Hariyanto Wijoyo
|
11
komentar
Sejak akhir tahun 2014 lalu hingga akhir tahun 2015, saya menetap di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, dan tak pernah sekalipun dalam periode itu saya balik ke Makassar. Selama itu pula printer Epson L300-ku yang berada di Makassar tak pernah kugunakan, alias menganggur terlalu lama. Dan akibatnya ternyata sangat fatal !!!
Sahabat-sahibit blogger se-dunia, pada tanggal 31 Desember 2015, saya berangkat kembali ke Makassar, untuk melanjutkan urusan mencari sesuap nasi dan sepiring berlian yang sempat tertunda semenjak saya ke Kalimantan. Oleh karena itu tentunya saya membutuhkan printer Epson L300 untuk mencetak beberapa report mengenai pekerjaanku, membuat penawaran, mencetak brosur dan sebagainya.
Akan tetapi ternyata, printer-ku itu tidak berfungsi dengan baik saat kugunakan, warna hitamnya memang keluar, namun warna merah, kuning dan birunya tidak keluar dengan baik. Meskipun saya me-maintenance dengan melakukan aksi “head cleaning” beberapa kali, namun tetap saja warna merah kuning biru-nya tak tercetak dengan baik.
Akhirnya kuputuskan untuk membawa ke Makassar Print (16012016), yang merupakan Epson Service Centre resmi. Makassar Print ini terletak di Makassar Trade Centre Karebosi kota Makassar, yang biasa disingkat MTC Karebosi. Sesampainya di sana, langsung diperiksa dan dibongkar dan ditelanjangi oleh tehnisi Makassar Print.
Printerku lagi diobok-obok oleh tehnisi Makassar Print (printerku ditelanjangi - insert)
Yang pertama kali ditemukan bermasalah adalah “Part Pengisap” yang dudukannya tidak bagus karena patah, serta ada bagiannya yang tersumbat dan buntu, dan itu harus diganti dengan yang baru. Sesudah “part pengisap” diganti, tinta Merah, Kuning dan Biru serta Hitam memang akhirnya keluar, namun “Nozzle” nya tidak mengeluarkan tinta dengan rata saat men-cetak.
Setelah dilakukan “Head Cleaning” beberapa kali dan dilakukan pengecekan secara seksama, akhirnya disimpulkan bahwa “Head Printer Epson L300"-ku ternyata yang error, dan saran tehnisi Makassar Print sebaiknya diganti. Memang “head” nya masih bisa dipakai, namun kalau mencetak harus pakai mode “High Quality” bila ingin cetakan terlihat bagus. Akan tetapi mereka tidak bisa menjamin sampai kapan “head” tersebut bisa dipakai dan tahan berapa lama.
Dan saat mereka perlihatkan hasil cetak dengan mode “high quality” sudah terlihat warnanya agak buram, kasar dan bergaris serta kotor. High quality saja begitu print-outnya, apalagi kalau standar dan draft quality. Hal itulah yang menyebabkan sehingga saya mengambil keputusan, mau tidak mau harus mengganti “Head” printer Espon L300 dengan yang baru. Sebagaimana sahabat-sahibit blogger sedunia ketahui, bahwa “head” itulah jantung dari printer, karena tanpa “head” maka printer tak bakalan bisa mencetak.
Ini "part Pengisap" (kiri) dan "Head" (kanan) Yang Harus Diganti
Printer Epson L300-ku Yang Sudah Normal Kembali
Akhirnya setelah “part pengisap’ dan “head” diganti dengan yang baru, Alhamdulillah Printer L300-ku pun berfungsi normal kembali. Dan untuk semua itu saya harus menebus struk tagihan sebesar 900 ribu rupiah, dengan rincian "part pengisap 150 ribu" dan "head 750 ribu". Aku-pun penasaran ingin tahu apa penyebab dari semua itu, lalu hal itu-pun kutanyakan kepada tehnisi yang memperbaiki printer-ku.
Ternyata tidak menggunakan printer dalam jangka waktu yang cukup lama bisa menyebabkan kebuntuan pada “part pengisap” dan kerusakan pada “head printer”. Jangankan setahun tak terpakai, dalam satu atau dua bulan saja tidak memakai printer, bisa mengakibatkan kerusakan yang fatal, dan itu membutuhkan biaya yang cukup besar bagiku untuk memperbaikinya. Pada intinya
akibatnya sangat fatal bila printer kalian menganggur terlalu lama.
Sebagai solusinya, bila printer tidak terpakai dalam jangka waktu yang lama, setidaknya harus bisa dilakukan pemanasan minimal tiga kali dalam seminggu, yaitu dengan cara mencolok kabel-nya ke stop kontak lalu menyalakannya. Biarkan beberapa menit, sekira 15 menit hingga 30 menit, lalu printer dimatikan kembali, dan kabelnya harus dilepas dari stop kontak.
Alamakkkk, ternyata keteledoran-ku berakibat fatal, namun apalah daya, akhirnya kubayar juga karena saya sangat membutuhkan printer itu untuk meng-print laporanku. Lagipula, untuk membeli yang baru, danaku tidak mencukupi, karena harganya sekarang sudah dua jutaan :-(
Tabe, salama’ ki’
Keep Happy Blogging Always, Mari Ki’ Di’ :-)
Category
:
Celebes
,
Makassar
,
My Life
,
Sulawesi Selatan
,
Teknologi Informatika
,
TIPS DAN TRIK
Sama nasibnya dg printerku, pak. Epson jg, tp lupa tipenya. Lama ga dipakai, ga keluar warnanya. Trus diservis, sama aja. Skrg malah ga kepake
Hhhmmm... Berarti printerku bakalan mengalami nasib yang sama. Udah lebih 6 bulan gak di pake sejak catridge warnanya rusak.
Kasihan ya printernya
Jika diistirahatkan lama
Dan akibatnya sakit menderita
Tapi jika bisa diservis dia kembali berwarna.....
Waduuh.. Printerku udah lama gak dipake niih.. Tfs pak.
Wah, printerku juga sudah lama gak dipakai, harus dicek nih. Mudah-mudahan gak macet :)
da lama printerku gak di pakai.. masih bisa kah di pakai
Assalaamu'alaikum wr.wb mas Hariyanto.... begitu rupanya berlaku jika printer lama tidak di pakai. Printer saya epson juga dan sudah lebih satu tahun tidak dipakai. Saya harus memeriksanya dulu untuk memastikan kedudukannya. Mudahan masih bisa diguna untuk print. Terima kasih mas kerana pengalaman tersebut memberi kesedaran kepada kita. Salam takzim dari Sarikei, Sarawak.
suami saya selalu berpesan kalau minimal sehari ada selembar yang diprint. Karena kalau dibiarkan menganggur terlalu lama bisa rusak
Pas mau dipakai printer suka ngadat, akhirnya malah beli lagi dan terjadi sampai tiga kali. Sering terlupa mesti nyetak selembar tiap hari, jadi boros deh.
Bener sekali pak, saya juga pernah merasakan tinta printer yang menyumbat selang printer ini, makanya saya kalau lihat teman ada printer yag jarang di pakai saya suruh ngeprint barang 2 kali seminggu satu lembar begitu kek.
Artikel yang bermanfaat bagi yang tidak tau ya pak.