Hari Penentuan Masa Depan Sulawesi Selatan

Assalamualaikum sahabat-sahibit blogger sedunia.
Jarum jam di kamarku menunjukkan pukul 06.00 pagi, dan mendung menghiasi langit pagi Kota Makassar namun saya tetap harus meninggalkan rumah demi melaksanakan tugas pengabdian kepada bangsa dan negara yang hanya terjadi sekali dalam lima tahun namun sangat menentukan bagi masa depan Provinsi Sulawesi Selatan. Perlahan saya arahkan motorku menuju Madrasah Ibtidaiyah Nasrul Haq, yang lokasinya berada di Jalan Sungai Walanae No. 48 Makassar, persis di samping Masjid Miftahul Khayr.

Hari ini 22 januari 2013, saya mendapat amanah untuk memimpin Kelompok Panitia Pemungutan Suara di TPS 08 Kelurahan Maricaya Baru, Kecamatan Makassar Kota Makassar, dalam rangka Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan periode 2013-2018. Kami semua berjumlah delapan orang dalam satu TPS, atau Tempat Pemungutan Suara, yang terdiri dari Fathul Mubin, Yudis Astutik, Rohana Mega Safitri, Andi Taufik, Effendi, Imelda Herman HN dan saya sendiri yang bertindak sebagai ketua TPS 08.

Di lokasi Madrasah Ibtidaiyah Nasrul Haq, tersedia tiga TPS sesuai dengan jumlah ruangan kelas yang tersedia. Masing-masing TPS, yakni TPS 08, TPS 09 dan TPS 11 menggunakan ruang kelas yang telah di rubah susunan meja dan kursinya menjadi Ruangan TPS sesuai arahan dari Buku Panduan yang diberikan oleh Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Selatan. Dan untuk TPS 08, jumlah pemilih yang tercatat akan menggunakan hak pilih-nya di TPS 08 berjumlah 491 orang pemilih.

Saksi-saksi dari ketiga calon gubernur pun telah hadir semua, ada saudari St. Aisyah, saksi dari pasangan Ilham Arief Sirajuddin dan Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar, kemudian ada Syofian.F ,saksi dari pasangan Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin Nu’mang, serta Rahman Dg Nuntung, saksi dari pasangan Andi Rudiyanto Asapa dan Andi Nawir Juga ada hadir pemantau dan pengawas Pemilihan Gubernur Sul-Sel dari LSM ataupun tim independent, salah satunya adalah Sapri dari Forum Informasi dan Komunikasi Organisasi Non Pemerintah Sulawesi Selatan.

Saksi-saksi dan Pemantau

Lokasi TPS 08 Kelurahan Maricaya Baru

sebahagian anggota KPPS 08 - Yudis, Mega, Imelda dan saya

Berdasarkan Buku Panduan, setelah ada pemilih yang hadir meskipun hanya satu orang maka Rapat Pemungutan Suara dapat dimulai, dan karena telah hadir satu orang pemilih,maka saya-pun mengetuk meja tiga kali sebagai tanda Rapat Pemungutan Suara telah di mulai.  Setelah mengambil sumpah para anggota TPS 08, kami-pun membuka kotak suara yang masih tersegel, kemudian memperlihatkan kepada semua yang hadir lalu mengeluarkan seluruh isinya, untuk  dihitung serta mencatatnya pada formulir yang telah disediakan. Kemudian mengunci kembali kotak suara yang telah kosong tersebut.

Hujan turun dengan deras membasahi bumi Makassar, seakan-akan ingin mendinginkan suasana tegang yang hadir menyelimuti selama beberapa hari masa kampanye yang di lakukan oleh para kandidat calon gubernur Sulawesi Selatan 2013 – 2018. Namun hujan yang deras itu ternyata tidak menghalangi bagi masyarakat yang memang berniat menggunakan hak pilihnya sebagai aspirasi-nya terhadap kandidat yang menjadi pilihannya, demi masa depan Sulawesi Selatan lima tahun ke depan.

Masing-masing anggota TPS 08 bertindak sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya. Ibu Yudis Astutik bertugas menerima para pemilih yang akan menyalurkan suaranya, Rohana Mega Safitri mencocokan undangan pemilih dengan DPT yang ada , dibantu oleh Imelda Herman, HN. Fathul Mubin, bertugas di sekitar bilik suara, dan sekali-sekali membantu bagian pendataan. Kemudian Andi Taufik bertugas menjaga kotak suara dan membantu pemilih yang telah selesai menusuk di bilik suara untuk memasukkan kertas suaranya ke dalam kotak suara yang tersedia. Lalu ada Effendi yang melayani pemilih untuk mencelupkan jari kelingking-nya ke dalam tinta sebagai bukti bahwa dia telah ikut memilih. Dan saya sendiri bertugas menandatangani surat suara kemudian memberikan kepada para pemilih yang telah di crosscheck namanya pada DPT yang tersedia.

Satu-satu persatu masyarakat berdatangan untuk menyalurkan suaranya. Ada yang datang sendirian, ada juga yang datang dengan keluarganya, bahkan ada yang membawa anak atau keponakannya. Ternyata ada juga beberapa pemilih yang tidak mengetahui di TPS berapa dia harus mencoblos, karena sempat nyasar ke TPS 08. Padahal TPS tempat mereka seharusnya berada, ada di samping TPS 08. Demikian juga ada pemilih yang tak bisa membedakan Kelurahan Maricaya Baru dengan Kelurahan Maricaya, sehingga tetap nekat mau mencoblos di TPS kami, namun setelah diberikan penjelasan serta alamat TPS yang berada di Kelurahan Maricaya, barulah mereka menuju ke TPS yang sebenarnya. Ada juga masyarakat yang mau ikutan memilih, namun namanya tidak tercantum dalam DPT, jadi terpaksa kami tak bisa memberikan kesempatan untuk memilih. Dalam kesibukan melayani masyarakat untuk menyalurkan suaranya, kami sempat di foto kiri kanan oleh Dg. Bani, staff Kelurahan Maricaya Baru yang merangkap sebagai Wartawan Foto Keliling dan Panwaslu.

Andi Taufik - Penjaga Kotak Suara

Salah Seorang Warga Sedang Menggunakan Hak Pilihnya

Dg Bani Wartawan Dadakan dari Panwaslu

Warga Sedang Menunggu Untuk Menggunakan Hak Pilihnya

Warga Sedang Menunggu Untuk Menggunakan Hak Pilihnya
[Willy, Alam Chandra, Triyanti, Krisna dan Tari]

Tak terasa waktu bergulir dengan cepatnya, dan jarum jam pun menunjukkan pukul 13.00 WITA, saatnya Rapat Pemungutan Suara Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan di tutup, dan waktu untuk menghitung jumlah suara yang masuk-pun di mulai. Perlahan kotak suara kami buka kembali dan mengeluarkan suara suara yang telah dicoblos ke atas meja untuk menghitung keseluruhan jumlahnya. Ternyata jumlah surat suara yang ada dalam kotak suara hanya mencapai 232 lembar surat suara, ini berarti 259 orang lainnya tidak menggunakan hak pilihnya. Tidak sampai 50% yang berpartisipasi dalam Pemilihan Gubernur kali ini.

Suara Fathul Mubin Menggelegar Seperti Ledakan Bom
Setelah menghitungnya, maka satu persatu surat suara itu-pun di buka untuk melihat nomor urut berapa yang di coblos, dan apakah surat suaranya sah atau tidak. Maka mulai-lah ramai suasana-nya, karena masyarakat pada berkumpul untuk mengetahui siapakah yang mendapatkan suara terbanyak dari ke tiga kandidat calon gubernur yang ada. Belum lagi saat menyebut nomor urut-nya, suara Fathul Mubin saat menyebutkan nomor urut yang tercoblos menggelegar bagaikan ledakan bom, sehingga saya yang membuka lembaran surat suara dan berdiri persis di samping Fathul Mubin merasakan gendang telinga-ku seolah-olah digempur oleh pertempuran antara penyebutan nomor urut satu, dua dan tiga. Heran juga saya, Fathul itu orangnya kecil dan tubuhnya atletis, mantan atlet senam, tingginya pun sebahuku, namun tak dinyana ternyata dia memiliki suara yang sangat keras. Masyarakat-pun antusias bertepuk tangan saat nomor urut jagoannya disebutkan, hingga akhirnya semua lembar surat suara selesai dibuka dan dlihat coblosannya serta disebutkan nomor urutnya.

Alhasil, nomor urut 1 memperoleh 115 suara, nomor urut 2 memperoleh 101 suara, dan nomor urut 3 memperoleh 15 suara, serta satu suara di anggap tidak sah, karena mencoblos lebih dari satu nomor urut yang ada di lembar kertas surat suara.

Akhirnya sekitar pukul 14.30 berakhir sudah pemungutan suara pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan ini, Masyarakat Sulawesi Selatan telah memilih untuk menentukan masa depan Sulawesi Selatan lima tahun ke depan. Apakah akan lebih baik atau sebaliknya, hanya waktu yang bisa menjawabnya. Namun dengan demikian, semuanya harus bisa bersikap legowo, karena harus bisa menerima siapapun yang bakal jadi pemenang, karena dialah yang akan memimpin Provinsi Sulawesi Selatan hingga lima tahun ke depan , dalam periode 2013-2018. Yang penting kedamaian dan ketentraman harus senantiasa terjaga di bumi Sulawesi Selatan ini…..salam.

Menghitung Lembar Surat Suara Yang Terpakai

Membacakan Coblosan Nomor Urut Dengan Suara Menggelegar

Suasana Masyarakat Saat Melihat Hasil Perolehan Suara

Hasil Akhir Perolehan Suara di TPS 08 Kel Maricaya Baru

Inilah Ketiga Pasangan Calon Gubernur Sulawesi Selatan 2013-2018

semuanya harus bisa bersikap legowo, karena harus bisa menerima siapapun yang bakal jadi pemenang dan akan memimpin Provinsi Sulawesi Selatan hingga lima tahun ke depan , dalam periode 2013-2018.
Yang penting kedamaian dan ketentraman harus senantiasa terjaga di bumi Sulawesi Selatan ini.