapi kuasai materi baru mengerti maksut dan tujuan judul
topik yang kern mas brooooo dapat informasi yang woke
Hemm selfie hanya sekedar eksistensi saya rasa masih wajar bang... asal tidak ada niatan dibaliknya, seperti yang diuraikan diatas..
salam Blogger
makasih om udah mengingatkan, kalo sperti ini masih berpikir 100 kali..kira2 mau selfie nggak ya...hehehe
Saya kurang suka selfie. Lebih suka motret objeknya aja tanpa saya. Hahaha
kalau saya jarang sekali berfoto selfie mas , malahan mending foto pemandangan alam yang ada disekitar kita hehe
saya pernah membaca fatwa ulama arab tentang larangan berfoto selfie, apalagi dengan mengupload foto tersebut ke beberapa media sosial
Makasih mas sudah mengingatkan. Salam kenal.
Mulai erhati-hati sekarang kalau selfie. Soalnya diriku suka sekali kalau sedang berlibur langsung jepret. Buat kenangan .ooh dulu pernah berkunjung di tempat ini. :)
Kalo kita maknai, memang berpotensi ngejerumus ke arah sana ya pak
Trima kasih sudah mengingatkan :)
Masya Allah. benar sekali pak, terima kasih sudah diingatkan
sering banget kita berbuat syirik tanpa sadar :(
baru baca judulnya nih bang.
tapi saya mah ngga yakin foto selfie bisa berdosa ini serius...coba tak baca dulu komentar diatas...(setelah baca komentar)
ih kayanya serius dan untuk mengingatkan maksudnya ya?
baca sampe tuntas deh....(terpaksa)
Jadi renungan kita bersama. kalau dipikir cenderung ke sana, Om. saya kurang suka, gak pede. hhaha. mungkin harus dalam batas wajar dan tanpa maksud atau niatan seperti di atas.
alhamdulillah sy gak suka selfie ,,, malah kaku sy klo di photo ,,,hehe
betul Bang, awalnya cuma buat dokumentasi, tanpa disadari, ternyata untuk pamer juga..xixixi
Itulah kenapa, saya jarang upload foto selfie di sosial media. Haha..
terutama yg mamerin aurat,
mending kalo menarik :)
semua tergantung dari niatnya ya Mas...
tapi masalahnya ya itu, niat yg semula hanya untuk dokumentasi berubah menjadi pamer dll itu yg membuat berbahaya.
terima kasih sudah diingatkan :)
harus hati hati ya, memang namanya wanita selalu saja ingin berfoto foto ria hanya untuk kesenangan saja, tak lebih kok
Kalau tempat suci ibadah
Seperti mekah
Selfie dan mengunggah
Pahala musnah
Menjadi dosa berlimpah
Jika hanya mengunggah
Tempat terindah
Dengan senyum yang ramah
Kurasa bagian dari ibadah
Karena berbagi pengetahuan seperti ibadah...
Iya Bang, makanya aku kurang sukak selfie :P
ini kayaknya menjurus pada tema "selfie syar'i" hehehe ...
bagus mantap. berarti9 selfie yang ngumbar2 aurat itu lebih dosa ya bang?. soalnya janhankan yang ngumbatr aurat yang lagi ibadah saja bisa jadi dosa apalagi yang nggak karuan. walaupun niatan baik tapi -pasti ujug dan riya ada di dalamnya. salam.
Jadi nggak enak aku bacanya. Soalnya kemarin aku mau menggalakkan orang-orang yang suka foto selfie bikin blog untuk existensi.
ha..ha...harusnya poto mas Hari yang di atas di turunin juga..he..he...
untung saya nggak suka selfie..... salam mas Hari
Makanya jgn suka maenan ama Selfie.
Selfie tuh orang mana sih sob? hehehe... :D
Salam dari Cirebon sob... makin kece aja blognya
ya iyalah dosa kalo mainan selfia latjuba, heheh...
Betul pak, memang semuanya tetap tergantung dari niat orang itu sendiri. Perihal selfie beberapa waktu lalu Ust. Felix sempat membahas dalam kultwit nya di twitter, banyak tanggapan yang positif dan negatif.
Meski banyak yang hanya sekedar ingin dilihat orang lain, banyak juga yang memang melakukannya karena hobi semata, tanpa ada sedikitpun maksud untuk riya dan lain sebagainya. Semoga Allah senantiasa menjauhkan kita dari sifat buruk tsb.
Salam kenal pak, happy weekend! ^_^