Hariyanto Wijoyo
|
21
komentar
Mendirikan Sholat sembari diiringi suara gemericik air yang mengalir, hmm membayangkannya tempat itu saja sudah menyenangkan, apalagi bila bisa mengunjungi keberadaannya. Yups itu adalah isi artikelku kali ini, yang merupakan lanjutan kisah perjalanan-ku sebagai
traveling blogger abal-abalan di Yogyakarta (Maret2015). Kalau kalian penasaran dengan tempat itu, apalagi saya :-)
Setelah melakukan wisata religi ke
Masjid Agung Syuhada Yogyakarta, pagi ini (Senin 09032015) saya sudah janjian dengan seorang blogger Yogya yang super ramah bernama
Pak Akhmad Muhaimin Azzet. Beliau yang lebih akrab dipanggil dengan nama
Pak Azzet, akan menemani saya berkeliling ke tempat-tempat unik nan cantik namun tersembunyi yang ada di Yogyakarta, tentunya selama saya ada waktu dan masih berada di Yogyakarta.
Usai mengantar istri-ku “Wieka Wintari” ke kantor pajak untuk mengikuti ujian, saya kembali ke rumah yang terletak di belakang kampus Instiper di Maguwoharjo. Setelah memarkir rapi si roda dua “Byson”, tak lama kemudian muncullah Pak Azzet. Singkat kata singkat cerita kami berdua-pun berangkat dengan berboncengan mengendarai motor mencoba menyusuri ragam keunikan Yogyakarta yang belum tereksploitasi oleh para wisatawan local maupun asing.
Yang jadi sasaran destinasi traveling blogger kami pertama kali adalah melakukan
“Wisata Religi” ke sebuah masjid bernama
Masjid Baiturrahim, Sopalan Sabo Yogyakarta, yang lokasinya kalau di foto mirip dengan
Masjid Taj Mahal di India. Masjid ini megah, asri dan teduh karena konon kabarnya terletak di samping aliran irigasi, di mana suara airnya selalu hadir menemani saat jamaah sedang melaksanakan ibadah. Demikian juga ketika saya dan pak Azzet singgah di masjid itu untuk melaksanakan
Sholat Dhuha.
Bayangan Masjid di air Yang Mirip Masjid Taj Mahal
Masjid Jami’ Baiturrahim, Sopalan Sabo demikian nama masjid yang tertera di dinding depan masjid. Masjid ini terletak di depan kantor Dinas Pekerjaan Umum, Sopalan Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dari kejauhan sudah terlihat betapa anggun dan megah arsitektur masjid ini. Kubah utamanya terbuat dari tembaga dengan ornament bintang, bentuknya hampir mirip dengan bentuk kubah bawang
Masjid Agung Syuhada Yogyakarta. Mungkin perancangnya terpengaruh juga dengan arsitektur dari Persia dan India. Demikian juga kubah pada menara, juga terbuat dari tembaga.
Yang unik, meskipun masjid ini memiliki kubah, namun atapnya didesain menyerupai atap “Joglo” yaitu atap yang kebanyakan digunakan pada rumah-rumah di Yogya. Jadi kesannya adalah perpaduan antara arsitektur Timur Tengah, Persia dan India serta Indonesia.
Motor yang kami kendarai meluncur menuju “basement” masjid yang difungsikan sebagai tempat parkir untuk kendaraan roda dua. Dari tempat parkir inilah saya akhirnya bisa membuktikan tentang kebenaran berita bahwa masjid ini letaknya persis di samping aliran irigasi. Setelah berwudhu di tempat wudhu yang terletak di dekat saluran irigasi, kami naik menuju ruang utama masjid melalui anak tangga.
Saluran Irigasi Yang Terletak Di Samping Masjid
Di selasar terlihat jejeran tiang beton berwarna putih kombinasi hitam yang berdesain arsitektur bergaya Timur Tengah, pada setiap tiang terdapat satu lampu gantung sekoci kecil yang terbuat dari tembaga, menjadikan kesannya serasa melintasi istana raja-raja seribu satu malam ketika melewatinya. Sebuah pintu besar setinggi sekira 3 meteran akan kita lintasi saat hendak masuk ke ruang utama masjid. Pintu kayu yang berhias ornament berbahan tembaga ini seakan menanti kedatangan para jamaah yang akan menunaikan ibadah di masjid ini.
Dalam ruang utama masjid terpancar kemegahan yang benar-benar menakjubkan, Masya Allah, betapa tidak, lantainya berbahan marmer, sebuah lampu gantung terbuat dari tembaga terlihat menghiasi langit-langitnya. Setiap jendela masjid juga dihiasi dengan ornament terbuat dari tembaga. Antara jendela dengan jendela terpajang kotak kecil berhiasakan ornament yang juga terbuat dari tembaga. Bahkan hiasan kaligrafinya juga terbuat dari tembaga.
Sebagai pemisah untuk jamaah wanita, ada hijab yang terbuat dari plastik mika dan besi stainless. Dan yang menakjubkan terlihat pada dinding mihrab-nya, selain terbuat dari marmer, sebahagian besar dilapisi dengan tembaga, mulai dari bawah hingga ke atas mencapai plafond. Melihat ini saya hanya bisa menduga-duga, kira-kira berapa besaran dana yang dibutuhkan untuk membangun masjid semegah ini.
Selasar Masjid Yang Berkesan Lakasana Istana Raja-Raja Seribu Satu Malam
Pintu Masjid Yang Besar dan Mewah
Suasana Dalam Ruang Utama Masjid Yang Mewah dan Anggun
Soal kebersihan, jangan ditanyakan lagi, karena saya melihat setidaknya ada dua orang petugas "cleaning service" yang selalu “stand by” di masjid ini. Pantesan saja masjid ini senantiasa terlihat terjaga kebersihannya. Bicara soal kebersihan, tentunya boleh bicara terkait dengan tempat wudhu dan toilet.
Toilet masjid letaknya terpisah dengan tempat wudhu, di mana toilet letaknya di basement dan tempat wudhu di lantai satu. Ada tangga yang menghubungkan ke dua tempat itu. Tempat wudhunya masjid ini sebenarnya ada dua, satu di basement di samping aliran irigasi yang terlihat alamiah, dan satunya lagi di lantai satu yang terlihat bersih dan mewah, serta terpisah untuk wanita dan pria. Dindingnya berhiaskan batu “roster” bermotif Timur Tengah.
Tempat Wudhu Yang Kebersihannya Cetar Membahana
Itulah sekilas mengenai
Masjid Baiturrahim, Sopalan Sabo Yogyakarta, yang sempat saya ber-wisata religi sebanyak dua kali, pertama dengan Pak Azeet, yang kedua dengan istriku di hari berikutnya untuk sholat Dhuhur. Tak banyak informasi yang bisa saya peroleh untuk melengkapi artikel ini, terutama mengenai riwayat sejarah pembangunannya. Namun saat beribadah di masjid ini, apakah itu sedang sholat, itikaf atau hanya duduk mampir beristirahat, terasa benar suasana yang tentram dan sejuk serta adem ayem, seiring suara air yang mengalir laksana musik pengantar jalan ke surgawi.
Usai menunaikan sholat Dhuha, rasanya diri ini tak ingin meninggalkan masjid ini , namun waktu yang bergulir tanpa terasa, dan masih banyak tempat yang harus dikunjungi memaksa kami dengan terpaksa harus melangkahkan kaki meninggalkan Masjid Baiturrahim ini. Namun sebelum beranjak pergi, sayang rasanya bila saya dan Pak Azzet tak memanfaatkan moment langka ini untuk berselfie ria.
Akhirul kata, jadilah kami berfoto selfie bersama, sebelum melanjutkan perjalanan selanjutnya sebagai Traveling Blogger, yang tentunya akan saya jadikan artikel pada postingan berikutnya. Semoga bermanfaat, see u next article :-)
Saya dan Pak Azzet di Depan Masjid Baiturrahim
Tabe’ salama; ki’
Keep Happy Blogging Always, Mari ki’ di’ :-)
Category
:
INDONESIA RAYA
,
Kopi Darat
,
Masjid
,
Masjid Baiturrahim
,
My Life
,
Traveler Blogger
,
wisata religi
,
Yogyakarta
Asri dan megah masjidnya
Saya malah pengin sholat di masjid Syuhada yang saya kenal saat masih SD
Terima kasih infonya Mas
Salam hangat dari Jombang
Wah subhanallah masjidnya sangat megah :) ingin saya solat di sana..
Subhanallah,, luar biasa sudah berbagi info tentang masjid yg ada di jogya...
salam
inilah asyiknya ngeblog. selan ketemu ma blogger lain, juga diajak berkunjung ke tempat indah kayak masjid ini. saya belum pernah ke sana. sungguh megah pintunya.
terima kasih atas infonya...
subhanallah.. indah dan megah ya masjidnya.. apalagi yang deket saluran irigasi itu.. duh.. seger banget kelihatannya kalau wudhu di situ..
terima kasih telah berbagi info yang menarik ini, Pak :)
Wah, keren sekali masjidnya. Jadi punya keinginan buat pergi mengunjungi juga sholat disana. Merasakan keanggunan dan kedamaian irigasi yang ikut mengalir disampingnya. Wah...
lagi ada di Yogyakarta mang, sampe kapan kiranya berada ditanah jawa?..rasa kangenku pengen ketemu jadi makin tebel nih
hem jadi pengen kesana nih melihat langsung keindahan masjid ini mas.
senengnya nih bisa wisata religi dan juga kopdar dengan sesama blogger
luar biasa masjidnya, apa bangunannya masih baru ya mas
Masjid Syuhada selalu jadi daya tarik tersendiri. Beberapa kali saat saya bersepeda berhenti dan sholat magrib di sini :-)
ENaknya ngeblog ya pak, mau kekota mana bisa ketemu dengan blogger yang bisa ngajak ke tempat2 yang bagus. GImana hasil ujian istrinya pak ?
Alhamdulillaah..., semoga suatu saat dapat ke Jogja lagi ya, Pak. Selain Masjid Jami' Baiturrahim Sopalan Sabo ini, semoga kita nanti dapat mengunjungi masjid lainnya yang bersejarah. Hmm... foto-foto Pak Hariyanto bagus-bagus :)
Menyebrang pulau untuk Wisata religi ke jogja bersama blogger.... bagus banget tuh mas... melihat suasana masjidnya megah sekali,
ke jogja kenapa ga bilang bilang. padahal tanggal tanggal segitu aku lagi cuti loh
gara gara jarang ngeblog nih jadi kurang apdet jadwal traveling temen temen
heheh maaf
Assalaamu'alaikum wr.wb, mas Hariyanto.... alhamdulillah, wisata masjid memang mengasyikkan di samping bisa menunaikan solat sunat tahiyyatul masjid sebagai meraikannya. Sangat indah sekali apabila ada lanskap air di masjid ya. Itu menambah keharmonian dan kedamaian. Lagi beruntung apabial dipertemukan Allah dengan mas Amazzet dalam kopdar yang diberkati Allah SWT. Salam hormat dari Sarikei, Sarawak.
Keren jalan-jalan ke masjid Baiturrahim Sopalan Sabo Yogyakarta sambil kopdar ketemu blogger Yogyakarta yang negtop Kang. he, he, he,,
Masjidnya unik ya, Bang.. Banyak lengkungannya.. :D
bang...saya tiba-tiba kok pengen di peluk sama abang ya...kenapa, coba?
Sampai sekarang saya belum pernah main ke Yogyakarta mas. Sepertinya indah banget mas mesjid Baiturrahamnnya.
Mesjidnya keren, itu sungai kecil dipinggir masjid membuat suasana menjadi adem. serunya bisa Wisata Masjid plus sekalian Kopdar #IndahnyaMenjadiBlogger :)
Subhanallah mesjid yang meneduhkan sekali, rasanya ingin mencoba shalat disana, apa yang membedakannya setelah shalat disana.
Makasih pak, udah berbagi sentuhan rohaninya.