Hariyanto Wijoyo
|
31
komentar
Assalamualaikum friends of blogger globally wherever you are. This time I would like to invite you to visit a tourist destination, which is very different from the usual tourist places visited by tourists. Said to be different, because it is not like a tourist destination frequented generally as beaches, mountains or city tours with a variety of different cultural arts. Tourist destination this time is a bridge named
Bridge Barito.
Assalamualaikum sahabat-sahibit blogger sedunia di manapun kalian berada. Kali ini saya ingin mengajak kalian mengunjungi kawasan wisata yang lain daripada yang lain. Dikatakan lain daripada yang lain, karena tidak seperti tempat destinasi wisata pada umumnya yang biasa dikunjungi seperti wisata pantai, pengunungan atau wisata kota dengan berbagai aneka seni buadayanya. Kawasan wisata kali ini adalah sebuah jembatan yang bernama Jembatan Barito.
Why Barito Bridge categorized as a tourism destination??? Because the Barito Bridge has some uniqueness that is not owned by the bridges that exist in Indonesia. Let us consider together the uniqueness of this bridge. After a distance of about fifteen kilometers from the city of Banjarmasin, a friends of blogger the world will welcome a gate Kawasan Wisata Jembatan Barito, the gate-shaped stone wall with natural rocks profiles in the left and right of the road, at the gate were carved relief sculptures of Bekantan, typical wide-nosed monkeys are native of Borneo.
Kenapa bisa Jembatan Barito dikategorikan sebagai Kawasan Wisata??? Karena ternyata Jembatan Barito memiliki beberapa keunikan yang tidak dimiliki oleh jembatan-jembatan yang ada di Indonesia. Marilah kita meninjau bersama-sama keunikan jembatan ini. Setelah menempuh jarak sekitar limabelas kilometer dari Kota Banjarmasin, sahabat-sahibit blogger se-dunia akan disambut dengan pintu gerbang bertuliskan Kawasan Wisata Jembatan Barito, gerbang ini berbentuk dinding batu dengan profil batuan alam di kiri dan kanan jalan, di mana di gerbang itu juga terpahat relief patung dari Bekantan, yaitu monyet yang berhidung lebar khas asli Kalimantan.
Soon will be visible manifestation of the entire physical
Barito Bridge is dominated by the color yellow, when looked up, it will show a big nameplate is attached close to the height of the steel beam on the bridge reads Barito Bridge. As it is known that the Barito Bridge is a suspension bridge that was built by
Twin suspention system Assymetric Bridge with Double Cable Arrangement,. Located in Banjarmasin, South Kalimantan, was built to connect the Western Edge Barito River and Edge East Barito River, which span the distance between the two edges of the approximately 800-meter.
Tak lama kemudian akan terlihat wujud dari Jembatan Barito yang seluruh fisiknya didominasi dengan warna kuning, bila menengok ke atas, maka akan terlihat sebuah papan nama besar melekat erat pada ketinggian tiang baja di atas jembatan bertuliskan Jembatan Barito. Sebagaimana diketahui bahwasanya Jembatan Barito adalah sebuah jembatan gantung yang dibangun dengan system Twin Suspention Bridge with Double Assymetric Cable Arrangement, atau kalau diterjemahkan kira-kira artinya adalah jembatan gantung dengan kabel ganda asimetris. Terletak di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dibangun untuk menghubungkan Tepian Barat Sungai Barito dan Tepian Timur Sungai Barito yang rentang jarak kedua tepian itu sekitar 800-an meter.
The western edge of the Barito River is the District Anjir Muara, while on the eastern edge lies the District Alalak which is located near the city of Banjarmasin.
Barito Bridge called this because they crossed the bridge over the River Barito, but often also referred to as Bakut Island Bridge, this corresponds to the name of a small island that is under the bridge.
Bakut Island is an empty island is the habitat of the Bekantan, monkey native Borneo typical, however the name is more popular in the public ear is
Barito Bridge.
Adapun di tepian Barat Sungai Barito terletak Kecamatan Anjir Muara, sedangkan di tepian Timur terletak Kecamatan Alalak yang lokasinya dekat kota Banjarmasin. Dinamakan Jembatan Barito kerena jembatan ini melintas di atas Sungai Barito, namun sering juga disebut sebagai Jembatan Pulau Bakut, ini sesuai nama pulau kecil atau delta yang ada di bawah jembatan. Pulau Bakut adalah sebuah pulau kosong yang merupakan habitat dari Bekantan, monyet khas asli Kalimantan Akan tetapi nama yang lebih popular di telingan masyarakat adalah Jembatan Barito.
The bridge is recorded in Indonesian Record Museum (MURI) as the suspension bridge longest Dual Cable Systems in Indonesia, whose location is about 15 ~ 18 km from the city of Banjarmasin, and is about 50 km from Marabahan, Barito Kuala district capital, is the main access road Trans Borneo, which connects the city Banjarmansin in South Kalimantan with Palangkaraya in Central Kalimantan. Barito Bridge one's own work of the nation to be proud of, was built since 1993 and its use was first inaugurated by President Suharto on April 23, 1997, until now Barito Bridge still standing proudly..
Jembatan yang tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Jembatan Gantung Sistem Kabel Ganda terpanjang di Indonesia ini yang lokasinya berjarak sekitar 15~18 km dari Kota Banjarmasin dan berjarak sekitar 50 km dari Marabahan, ibukota Kabupaten Barito Kuala ini merupakan akses utama jalan darat Trans Kalimantan yang menghubungkan antara Kota Banjarmansin di Kalimantan Selatan dengan Palangkaraya di Kalimantan Tengah . Jembatan Barito salah satu karya anak bangsa sendiri yang patut dibanggakan, mulai dibangun sejak tahun 1993 dan diresmikan pertama kali pemakaiannya oleh Presiden Suharto pada tanggal 23 April 1997, hingga sekarang Jembatan Barito masih berdiri tegak dengan gagahnya.
Before the bridge was built, when people were heading to Banjarmasin or to Palangkaraya, always rely on waterway transportation, such as motor boats, or aircraft through the air. Given this Barito Bridge whose construction cost Rp.98 billion, people in both provinces, South Kalimantan and Central Kalimantan have alternative options for transportation, in addition to the river and air transport, also have the option of road transport is cheap and fast and practical and can utilized for the economic development of society, such as transporting agricultural products to be traded.
Sebelum Jembatan Barito dibangun, apabila masyarakat hendak menuju ke Banjarmasin atau ke Palangkaraya senantiasa mengandalkan jalur transportasi sungai seperti boat atau kapal bermotor. Dengan adanya Jembatan Barito ini yang pembangunannya menelan biaya Rp.98 milyar, masyarakat di kedua propinsi yaitu Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah mempunyai pilihan alternatif untuk transpotasi, selain angkutan sungai dan udara, juga memiliki moda angkutan darat yang murah dan cepat serta praktis dan bisa dimanfaatkan untuk pembangunan ekonomi masyarakat, seperti mengangkut hasil bumi untuk diperdagangkan.
Barito Bridge consists of a main bridge is located in the middle of the river, 902 meters in length and a secondary bridge or bridge approach is located on the edge of the river, 180 meters in length. This bridge has an overall length of 1,802 meters with a width of 10.37 meters bridge. Altitude is free for the main bridge of the Barito river water level around 15 ~ 18 meters, so it can be used for traffic passing through the waters of the river below the bridge. Like a boat, fishing boat, barge transporting timber or coal and other mines.
Jembatan Barito terdiri dari jembatan utama yang terletak ditengah sungai, panjangnya 902 meter dan jembatan sekunder atau jembatan pendekat yang letaknya di tepian sungai, panjangnya 180 meter. Secara keseluruhan jembatan ini memiliki panjang 1.802 meter dengan lebar jembatan 10.37 meter. Ketinggian bebas untuk jembatan utamanya dari permukaan air sungai Barito sekitar 15~18 meter, sehingga bisa digunakan untuk lalulintas perairan sungai yang melintas di bawah jembatan ini. Seperti kapal boat, sampan nelayan, kapal tongkang pengangkut kayu atau hasil tambang batu bara dan sebagainya.
Kapal Tongkang Sedang Melintas Di Bawah Jembatan
Barito Bridge Profile
Province: South Kalimantan
Sector: Directorate General of Highways
Start Year End Year : 1993 -1997
Total length: 1082 m
Longest span: 240 m
Width: 10 m
Top Building Type: Dual Suspension Bridge Cable System
Down Building Type: Steel Piles
Sidewalks Left and Right: 1.5 x 1 meter
High pole of Surface Water: 49 meters
Height of Surface Water Under the Bridge: 15 ~ 18 meters
Method of Implementation: Heavy Lifting
Cost: Rp. 98,000,000,000.00
Consultant: Directorate General of Highways
Contractor: PT. Adhi Karya (Persero)
Profile Jembatan Barito
Propinsi : Kalimantan Selatan
Sektor : Direktorat Jenderal Bina Marga
Tahun Mulai hingga selesai : 1993 - 1997
Panjang Total : 1082 m
Bentang Terpanjang : 240 m
Lebar : 10 m
Tipe Bangunan Atas : Jembatan Gantung Sistem Kabel Ganda
Tipe Bangunan Bawah : Tiang Pancang Baja
Trotoar Kiri dan Kanan : 1.5 x 1 meter
Tinggi Tiang dari Permukaan Air : 49 meter
Tinggi Bagian Bawah Jembatan dari Permukaan Air : 15~18 meter
Metode Pelaksanaan : Heavy Lifting
Biaya : Rp. 98.000.000.000,00
Konsultan : Direktorat Jenderal Bina Marga
Kontraktor : PT. Adhi Karya (Persero)
Around the Barito Bridge provided a wide range of tourist facilities, such as the Field for camping, Pier and Boat Motor for fishing hobby. For the hobby of photography, can deliver pleasure to take action to photographing portraits beautiful natural scenery, such as sunrise and sunset atmosphere around the bridge Barito. If lucky then you will see and photograph the Bekantan monkey, on the island of Bakut, I have not been lucky, because it could not see even one herd Bekantan (proboscis) monkey tail, while in the Barito bridge (20102012). You can also take pictures of ships passing under the bridge Barito, such as barges transporting coal.
Disekitar Jembatan Barito tersedia berbagai sarana wisata, seperti Lapangan untuk Camping, Dermaga dan Perahu Motor untuk yang hobby memancing. Bagi yang hobby photography dapat menyalurkan kesenangannya dengan melakukan aksi potret memotret pemandangan alam yang cantik, seperti suasana sunrise dan sunset di sekitar jembatan Barito. Bisa juga bila beruntung maka kalian akan melihat dan memotret kawanan Bekantan di Pulau Bakut, saya belum beruntung, karena tidak bisa melihat kawanan monyet Bekantan walau hanya satu ekor, ketika berada di jembatan barito ini (20102012). Kalian juga bisa memotret kapal-kapal yang melintas di bawah jembatan Barito, seperti kapal tongkang pengangkut batu bara.
Trotoar Jembatan Yang Lebarnya 1,5 meter
The sidewalks are five feet wide on either side of the bridge, is very easy and gives a sense of security for visitors to see the beauty of the Barito River and surrounding areas, but nevertheless should remain cautious, given the traffic passing vehicles on the bridge Barito quite crowded. While enjoying the scenery and take pictures, worldwide friends of blogger can order a cup of hot coffee or hot tea and corn on the cob, which is sold by the seller, which is along the Barito Bridge.
Trotoar selebar satu setengah meter terdapat di kedua sisi jembatan, ini sangat memudahkan dan memberikan rasa aman bagi pengunjung untuk melihat keindahan Sungai Barito dan sekitarnya, namun bagaimanapun juga sebaiknya tetap berhati-hati, mengingat lalu lintas kendaraan yang lalu lalang di Jembatan Barito cukup ramai. Sambil menikmati pemandangan dan berpotret ria, sahabat-sahibit blogger sedunia bisa memesan secangkir kopi panas atau tea hangat serta jagung rebus yang dijajakan oleh pedagang asongan yang menjajakan dagangannya di sepanjang Jembatan Barito.
Tabe' salama' ki'.
Keep Happy Blogging Always, mari' ki' di', salam :-)
Category
:
Banjarmasin
,
INDONESIA RAYA
,
Jembatan
,
Kalimantan Selatan
,
My Life
,
tour and travelling
,
Traveler Blogger
,
Wisata Jembatan
jembatannya lumayan besar juga ya pak
kalah jeli nih sama pak hariyanto
aku kalo lewat lewat aja ga kepikiran itu tempat wisata
*kalo ke banjar mikirin soto doang, pak :D
wahhhh.....saya baru tau ada jembatan Barito, do'akan saya bisa kesana Pak! :-)
Kok gak sekalian sewa perahu motor buat mancing mas, khan bisa lebih asyik ...
saya pernah melewati jembatan tersebut dua kali....
tapi gak sempat foto2 siiih....
waahh..jadi pengen ngopi di sana :v
yuuk sekalian kopdar
*kapan ya pak
Belum pernah ke Kalimantan saya ... pingin juga suatu saat bisa ke sana
jadi pengen kesana dan take a picture :)
Semoga kapan-kapan bisa kesana :D
keren dah
Biayanya banyak juga ya pak nol nya rombongan..pantesan saja karena jembatannya juga gantungan sih
wah biayanya banyak juga ya, Rp.98 milyar, tapi semoga bisa awet
Wah lama tidak mampir disini sempat kaget karena blognya berbahasa Inggris (ternyata ada Bahasa Indonesianya juga)
Panjangnya 800 meter, sungainya besar juga yah...
belum sempet kesana.. wkwkw
Waaah...., kalo ini memang layak dicatat di MURI Pak.
Di dekat situlah teman kuliah saya di IAIN Jogja.
Semoga suatu saat saya bisa ke sana.
wow
saya pernah lewat jembatan barito itu, tapi saya belum sempat berpoto ria hehe
jadi Jembatan ini yang terkenal itu ya, baru denger namanya doang, baru sekarang liat gambarnya dari dekat...gagah banget ya jembatannya.
tapi ke'nya trotoarnya kegedean, sementara luas jalannya pas pas an ya...untuk ukuran diJawa mah, ke'nya bakal diservis lagi untuk melebarkan jalannya dan ngecilin trotoarnya....apalagi kalau dijakarta mah...pasti
#ngajuin proposal untuk ikutan tender ah.
Wa'alaikum salaam wr.wb, mas Hariyanto.... Jarang mendengar jembatan menjadi tempat wisata. Jembatan Barito ternyata mempunyai keistimewaan tersendiri yang menjadi daya tarik kepada sesiapa yang belum ke sana. Bekantan juga ada di Sarawak dan Sabah. Di sini namanya adalah Monyet Belanda. Salam hormat takzim dari Sarikei, Sarawak. SITI FATIMAH AHMAD.
beda daripada yang lain emang ya kang tempat wisatanya.. sayang di daerah ane kagak ada jembatan , wisatanya kebanyakan kalo laut itu deh.. nice share :)
keren ya kang sampek masuk ke MURI.. kalo kesana sambil bawa tikar terus rujakan boleh kagak ? :D
WOW, the yellow color is looks like my room. Sometimes when I go there, it reminds me like in home. In my room. I like yellow so much, and red too. It shines the world with spirit of life. :D
Kenapa yg komen pakai bahasa inggris cuma aku doang sih? Haduduh..
kunjungan pertama gan, salam kenal, pokoknya mantap dan lengkap tentang jembatan barito, kapan2 klo da liburan tak mampir ke sana, semoga sukses selalu
seru ya kayanya
Pengen ke sana belum kesampaian nih....... melihat postingan ini malah jadi penasaran. he,, he, he,,,
Salam
Wah keren nih mas har, selain bermanfaat untuk transportasi, juga bermanfaat untuk wisata di sore hari oleh penduduk sekitar ya mas... Hehehehe
Wah keren nih mas har, selain bermanfaat untuk transportasi, juga bermanfaat untuk wisata di sore hari oleh penduduk sekitar ya mas... Hehehehe
nongkrong sore enak tu, sambil menikmati pemadanan matahari tengelam,
Jembatannya apik
Andaikan aku lewat pasti melirik
Karena heran sebab unik
Butuh dana yang wow ni ye mbangun jembatan semegah ini