Hariyanto Wijoyo
|
77
komentar
Assalamualaikum friends of blogger globally wherever you are. One of the conditions that we do categorized prayers
legitimate, we must be in a state of purification. Holy of littke hadats, large hadats, sacred body, clothes and a place to pray, as the words of the Rasulullah sallallaahu alaihi wasallam, "ALLAH will not accept prayer without purification."[HR. Muslim].
Assalamualaikum wahai sahabat-sahibit blogger se dunia di manapun kalian beraktifitas. Salah satu syarat agar sholat yang kita lakukan dikategorikan sah adalah kita harus bersuci. Bersuci dalam arti, suci dari hadats kecil, hadats bersar, suci badan, pakaian dan tempat untuk sholat, sebagaimana sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, "”ALLAH tidak akan menerima sholat yang tanpa disertai bersuci." [HR. Muslim].
In this post, I will specifically discuss the place of prayer, where we as Muslims must maintain the sanctity of the place of prayer, we pray that the legitimate existence. As I know a portion of the mosque sanctity must be maintained is the Main room in the mosque for prayer, mosque terrace which is also used for prayer, and a purification ritual. Usually in the third place you see a notice board that reads "SACRED BOUNDARIES - SORRY OPEN FOOTWEAR", is to remind us always to keep the sanctity of all three sites.
Dalam postingan kali ini, saya akan secara khusus membahas mengenai tempat untuk sholat, dimana kita sebagai umat muslim wajib menjaga kesucian tempat sholat tersebut, agar sholat kita sah adanya. Sebagaimana yang saya ketahui bahagian dari Masjid yang wajib dijaga kesuciannya adalah Ruangan Utama dalam Masjid untuk tempat sholat, teras Masjid yang juga digunakan untuk sholat, dan tempat berwudhu. Biasanya di ketiga tempat tersebut sahabat-sahibit blogger sedunia melihat papan pemberitahuan yang bertuliskan “BATAS SUCI – MAAF BUKA ALAS KAKI”, ini untuk mengingatkan agar kita selalu menjaga kesucian ke tiga tempat tersebut.
But what I have seen and witnessed several times while taking the time, Friday prayers in one of the largest mosques in the city of Makassar, namely Masjid Al Markaz Al Islami. And the most recent was last Friday, January 31, 2014. Maybe this was observed by the public, who want to carry out the ritual prayers in this big mosques, but according to my personal view, which has a very limited knowledge about Islam, what seems every time I come to this mosque, it is very far from the behavior and the attitude of maintaining the holy of mosque, especially a place for ablution. Board that reads "HOLY BOUNDARIES - SORRY OPEN FOOTWEAR" as if it is not seen by the pilgrims who want to perform ablution. Even the green-uniformed officers mosque-was very rarely seen around the ablution.
Namun apa yang saya lihat dan saksikan saat beberapa kali menyempatkan diri, melaksanakan ibadah sholat Jum’at di salah satu masjid terbesar yang ada di Kota Makassar, yaitu Masjid Al Markaz Al Islami. Dan yang paling akhir adalah hari Jum'at kemarin, 31 Januari 2014. Mungkin saja hal ini luput dari pengamatan masyarakat, yang hendak melaksanakan ibadah sholat di masjid ini, namun menurut pandangan saya pribadi, yang memiliki pengetahuan sangat terbatas tentang agama Islam, apa yang terlihat setiap kali saya ke masjid ini, sungguh sangat jauh dari prilaku dan sikap menjaga kesucian masjid, terutama tempat untuk berwudhu. Papan yang bertuliskan “BATAS SUCI – MAAF BUKA ALAS KAKI” seakan-akan tidak terlihat oleh para jamaah yang hendak berwudhu. Bahkan petugas masjid yang berseragam hijau-pun sangat jarang terlihat di sekitar tempat wudhu itu.
When going to the place of ablution, friends of blogger around the world will see, where surrogate footwear, placed just above the breezeway that connects the ablution room and porch of the mosque. I think personally, it could provoke worshipers who want to pray to not consider it as a breezeway holy place, so many pilgrims who passed by still using the footwear. Though takmir mosque already provided some daycare locations sizable footwear under the stairs, but somehow it happened. And green uniformed officer mosque, also not seen in the vicinity of the ablution.
selasar penghubung teras masjid dan tempat wudhu
perhatikan ada beberapa jamaah yang tetap memakai alas kaki saat melintasi selasar
perhatikan ada beberapa jamaah yang tetap memakai alas kaki saat melintasi selasar
Saat hendak menuju tempat wudhu, sahabat-sahibit blogger se dunia akan melihat tempat penitipan alas kaki jamaah diletakkan persis di atas selasar yang menghubungkan ruangan tempat wudhu dan teras masjid. Menurut saya pribadi, hal ini bisa memancing jamaah yang hendak sholat untuk tidak menganggap selasar itu sebagai tempat yang suci, sehingga banyak jamaah yang melewatinya dengan masih menggunakan alas kaki. Padahal takmir masjid sudah menyediakan beberapa lokasi tempat penitipan alas kaki yang cukup besar di bawah tangga, namun entah mengapa hal ini bisa terjadi. Dan Petugas masjid yang berseragam hijau, juga tidak terlihat di sekitar tempat wudhu tersebut.
Entering the door of the room to perform ablutions, friends of blogger around the world will see a lot of footwear surrogate pilgrims, in a neat stack on the floor, right near the notice board "HOLY BOUNDARIES - SORRY FOOTWEAR OPEN". Later on in the room to perform ablutions, there was also footwear in stacking neatly on the floor, right near the water tap for ablution, and next to it there is an old man who was busy watering the floor, but the old man's slipper still used, albeit in a purification ritual space. And even more surprising was, when I saw a congregation casually put his sandals, near her when ablution..truly remarkable sight and sad :-(
penitipan alas kaki di tempat wudhu persis di samping papan peringatan
alas kaki di dalam tempat wudhu di samping bapak tua yang juga memakai sandal
seorang jamaah membawa alas kakinya saat hendak ber wudhu
Memasuki pintu ruangan untuk berwudhu, sahabat-sahibit blogger se dunia akan melihat sejumlah alas kaki titipan para jamaah, di susun rapi persis di dekat papan pemebritahuan “BATAS SUCI – MAAF BUKA ALAS KAKI”. Kemudian di dalam ruangan untuk berwudhu, ternyata ada juga alas kaki yang di susun rapi di atas lantai, persis di dekat kran air untuk berwudhu, dan di sebelahnya ada seorang bapak tua yang sibuk menyiram lantai, namun sandal sang bapak tua itu tetap dipakai, walau dalam ruang tempat berwudhu. Dan yang lebih mengejutkan lagi adalah, saat saya melihat seorang jamaah dengan santainya meletakkan alas kakinya di dekat dirinya saat berwudhu... sungguh pemandangan yang luarbiasa dan menyedihkan :-(
When friends of blogger around the world finish ablutions, then when stepped out of the room leading to the terrace ablution mosque, you will cross the floor hallway filled with dirty blackened scars of footwear, sandals and boots. Automatic, again my personal opinion, indeed the possibility of ablution not canceled when the foot is stepping on the floor that has been contaminated by traces of sandals and shoes, which may have stepped on something that is unclean, but if your feet are not cleaned from the unclean, then the prayer becomes invalid. Or maybe, there are others who argue that dirty hallway floor was actually free from the unclean, when we stepped on it after ablution.
Apabila sahabat-sahibit blogger se-dunia selesai berwudhu, maka saat melangkahkan kaki keluar dari ruangan tempat wudhu menuju ke teras masjid, kalian akan melintasi lantai selasar yang kotor menghitam penuh dengan bekas-bekas alas kaki, sandal dan sepatu. Otomatis, lagi-lagi menurut pendapat saya pribadi, memang benar kemungkinan wudhu tidak batal bila kaki sudah menginjak lantai yang sudah tercemar oleh bekas-bekas sandal dan sepatu tersebut, yang boleh jadi telah menginjak sesuatu yang najis, namun bila kaki tidak dibersihkan dari najis, maka sholat menjadi tidak sah. Atau mungkin, ada yang berpendapat lain, bahwa lantai selasar yang kotor itu sesungguhnya bebas dari najis, apabila kita melangkah di atasnya seusai berwudhu.
lantai dan karpet selasar di depan ruang wudhu yang kotor oleh bekas-bekas jejak alas kaki
Seeing with my own eyes what is going on at the Masjid Al Markaz Al Islami, established by almarhum Gen. M. Yusuf, it makes me so sad. Notice boards "HOLY BOUNDARIES - SORRY FOOTWEAR OPEN" does exist, but it is not placed in a position to be seen by everyone, but is placed with a special position, so it can not be read when entering a place of ablution, and some even placed behind the pole -concrete pillars of the mosque. Notice board of the "FOOTWEAR STORAGE AREA UNDER THE STAIRS" was placed behind a slab of concrete, so it is not visible and is not readable by people. Instead of nearby land used for storage of shoes and sandals worshipers. Whether this was intentional or not intentional, I do not know. I also do not dare to suspect
Melihat dengan mata kepala sendiri apa yang terjadi di Masjid Al Markaz AL Islami, yang didirikan oleh almarhum Jenderal M. Yusuf, sungguh membuatku jadi sedih. Papan-papan pemberitahuan “BATAS SUCI – MAAF BUKA ALAS KAKI” memang ada, namun tidak diletakkan pada posisi agar bisa terlihat oleh semua orang, melainkan diletakkan dengan posisi khusus, sehingga tidak bisa terbaca saat hendak memasuki tempat wudhu, bahkan ada yang diletakkan dibalik tiang-tiang beton masjid. Papan pemberitahuan mengenai “TEMPAT PENITIPAN ALAS KAKI DI BAWAH TANGGA” pun diletakkan di balik tiang beton, sehingga tidak terlihat dan tidak terbaca oleh orang-orang. Malahan didekatnya dijadikan lahan untuk penitipan sepatu dan sandal jamaah. Apakah ini memang disengaja atau tidak disengaja, entahlah, saya juga tidak berani menduga.
papan pemberitahuan yang diletakkan membelakangi tiang beton
tulisan peringatan di anak tangga yang kabur dan tidak terbaca lagi
Even writing a warning for "FOOTWEAR OPEN" on the steps leading to the porch of the mosque too, has begun to blur, and no longer legible. So that the pilgrims, it appears there are still wear footwear while on the porch of the mosque. Not only that, in the main room for prayer, which is located on the second floor, I also saw some sandals and shoes are laid out on the floor.
Bahkan tulisan peringatan agar “ALAS KAKI DIBUKA” di anak tangga yang menuju ke teras masjidpun sudah mulai kabur dan tidak terbaca lagi orang jamaah masjid. Sehingga para jamaahpun terlihat ada yang tetap memakai alas kaki ketika berada di teras masjid. Bukan hanya itu, di ruangan utama untuk sholat, yang terletak di lantai dua, saya juga melihat beberapa sandal dan sepatu yang diletakkan di lantai.
salah satu penitipan alas kaki yang dilakukan di teras masjid
jamaah dengan tetap memakai alas kaki di salah satu sudut teras masjid
beberapa alas kaki di salah satu sudut ruangan utama tempat sholat di lantai 2 masjid
I really had rebuked and reminded some of the pilgrims who looks wearing footwear while in the place of ablution and on the porch of the mosque, alhamdulillah they want to open the soles of its feet. But there are many more pilgrims who still use footwear while in the place of ablution and on the porch of the mosque, and I was not able to be rebuked when alone, and this is what prompted me to make this post.
Saya memang sempat menegur dan mengingatkan beberapa jamaah yang terlihat memakai alas kaki saat di tempat wudhu dan di teras masjid, alhamdulillah mereka mau melepaskan alas kakinya. Namun masih banyak lagi jamaah yang masih menggunakan alas kaki saat di tempat wudhu dan di teras masjid, dan saya tak mampu bila harus menegurnya seorang diri saja. dan inilah yang mendorong saya membuat postingan ini.
See conditions like this, I would rather choose her ablutions in the water taps are located in the courtyard of the mosque, and apparently many pilgrims who chose her ablutions in that place, rather than perform ablutions in the ablution room that has been provided. As a fellow Muslim, I try to remind us all through this post, the importance of maintaining the sanctity of it as one of the main requirements of prayer,and hopefully, the board of Masjid Al Markaz Al Islami Makassar enlightened in order to be more wise, so they can better monitor and maintain actually existing HOLY BOUNDARIES, so that the pilgrims feel confident, and not have doubts, that prayer is legitimate and does not void, because across the hall filled with traces of former footwear. There should be no presumption that, HOLY BOUNDARIES - NO LONGER HOLY, at Mosque Al Markaz Al Islami in Makassar city, community pride one mosque in Makassar.
Melihat kondisi yang seperti ini, saya lebih suka memilih berwudhu di kran-kran air yang terletak di halaman masjid, dan rupanya banyak juga jamaah yang memilih berwudhu di situ, daripada berwudhu di ruangan tempat wudhu yang sudah disediakan. Sebagai sesama muslim, saya mencoba untuk mengingatkan kita semua melalui postingan ini, betapa pentingnya menjaga kesucian itu sebagai salah satu syarat utama sholat, dan semoga saja pihak pengurus masjid Al Markaz Al Islami Kota Makassar mendapat pencerahan, sehingga bisa lebih memperhatikan dan menjaga benar-benar BATAS SUCI yang ada, sehingga para jamaah merasa yakin, dan tidak mengalami keraguan, bahwa sholat yang dilakukannya sah dan tidak batal, sebab melintasi selasar yang penuh dengan jejak-jejak bekas alas kaki. Jangan sampai ada anggapan bahwa, BATAS SUCI TAK LAGI SUCI di Masjid Al Markaz Al Islami Kota Makassar. salah satu masjid kebanggaan masyarakat Kota Makassar.
tempat wudhu yang berada di halaman masjid
Salah satu tempat penitipan alas kaki di bawah tangga yang disediakan pengurus masjid
Hopefully this simple post can be useful for a friend of blogger around the world who read it, especially for myself. Absolute truth belongs to ALLAH Azza Wa Jalla, and if there is something wrong, then everything is the fault of my own, for that I apologize profusely. Wa Allahu Al Musta’aan. Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allaa Ilaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa Atuubu Ilaika. Only ALLAH place for help. Glory to you yaa ALLAH, and all praise is for YOU, I testify that there is no god other than YOU, I ask forgiveness and repent to YOU.
Semoga saja postingan sederhana ini bisa memberi manfaat bagi sahabat-sahibit blogger se-dunia yang membacanya, terutama untuk diri saya sendiri. Kebenararan mutlak milik ALLAH Azza Wa Jalla, dan segala kesalahan adalah dari saya pribadi, untuk itu saya memohon maaf yang sebesar-besarnya, Wa Allahu Al Musta’aan. Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allaa Ilaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa Atuubu Ilaika. Hanya ALLAH tempat meminta pertolongan. Maha Suci Engkau ya ALLAH dan segala puji bagi-MU, aku bersaksi bahwa tiada ilah selain ENGKAU, aku mohon ampun dan bertaubat kepada-MU.
Tabe', salama' ki.
Keep Happy Blogging Always, mari ki' di', salam :-)
Category
:
Al Markaz Al Islami
,
Celebes
,
IBADAH
,
INDONESIA RAYA
,
Makassar
,
Masjid
,
Sulawesi Selatan
Wahh kok bsa gitu ya
Untuk belajar menjaga ke sucian di wilayah rumah ibadah masjid dan juga sekitar kita memang sangat di rmehkan Kang masih kebanyakan orang. Jadi terkadang yang mekihat hal ini masih banyak di antara kita yang selalu menyepelekan hal ke sucian atau pun batas suci atau tidak untuk ibadah.
Salam
Ya AmpunPak. Itu mestinya orang-orang kan benar-benar menjaga kesucian mesjid ya Pak. Semoga ada yang selalu rajin ngingetin kayak Pak Har dan semoga kesucian mesjid bisa terjaga..
Waduuuuh....... parah banget.. btw keren mas hari blognya bilingual
Guru saya pernah bilang, jika ingin khusyu shalat, maka sebelum shalat jagalah kesucian, suci diri maupun suci tempat,
Para petuganya yang mesti lebih di berikan pengetahuan yang jelas tentang hal ini supaya mereka bisa mengerti dan menjaga tempat tersebut :)
saya heran dengan orang - orang itu, mereka kan mau Sholat ( Ibadah ) kenapa melanggar norma - norma yang sudah di buat, jelas - jelas di tulis BATAS SUCI kok masih banyak yang pakai sandal
Memang terlihat praktis, tapi kesannya juga agak kurang patut. Jelas-jelas sudah ada aturan "Batas Suci", seyogyanya ya harus melepas sepatu ataupun sandal.
tulisannya ada dimana2 tp tetep diabaikan yaa.. ckck
Akibat ruwetnya permasalahan bangsa ini membuat sebagian masyarakat merasa frustasi dan berujung menjadi masyarakat yang apatis. Kurang tegasnya penegakan hukum yang dipertontonkan setiap hari, membuat masyarakat tidak percaya lagi ada nya keadilan hukum...
kini masyarakat acuh tak acuh dan berani, bahkan sebagian kecil beringas, lupa akan norma, tak takut melawan aturan..., salah siapa??? tak lagi penting siapa yang salah, marilah kita mulai benahi, mulailah dari diri kita sendiri, memberikan tauladan untuk anak-anak kita, untuk keluarga kita, untuk saudara terdekat kita, dst, yang in sha allah dalam beberapa dekade kedepan akan terbentuk masyarakat baru yang kembali peduli terhadap norma dan aturan ketimuran yang kini tinggal cerita :(
( salam hangat kagem bang Hariyanto dr semarang )
Tak hanya dari makassar dari daerah saya juga sering gini mas
Seharusnya batas suci itu dipelihara jangan sampai umat tidak ragu-ragu.
Maklum masyarakat kita ini masih suka nabrak rambu-rambu
Salam hangat dari Surabaya
kurang disiplin diri...*menurut pendapat sy pribadi. seharusnya bagi para jamaah sudah mengerti dengan aturan dlm beribadah.
wah...mirisss...tp ga heran. krn ya kita ini mmg masih begitu. ibarat anak kecil kl belum dijewer ga berhenti pecicilannya. solusinya sy kira ya mll pendidikan. kl org dewasa sdh tdk bisa diharapkn lg setidaknya ya anak2nya lah. oya, menginjak lantai kotor itu tdk membatalkan wudhu kan ya? cukup cuci kaki lg. cmiiw.
Mungkin juga mereka meng 'alah' kan sebab di masjud itu ada petugas kebersihan atau penjaga..kalau ada tindakan saya yakin kedisiplinanpun tertata rapi dimanapun
biasanya ini terjadi karena hujan deras di luar mesjid atau waktu shalat jum'atan hehee
wah sayang sekali ya pak kalau sudah dikasih pembatas suci, belum bisa menertibkan orang yang berkunjung ke masjid. Semoga saja segera di tertibkan agar sesuai dengan batas suci ya pak :)
Padahal kebersihan dari pada iman ya Pak. Prihatin sekali..
sayang sekali kalo sandal ikut masuk ke perbatasan tempat suci ya mas, akhirnya menodai kesucian tempat suci jadinya, hmmm prihatin sekali :)
Parah sekali ya, Batas suci di abaikan, Sebaiknya petugas masjidnya harus memberi peringatan kepada semua jamaah yang sudah melanggar batas suci,
Haduh, batas Suci kok di langgar sih ,,,
wah maaf bang, kalau bicara tentang kesempurnaan shalat yang diawali dari bersih dan suci dalam melaksanakannya saya mah ngga berani komentar terlalu dalem, maklum...ibadah saya ge' masih jauh dari bagus...tapi...kalau soal batas bersih mah, ngerti lah dikit mah gituh.
bener banget mas, di masjid agung palembang pun seperti itu apalagi kalau pas hari jum'at...sayang memang hal "kecil" seperti itu seakan dianggap enteng ya
Kebanyakan mereka takut sendalnya hilang mungkin Mas! mau nitip di bagian penitipan takut dimintain uang, mungkin juga ya! di Mesjid Agung Cianjur juga begitu, tapi petugasnya lumayan sigap, jadi masyarakat pada ngerti kalau ada yang ngingetin, semoga petugas masjid semua pada tahu akan maslah ini ya! great posting! Salam kenal dari Cianjur!
Assalaamu'alaikum wr.wb, mas Hariyanto.....
Masyarakat kita kebanyakannya kurang mengambil berat akan kesucian masjid walaupun sudah dimaklumkan dengan lisan atau paparan tulisan. Seolah hal seperti itu hanya menyukarkan mereka tanpa memikirkan peraturan adalah untuk kesahan ibadahnya sendiri.
Rak kasut sudah disediakan tetapi amat berat untuk meletakkan kasut di rak. Mungkin bimbang akan dicuri orang. Belajar meletakkan kasut/sandal di rak kasut seharusnya diajar kepada anak-anak sejak kecil agar menjadi satu kebiasaan dan tabiat.
Malahan perbuatan sebegini akhirnya terbawa-bawa hingga ke Tanah Suci dan mencemar pula kesucian Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Semoga Allah SWT memberkati usaha mas Hariyanto dalam mengingati sesama saudara Islam. Aamiin.
Salam hormat dan sejahtera dari Sarikei, Sarawak.
SITI FATIMAH AHMAD
mungkin alangkah baiknya tempat berwudlu di pisahkan atau dibuat khusus, jadi pada saat masuk dari tempat wudlu sudah pisah...lantai tempat wudlu dan batas suci dibedakan tingginya untuk pembatas, postingan yang patut di baca agar kita tidak melanggar batas tempat suci, terima kasih kunjungan perdana
petugas di Al Markaz hrs diperbanyak, sebenarx bs dgn jumlah petugas yg ada skrg cuma harus ada ketegasan dr masing2 petugas..! *smile
kebetulan sy kenal dgn satu org petugas yg ada disana. n rasa2x hny dia sj satu2x yg tegas, petugas yg lain pada lembek, kebetulan sy dlu suka main ke perpustakaan Al Markaz
Terkadang kalo ada yg melakukannya dg lupa atau tak sadar mungkin sesekali di maklumi
Tapi kalo yg udah tau atau sadar trus masih ngelakuin ..amat di sayangkan ya
kesadaran manusianya udh agak berkurang :(
Ini menyedihkan, masih saja banyak orang yang kurang peduli dan kurang tertib
Padahal harusnya tanpa pengumuman pun harus sudah mengerti
Salam persohiblogan :)
Astagfirulloh...
Kalau seandainya masjid dikampung saya begitu, tu yang pakai sandal dimasjid udah dipotong2 kakinya...
Terlalu
Wah mas har keren deh.. Sekarang artikelnya di kasih dua bahasa nih mas. Jadi orang luar nggak perlu translate lagi. Hehehe
wah parah itu mas.. Hanya memikirkan kebersihan dirinya sendiri tanpa memikirkan kebersihan batas suci...
Artikel'y bagus Mas, bsa untk plajaran Masjid2 lain, dn moga ora2'y cpet sdar....
tempat wudhunya terlalu jauh ya pak dari dalam masjid
Jalan jalan ke kota dumay, enakan Mampir di Kota Makasar di Blog nya
Mas Hariyanto, simak artikel batas suci tak lagi suci nya Mas, ternyata masih
Ada juga yah Mas Jemaah yang sadar dengan kesalahan tersebut. salam hormat Mas
baru tahu ada penitipan alas Kaki
walah ....orang penjaga kebersihannya seperti tampak dalam foto diatas saja memakai sandal ya pak,,kan seperti ngajarin para jamaah yang rata rata takut sandalnya hilang di sikat setan luar masjid
ini mesti segera ditertipkan
Harus segera di benerin tih sistemnya agar orang yang beribadah menjadi lebih nyaman tanpa khawatir akan kebersihan tempat ibadah.. :)
Kapan ya masyarakat kita menyadari yang kayak gini? -_-
sperti amburadul bnget..maaf
mesti dibudayakan untuk menaati aturan batas suci tsbut
jadi kotor dong lantainya >.<
mungkin takut sandalnya ilang,,,,jadi pada di bawa naik sekalian sampe tempat wudlu juga,,,,,
harus punya kesadaran masing",,,,
padahal masjidnya megah, ini tidak diiringi dengan tumbuhnya kesadaran dari para kamaah untuk tertib yah...
sepele memang, tapi ini menimbulkan ketidaknyamanan bagi yang punya sense of caring, semoga yang sering melakukannya bis amembaca tulisan ini...
biasanya yang belakangan datang,ikut-ikutan sama yang terlebih dahulu masuk,walaupun mereka baca tulisan ( larangan ) biasanya kalau ditegur mereka akan menjawab " kenapa mereka boleh masuk dengan sandalnya,ko saya dilarang sih "itu yang pernah saya lihat di daerah saya sendiri,,,,,,mungkin juga di Makasar akan seperti itu kalau ditegur hehe,,,,
Yang unik dari blog ini adalah penulisan artikel yang selang seling antara bahasa inggris dengan indonesia :)
Wudlunya gak batal pak, tapi kaki yg terkena najis harus dibasuh dulu dengan air suci yg mengalir ya.. Baru deh bisa dibuat sholat. Tapi kalau kakinya kena najis trus sholat, sholatnya gak sah, tapi wudlunya gak batal. Jadi hanya perlu membasuh kaki yg terkena nanis itu, gak perlu mengulangi wudlu.
Btw, itu sungguh parah banget separah parahnya. Sandal masuk dengan leluasa sebebas bebasnya, namanya sandal jelas tentu najis, soalnya dia habis menyentuh tanah, yg bisa jadi tanahnya kena kencing kucing, dll. Kalau kering menyentuh kering sih gak papa, lha itu kena air basah trus menyentuh najis, ya najislah semuanya..
Kayaknya pengurus masjid harus diajari ngaji bab sesuci dulu sama pemuka agama yg mumpuni di daerah situ, soalnya ini sudah parah menurutku yaaaa..
*sigh*
begitulah kondisi sebagian besar bangsa kita
Perlu kesadaran dari masing2 org ini mah. Padahal dulu plang batas suci kayak gini kan diperhatikan bgt.
Kondisi seperti ini juga sering dijumpai di masjid-masjid yang berlokasi di rest area yang penuh pengunjung.
Mungkin karena masih kurangnya pemahaman ya Bang.
hal seperti ini seharusnya tidak ada toleransi karena ini masalah ibadah kebersihan adalah hal yang utama saat Shalat
bisa dibilang hal tersebut adalah hal wajar bagi mereka yang melakukannya. tidak di tempat itu saja. ditempat - tempat lain pun banyak ditemukan hal demikin. terutama masjib - masjib besar di pinggir jalan raya. mungkin karena kurangnya kesadaran kali ya.
selain kurangnya kesadaran.. emang ada baiknya petugas menegur orang2 yang bertindak demikian
mas hary ternyata pemerhati untuk hal2 yang "sepele tapi sakral" ya...
memang perlu dikasih tahu sih mereka, tapi bagaimana caranya ya, kayaknya sudah habis metode, tetap saja demikian.
atau sanksi denda menjadi relevan untuk ini?
widih keren bilingual
batas suci klo sekedar tulisan kayaknya udah ga mempan mending di kasih pager biar pada ngerti
hemmm kenapa ya kok sepertinya peraturan lewat tulisan sudah gak mempan dan sampai berani seperti itu ? sepertinya harus ada sanksi yang lebih tegas lagi
Tiga tahun lalu saya sempat mampir ke masjid ini ketika shalat Jumat. Rame sekali dengan pedagang ya. Bahkan ada pula orang jualan obat dengan toa. Tapi saya nggak sampai sedetail itu memperhatikan soal batas suci. :D
sebenarnya banyak hal seperti ini terjadi Pak Har...di masjid BLI (dekat pos satpam komplek) juga terjadi. padahal sudah ada tulisan gede-gede, namun sayang jamaah tidak mengindahkan tulisan tersebut.
Wah, mungkin tanda pringatannya kurang jelas dan kurang bagus letaknya ya Mas.. Alhamdulillah sudah berusaha mngingatkan mereka itu..
bener2 Pak, kapan mereka sadar
wah, pasti gara-gara tak ingin sandalnya hilang sehingga menerobos batas suci
waduh, mungkin saking takutnya kalau alas kaki mereka dicuri kali ya... :(
Saya ndak pernah ke masjid2 besar jadi ndak pernah melihat pemandangan seperti itu pak.
Kalau masjid di tempat saya tempat wudhu ke masjid tidak ada selasarnya. Jadi dari tempat wudhu ke masjid bisa pakai alas kaki. :)
Menurut saya ini sudah keterlaluan, Pak. Dibutuhkan petugas masjid, atau para jamaah yang mempunyai kesadaran soal ini menegur mereka dengan baik. "Mohon maaf, sandal dilepas di sana ya. Bila sandal itu ada najisnya agar menyebar ke mana-mana, termasuk ke dalam masjid." Sungguh, teguran ini harus dilakukan, meski sudah ada tulisan, sampai kesadaran tercipta bersama.
Ralat: agar tidak menyebar ke mana-mana
Wah semoga nantinya orang-orang lebih peka. Intropeksi juga buat saya.
Kalau Di Batam Rata Rata Tempat Wudhu Terpisah dengan masjid, secara tak langsung memang kita tidak di gamangkan dengan batas suci.
Mereka gak ngerti barangkali :(
Di Medan kotaku, di bbrp mesjid yg aku singgahi alhamdulillah masih tertib..
Disini sebagian masih bisa dijaga Om, sebagian tempat lagi ya hampir sama lah.
Pihak pengelola masjid sebenarnya harus lebih tegas menerapkan aturan ini. Nice Share
Budaya tertibnya tidak tertanam dihati mereka, jadi ga menjaga aturan
wah..wah..kayaknya larangan ini harus ditegaskan lagi om..atau bikin tulisannya gede-gede..biar bisa baca..
Sayang ya, mungkin pada takut sendalnya hilang. Kalau khawatir ya bawa plastik kresek saja :D Dibuat batas suci kan bukan tanpa alasan, karena bagian bawah sepatu/sendal kan kotor dan bisa saja menginjak najis
Hmmm di masjid besar yang ada petugasnya kok masih seperti itu,,,
Kalau di masjid kecil maah biasanya jarang terjadi seperti itu
fenomena BATAS suci yg tak lagi suci ini sptnya banayk terjadi di mesjid pada umumnya. Miris melihatnya, saat sdh jelas2 diberi tanda agar melepakan alas kaki tapi msh saja naruh sandal atau msh dipakai saat di batas suci
# Bang, InsyaAllah Mei saya ke Banjarbaru lagi, bisa kopdar kah?
Asalamualaikum
Pernah lihat orang yg tidak menghargai tulisan batas suci di masjid terbesar Jawa tengah tulisan besar warna merah batas suci tetap dilanggar pakai sendal,aku tegur saja orang tersebut
yang mau sholat bakal ragu tuh, suci apa kagak ya :D
asal sering di pel aja tuh lantainya
Bagi yang shalat bawa kendaraan pribadi mending ditinggal aja dulu.. masuk ke mesjid nyeker aja, disamping aman dan jaga jaga kebersihan, juga ga ribet.. Jadi pengen nyoba jumatan di Al Markaza Al Islami :)